Share

Bab 12A

Tiga hari setelah kejadian itu, pagi-pagi sekali sebuah kabar mengejutkanku.

Nina, adik Mas Damar yang beberapa waktu lalu jatuh terseret motor, telah berpulang setelah melewati masa kritisnya.

Rasa ragu menderaku. Haruskah datang ke sana, sementara aku tak lagi memiliki ikatan dengan keluarga itu?

"Jangan pernah ganggu lagi keluarga calon suamiku, kalau kau tak mau disebut pelakor!"

Aku menghela napas. Ancaman Lila sore itu kembali terngiang-ngiang. Aku tak mengerti kenapa ia memperingatkan aku sedemikian rupa, sedangkan aku tak lagi memiliki minat sama sekali dengan pria itu.

Namanya telah kuhempaskan jauh-jauh, meski sesekali kenangan saat bersamanya masih suka muncul tanpa permisi. Aku tak berminat memungut mantan yang telah kubuang. Lagi pula, rasa sakit yang ia tinggalkan masih tersisa.

Aku menggelengkan kepala. Mungkin sebaiknya memang tak usah datang, cukup mendo'akan dari rumah. Tapi, suara Bu Siska--ibu Mas Damar--ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status