Share

Tiga Puluh Empat

Aku takjub mendengar Baskoro meminjam sejumlah uang begitu besar untuk biaya pernikahannya. Tak habis pikir dengan permintaan mantan ibu mertuaku. 

Pernikahan mewah, begitu yang Baskoro ceritakan padaku. Aku hanya tertawa mendengarnya. Bahkan, dia memuji kecantikan sang istri. Lagi, aku tercengang saat Baskoro bercerita tentang pembudgetan yang luar biasa. 

Kembali aku teringat perbincangan dengannya saat dia menunggu Pak Erlan selesai meeting.

"Kamu kenapa tertawa begitu?" tanya Baskoro padaku.

"Istrimu kuat di kasih jatah segitu? Jadi laki jangan perhitungan. Nanti Rena kabur, baru nyesel." Aku sengaja menggodanya, sebagai perempuan pun aku menolak jika diberi jatah seperti itu.

"Ah, nggak mungkin, Wid. Dia pasti tahan dan kuat. Dia juga bekerja, pasti bisa buat tambahan. Dia sendiri yang mau acara mewah." Pembelaan Baskoro mengingatkan aku pada Mas Reno. Pria memang selalu benar dan tidak mau disalahkan.

Ternyata kasihan, ingin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status