Share

Bab 48

Sebenarnya, perasaan ini masih sama, seperti dulu saat awal aku mengaguminya, aku merasa kalau ia terlalu tinggi untuk kuraih. Kulihat lagi nama dan nomer ponselnya, hendak menghubungi, tapi ragu. Akhirnya kuletakkan lagi, seperti halnya kemarin.

Lelah mulai menyapa. Kuputuskan ikut berbaring di samping Ibu, setelah mengadu pada Sang Pencipta Jagat Raya.

Keesokan harinya, secara tiba-tiba, ia yang semalam menjadi bahan pembicaraan ibu dan aku, muncul di depan pintu, dengan banyak oleh-oleh, dan dengan senyum khasnya, tanpa berkabar lebih dulu.

Memang uniklah Kak Dirga ini. Suka pergi dan datang tiba-tiba. Membuat hati berdebar-debar, sebab mendapatkan banyak kejutan.

"Alhamdulillah, anak lelaki ibu sudah pulang," sambut ibu dengan semangatnya.

"Yah, ini lho, anaknya sudah pulang," ujar ibu, memanggil ayah yang masih bersandar di teras belakang.

Ya, Allah, sebahagia itu ibuku menyambut kedatangan Kak Dirga. Beliau bahkan tak segan menyebut sebagai anak le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status