GISELLE Iya, dia bisa merasakannya. Suasana canggung nan rikuh yang kini melingkupi private room yang memiliki akses langsung melihat lantai tempat para pengunjung menari di lantai satu. Mungkin ini disebabkan karena teman-teman Akira yang begitu protektif kepada Akira, dan entah bagaimana–protektif juga terhadap Giselle. Sehingga mereka terkesan bersikap tidak ramah kepada Andin dan juga ketiga temannya yang lain. Tapi rasanya akan aneh jika dia menolak permintaan yang cenderung desperate hanya karena dia tak mengenal perempuan ini. Ditambah lagi dia mengenal Layla Narantika! Model dan influencer yang sedang melejit namanya. Maka Giselle harus mengesampingkan egonya dan mengundang mereka untuk bergabung bersama. Seperti pepatah, ‘sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui.’ Dia bisa menakar sendiri seperti apa mantannya Akira. Dan yang kedua, serta yang terpenting… dia mendapatkan akses langsung untuk berkomunikasi kepada Layla demi memuluskan proposalnya menjadikan gadis i
AKIRA“Ya gitu deh,” Akira mendengar jawaban Giselle dengan sedikit misterius, meskipun dengan cara menjawab yang cenderung santai dalam menanggapi ucapan-ucapan yang dilemparkan oleh Andin.Andin melempar tatapan tajam ke arah Akira. Seakan ini semua adalah salahnya.‘C’mon! Yang tiba-tiba datang nggak diundang dan sengaja crashing the party siapa lagi kalau bukan si Andin sendiri!’ Akira merutuk dalam hati. Kenapa sekarang dia yang jadi dipelototi seperti ini?Jika dia tak ingat kalau hari ini dia membawa Giselle ke sini untuk bersenang-senang mengobrol dengan sahabatnya, mungkin Akira akan meminta Andin pergi sekarang.
GISELLEDadanya bergemuruh kencang ketika dia mendapatkan kecupan yang panas dan berintensitas tinggi dari Akira. Apa yang terjadi?Akira melepas pagutannya, namun tetap mengetatkan pelukannya. “Ada apa?” tanya Giselle seraya mencoba memfokuskan pandangannya kepada pria di hadapannya. Akira menyentuh wajahnya dan mengecup dahinya perlahan. Gestur yang begitu manis dari Akira. “Nggak apa-apa, tapi aku hanya butuh memelukmu seperti ini,” jawab Akira yang membuat Giselle semakin bingung. “Apa karena Andin?” tebak Giselle. Tapi Akira menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Dia datang ke sini semakin membuatku yakin, kalau kamu the one.” tandas Akira yang membuat jantung Giselle kembali berdegup kencang. Ini sebenarnya saat yang tepat bagi Giselle untuk mengungkapkan perasaannya di hadapan Akira. “Akira…” ujar Giselle. Dia memberanikan diri untuk mengatakannya sekarang. “Aku sebenarnya…” Akira mendengarkan ucapannya dengan atentif. Menunggu hingga Giselle bisa mengungkapkan semuan
AKIRABadannya terasa hangat. Itu adalah hal yang terlintas pertama kali dalam pikirannya ketika Akira terjaga dan mulai bisa menggunakan otaknya kembali dengan sedikit lebih normal. Dia mengerjapkan matanya singkat, mencoba memperhatikan lingkungan sekitarnya. Ini kamar Giselle. Akhirnya netranya dapat mengenali ruang kamar yang terlihat estetik namun tetap terjaga kesan femininnya. Dia memeluk Giselle di dalam dekapannya. Giselle hanya memakai lingerie hitam yang membuat kemolekan tubuhnya selalu membangkitkan gairahnya. Saat ini pun dia hanya mengenakan celana boxer. Semalam adalah malam terindah yang pernah dia lewati bersama Giselle. Setelah pengakuan dramatis Giselle, Akira bernapas lega dan kini dia akhirnya bisa menyebut Giselle sebagai kekasihnya. Mereka resmi berpacaran!Malam setelah mereka berbincang di The Swordfish dengan sahabatnya serta Raka dan Nero di ruang privat, mereka akhirnya sepakat untuk kembali ke unit apartment Giselle dan menghabiskan malam di sini.
GISELLE “Lho Ma, kok datengnya pagi banget?” Jantung Giselle berdegup kencang sesaat dia membuka pintu apartemen untuk sang mama. Dia hanya membuka setengah celah di pintu apartemen, dan menjaga jangan sampai mamanya masuk ke dalam ruangannya. “Udah, nanti aku nyusul aja Ma. Aku perlu siap-siap dulu.” ujarnya berkelit. Mama berdecak kesal mendengar permintaannya. “Nggak bisa, hari ini mama harus lihat kamu mau pakai baju apa, dan juga dandannya yang lebih rapi dan feminin dong! Mama agak gimana gitu pas kita ketemu pertama kali dengan keluarga Kelana Sastrowilogo waktu itu,” Mamanya merepet dan menerobos pintu yang sudah Giselle jaga. Bukan Mira Setiadji Suseno namanya kalau dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. “Mama sekarang pilih… Mama jalan duluan dan nanti Giselle susul, atau Giselle nggak berangkat sama sekali,” Di tengah kepanikannya, Giselle memberikan ultimatum kepada sang mama. Mamanya langsung berhenti beberapa jengkal sebelum tiba di kamar Giselle. Tem
GISELLEAda yang berbeda ketika Giselle datang ke kantor pagi ini. Saat dia melintas dari pintu depan hingga ke ruangannya, beberapa staf melemparkan pandangan aneh ke arahnya. Giselle mengernyitkan dahinya. Apakah ada yang salah dengan makeup dan gaya pakaiannya hari ini?Bergegas Giselle tiba di kantornya dan meraih compact powder Dior kesayangannya dari tas lalu mengecek penampilannya pagi ini. Huh? Tidak ada yang aneh, sepertinya. Ini riasan minimalis yang biasa dipakai sehari-hari kalau ke kantor. Tidak ada yang menor atau terlalu berlebihan. Tapi kenapa anak-anak menatapnya seperti itu?Giselle mencoba menepis perasaannya. Mungkin saja dia overthinking. Dia bertekad tak ingin ambil pusing. Jadinya dia fokus kembali ke pekerjaannya karena sekitar jam 10 pagi ini ini dia akan bertemu kembali dengan Kelana Sastrowilogo di kantornya. Akhirnya Giselle diundang juga datang ke kantornya untuk melanjutkan kembali proposalnya kepada sang konglomerat muda itu. Akira juga rencananya
“Jadi begini Giselle, tim kami mendengar suatu berita yang kurang menyenangkan dan cukup berbahaya dari social media.” Begitu pembukaan diskusi antar Giselle dan Bu Citra saat mereka tiba di ruangan HRD. Giselle mengernyitkan dahinya. Masih bingung akan arah pembicaraan mereka. “Oke, lalu?” tanya Giselle. “Dalam rumor tersebut, disebutkan kalau salah satu senior konsultan perempuan di The Converge mendapatkan proyek dengan cara yang tidak etis.” ujar Bu Citra dengan nada yang tak enak didengar oleh telinga Giselle. “Tunggu dulu… ini dapat info seperti ini dari mana Bu? Dan memang itu menyebutkan nama saya? Kok jadinya fitnah gini ya?” Giselle memanas mendengar tuduhan yang tak langsung dialamatkan kepada dirinya. Senior konsultan di The Converge ya saat ini memang Giselle seorang. Sisanya adalah junior konsultan. Jabatan tertinggi perempuan di kantor ini ya saat ini dipegang Giselle. Makanya Giselle meradang mendengar gosip murahan seperti ini. Bu Citra mengatupkan bibirnya rapa
AKIRAJantung Akira bergemuruh melihat betapa kalutnya Giselle saat keluar dari ruangan HRD.Ini pasti sesuatu yang cukup besar hingga bisa membuat kekasihnya bersikap seperti ini. Tanpa berpikir panjang akan konsekuensi sikapnya, Akira menyusul Giselle yang berlari dari kantor dan memilih kabur menuju lift.“Ada apa, sayang? Ayo, cerita dong sama aku,” pinta Akira setengah memohon. Dia begitu khawatir dengan keadaan Giselle saat ini.Satu bulir air mata jatuh di pipi Giselle, dan Akira begitu patah hati melihatnya.Akira akhirnya memutuskan untuk mengambil alih kendali. Dia meraih tangan Giselle dan meremasnya, Mencoba menenangkan gadis ini. Mereka tiba di basement, dan dia mengajak Giselle langsu