Share

32

 “Iya, Mas.” Lastri mengangguk pelan dengan berkata lirih sekali. Bahkan seperti berbisik.

Tarno hampir tidak bisa mendengarkannya andai saja ia tidak melihat gerakan bibir Lastri.

“Benarkah, Las? Kamu bersungguh-sungguh menerimaku? Menerima perasaanku?” Tarno memastikan sekali lagi agar tidak salah paham. Ia masih belum bisa percaya dengan jawaban Lastri barusan. Rasanya seperti mimpi di siang bolong.

Lastri hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia mengangkat kepalanya sebentar untuk melihat ekspresi Tarno, lalu menunduk lagi sambil memainkan nasi yang masih tersisa di piringnya.

Wajah Lastri memanas. Pipinya memerah semerah-merahnya. Ia merasa kepanasan padahal tepat di atas kepalanya terdapat kipas angin yang berputar dengan kecepatan maksimal.

“Terima kasih, Las. Terima kasih karena sudah menerima perasaanku.” Tarno tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Bibirnya tersenyum lebar sehingga menampakka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status