Share

Bab XXII - Kecewa

Sudah beberapa kali Ramon menyela setiap perkataan Halbert yang enggan ia dengarkan. Ramon yang hari ini, mengutarakan semua yang ia ketahui dalam waktu singkat melalui Diana. Ia juga merasa lega saat melihat wajah temannya itu kembali setelah sekian lama tak berjumpa. Sungguh, Ramon merasa senang.

Sampai tidak sempat mengucapkan selamat tinggal, di hari kematiannya sendiri.

“Ramon?” Diam dengan kedua tangan gemetar. Halbert merasa marah.

Darah segar yang mengalir terasa begitu dingin ketika disentuhnya. Sorot mata yang sepintas tampak seperti batu obsidian itu mengukir rasa dendam setiap kali teringat dirinya yang terbunuh di tangan Gaston.

“Ramon, maaf.”

Halbert kemudian berlari meninggalkan mayat Ramon di sana. Ia tak bisa lagi menahan amarah ini. Sementara pelaku yang tega membunuh penduduk biasa non sihir, masih berada di sekitar.

Rupa-rupanya tak jauh dari sana. Diana telah ditemukan oleh beberapa prajurit yang memang sedang mencari keberadaannya.

“Anda Nona Diana, Saint be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status