Beberapa saat sebelumnya, Duke Ansh dengan Elf itu hendak pergi ke ruangan, yang mana mereka harus melewati kamar yang saat ini dihuni oleh Noah dan Halbert. Dan tanpa sengaja, Elf mendengar topik pembicaraan mereka, terlebih pintu ruangan itu sama sekali tidak ditutup. Sejenak ia berhenti di sana.“ ...melainkan aku kembali hidup. Aku undead.” Terkejut dengan pernyataan si pria di sana. Ia pun lantas mengumpat di balik dinding. Ia berharap agar dapat mengetahui isi pembicaraan mereka berdua. Dan setelah berlangsung cukup lama, akhirnya ia disadari oleh mereka.“Kau?! Hei! Kenapa pintunya tidak ditutup, dasar bocah bodoh!” Halbert dan Noah sama-sama terkejut. Pada awalnya hanya mereka berdua saja, dan topiknya juga sangatlah rahasia. Mana mungkin Halbert memperbolehkan seseorang lain mendengar pembicaraan mereka. “Hei!”“Maafkan aku, aku tidak terbiasa menutup pintu.”“Apanya yang tidak terbiasa? Kau hanya lupa menutup pintu. Tidak usah banyak alasan!” amuk Halbert seraya membanti
Di balik jendela ruangan Halbert, terdengar suara rintihan seorang wanita. Terkejut akan hal itu, segera Halbert beranjak dari tempat duduknya.“Dari suaranya ada di balik ruanganku. Maka seharusnya ada jalan menuju ke sana. Tapi aku tidak suka mencari jalan panjang.”Mencari jalan pintas, alhasil Halbert memilih untuk membuka jendelanya. Begitu dibuka, benar adanya seorang wanita yang tersungkur di permukaan tanah. Banyak bekas luka sayatan, lebam bahkan bekas-bekas luka aneh kemerahan di sekitar kedua kaki dan leher wanita itu. “Nona, perlu bantuan?” tanya Halbert, seraya mengulurkan tangan padanya.Wanita itu terdiam sembari menatap Halbert dengan berkaca-kaca. Wanita itu tampak bingung dengan perasaan yang masih kacau. “Hei, baik-baik saja?” Sekali lagi Halbert bertanya lantaran wanita itu tak kunjung menjawab pertanyaannya sedari tadi. “Tidak.” Akhirnya wanita itu menjawab meski jawabannya seperti itu. Ia kemudian beranjak pergi dari sana setelah berulang kali menggelengkan ke
Jauh dari kegelapan, di balik ruangan di depan. Halbert tanpa sengaja melihat celah pintu yang berongga, di balik sans terdapat seorang pria tak lain dan tak bukan adalah Duke Ansh bersama seorang wanita yang melakukan tindakan tak terpuji. Dalam keadaan berbaring dan berpura-pura mati, saat itu Halbert berpikir, apakah benar hubungan di antara mereka adalah majikan dan budak? Namun ia tidak punya cukup bukti, selain wanita itu yang dipaksa melakukannya bersama Duke Ansh. Ia harus melihat kebenaran ini lebih jauh ke dalam. Apa pun ia lakukan meski itu akan mengakibatkan posisinya sedikit terancam.“Duke Ansh, saya sudah melakukannya. Jadi Anda harus menepati janji agar dapat membebaskan saya,” ucap seseorang yang barusan menikam Halbert.Mendengar kalimat itu membuat ia semakin berpikir bahas dugaannya itu mungkin saja benar.Setelah beberapa saat sebilah belati yang ternoda darah pekat, pria yang telah melakukan itu pada Halbert pun lantas menyeret tubuhnya hingga ke paling ujung.
Seorang wanita datang ke kediaman Duke Ansh. Mereka berdua memiliki hubungan kerja sama dengan bisnis yang saling menguntungkan satu sama lain. Tidak lain dan tidak bukan adalah perdagangan manusia, perbudakan. Halbert yang mengetahui pun hanya bisa terdiam lantaran dirinya masih berpura-pura mati sampai saat ini juga. Lalu, hal yang paling mengejutkan adalah...“Jual dia padaku. Aku ingin mengawetkannya. Lalu, Elf itu juga. Itupun jika Tuan sudah tidak tahan dengannya lagi.” Wanita itu meminta jasad Halbert untuk diawetkan. Firasat Halbert sendiri berubah menjadi sepenuhnya buruk. Mau ingin berpura-pura atau tidak rasanya akan sama saja. Ia merasa hanya ada jalan kebuntuan di sini.“Jika Tuan Noah mengijinkan. Aku sih tidak keberatan.”Tibalah esok hari, Halbert juga masih membeku dalam keadaan terbaring di samping ia ditemani oleh wanita yang kerap kali membelai kepala bahkan wajahnya.Di kamar, Noah saat ini. Ia akhirnya terbangun dalam keadaan terkejut. Tampaknya ia ingat apa y
Halbert menangkap langsung tangan Duke yang hendak melakukan sesuatu terhadap Noah. Ia melakukannya sebab tak bisa menahan amarahnya lagi. Sudah cukup baginya untuk berpura-pura hingga membuat Duke, wanita itu bahkan Noah sendiri pun dibuat sangat terkejut. Sejenak diam membisu dengan menatap Halbert, bingung. “Eh?”“Batu itu. Batu apa yang kau pegang, Duke Ansh?” tanya Halbert menatapnya tajam. Darah yang mengalir dari luka di punggungnya sama sekali bukan darah segar. Seperti sisa darah yang masih berada dalam tubuhnya, warna yang pekat di antara kulit pucatnya tak merasa bahwa itu adalah luka sungguhan. Halbert sendiri tak merasakan sakit sama sekali. Namun karena luka itu ia dipikir sudah tewas, dan kemudian ia tiba-tiba terbangun ini sungguh membuat semua orang terkejut terutama Duke Ansh sendiri. “Kenapa bisa?” “Bisa apanya? Duke Ansh, kau sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.”“Tu-tunggu sebentar! Bukankah kau seharusnya sudah mati?!” pekik Duke Ansh.“Mati? Oh, aku me
“Yah, tanpa bertanya aku tahu kau pasti menemukannya,” ucap Halbert percaya. “Lalu, jangan lengah! Apa pun yang terjadi,” peringat Halbert pada Noah agar tidak lengah dalam bertindak meski Duke sudah dalam keadaan terikat.Selagi Noah mencari bukti perdagangan itu. Halbert pun merasa bahwa Duke Ansh takkan memberitahukannya semudah itu. Masih ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi entah kenapa amarah selalu berada tepat di depannya. Setiap kali memandang Duke Ansh yang telah melanggar aturan, perasa Halbert jadi kacau. Kepalan tangan kanannya selalu berusaha untuk mendarat di wajah Duke, tapi ia tahu bahwa tindakan itu takkan membuatnya lebih baik. Ada di saat-saat tertentu Duke Ansh berdecak kesal. Lantaran semua hal yang telah ia buat susah payah kini akhirnya akan jadi hancur. “Tak aku sangka membodohi Tuan Noah adalah hal mudah. Tapi jika itu tidak ada dirimu, hei, orang asing!” pekik Duke Ansh, yang mendadak melonjak. “Terserah apa katamu. Itu tidak akan membuatku marah.
Duke Ansh melakukan perdagangan bisnis yang ilegal. Bersama dengan rekan kerjanya yang terlihat tidak waras, mereka berdua sempat mengakui bahwa ada yang membantu sehingga tindakannya tidak diketahui selama dua bulan ini. Siapa orangnya, tampaknya Halbert sudah punya dugaannya sendiri. Sementara Noah mencari bukti nyata berupa dokumen, setelah menemukannya, terjadi sesuatu yang di luar dugaan. “Kemarilah kau! Dan bunuh mereka berdua!”Tiba-tiba saja Duke Ansh berteriak pada seseorang. Tak berselang lama kemudian, datang seorang pria bertelinga panjang dan berkulit coklat matang dengan mendobrak pintu hingga rusak. “Baik, Tuan.”Elf itu menjawabnya dengan tegas. Sesuai perintah, ia pun benar-benar menyerang Halbert dan Noah.“Jadi, ini yang kau keluarkan? Duke Ansh.”“Hahah! Jangan kau kira aku akan diam saja seperti sebelumnya. Kalian takkan bisa menang darinya, jadi terima kematian kalian berdua!” pekik Duke Ansh. Pikiran Duke Ansh sudah tidak bisa diajak bicara lebih dari ini.
Duke Ansh telah dipermalukan dari ujung rambut hingga ke ujung kukunya. Tak mungkin ia merasa tidak malu setelah semua ini terjadi. Kenyataannya, ini jauh lebih memalukan jika dibandingkan dengan ditangkap langsung oleh bawahan Yang Mulia Raja Eadric. Sudah banyak penduduk yang berkerumun di sana. Ada penduduk biasa dan juga ada bangsawan di sekitar, mereka hanya sekadar melirik seakan merasakan malu yang sama.“Benar-benar tidak tahu malu. Ternyata Duke Ansh menjadi penguasa wilayah ini karena perdangangan manusia?”“Dia memang tidak waras. Tapi siapa yang melakukan ini?”“Hihi, biar tahu rasa. Ini pasti karena kesalahan yang dia buat. Ini jelas setimpal.”Banyak orang berpendapat bahwa Duke Ansh sudah tak lagi layak diperlakukan sebagai seorang bangsawan. Setelah mengkhianati kerajaan, bahkan Raja sendiri, ia juga mengkhianati kepercayaan orang-orang sekitar karena tindakannya sendiri.'Kalian semua! Menjengkelkan! Argh!!!' Kemarahan yang tidak berguna, Duke Ansh hanya bisa berteri