Esok paginya aku melompat bangun dari tempat tidur, setengah berteriak, "Astaga! Aku sampai lupa!"
Ya, gara-gara Nyonya Burhan sedang terkena demam romansa, aku jadi ikutan sibuk memikirkan masalah hati. Padahal sekarang ini, ada yang lebih penting dari urusan asmara.
Tidak aneh dalam mimpiku aku merasa dikejar-kejar oleh seseorang. Terkadang yang muncul dalam mimpiku bapak tua itu. Terkadang yang muncul dalam mimpiku laki-laki misterius yang menyamar itu.
Sambil setengah menggerutu dan menyalahkan Nyonya Burhan, aku memeriksa akun medsosku.
Kulihat ada banyak tanggapan.
Sebagian besar saling komentar tentang kejadian itu.
Sedikit yang berusaha memberiku informasi tentang ba
Ditemani Letnan Khosali yang menyediakan waktu di luar jam kerjanya untukku, kami mengunjungi rumah orang yang mengaku sebagai keluarga bapak tua."Kebetulan waktu itu aku mendapat tugas keluar, sementara bagi teman-teman yang lain, kasus bapak tua ini hanya kecelakaan lalu lintas biasa.Itu sebabnya, mereka tidak terlalu banyak bertanya.Ketika semua formalitas, dokumen dan surat-surat yang dibawa, sesuai dengan data KTP bapak itu, mereka pun mengijinkan jenazah bapak tua itu untuk dibawa." Demikian penjelasan Letnan Khosali, atau sekarang aku memanggilnya Mas Khosali.Dan saat ini kami berdiri memandangi bangunan tua yang tak terurus.Menurut keterangan mereka yang tinggal di sekitar, rumah itu sudah bertahun-tahun tidak ad
Awalnya aku ingin membagikan berita keberhasilanku ini pada Nyonya Burhan dan Mas Khosali. Tapi setelah kupikirkan sedikit lebih jauh, aku memutuskan untuk menyimpannya lebih dahulu.'Wajahnya memang sangat mirip, dan Aku yakin bapak tua itu adalah dr. Satya.Tapi kemiripan ini tidak cukup untuk jadi bukti. Seandainya jenazah bapak tua itu masih ada di kepolisian, mungkin bisa dilakukan tes DNA dengan salah satu kerabat dr. Satya untuk membuktikan.Sayangnya kami sudah kehilangan jenazah bapak tua itu.' pikirku dalam hati, ketika aku baru saja hendak melangkah, meninggalkan kamar dan berbagi kabar ini dengan Nyonya Burhan.'Ya …, untuk sementara ini, lebih baik aku menyimpan dulu informasi ini.
Begitu bangun dari tidur, aku segera membuka HP dan memeriksa foto-foto Sofia Janssens yang ada di internet. Posisi tato itu ada di pinggangnya, karena itu agak sulit menemukan foto yang menunjukkan tato-nya. Aku ingat melihat tato itu di salah satu film yang dia perani. Agak sulit, tapi akhirnya aku menemukannya. Dengan sedikit kerja keras, aku menemukan foto yang menunjukkan tato itu dengan cukup jelas. Tidak cukup itu saja, dengan menggunakan aplikasi untuk meng-edit gambar, akhirnya tato di foto itu bisa sedikit kuperjelas. Desain tato itu terlihat artistik dengan garis-garis sederhana yang membentuk semacam simbol. Simbol ini belum pernah kulihat sebelumnya. Agak
Ada perasaan senang, saat aku lihat Pak Ibnu menatapku berjalan ke arah kantor Pak Johan dengan pandangan melongo. Lebih puas lagi karena aku bisa mendengar Pak Ibnu dan beberapa orang lain mengikutiku dan melihat bagaimana aku menyapa Yolanda. Dan Yolanda menjawab sambil mengedipkan sebelah matanya, "Buruan masuk Dewi, Pak Johan sudah menunggu cukup lama." Aku bisa mendengar nafas mereka yang menonton di kejauhan tersentak. "Terimakasih banyak ya Mbak …," ucapku tulus benar-benar dari lubuk hati yang terdalam. Gara-gara aku, gaji Yolanda kena potong, tapi dia tidak menyalahkan aku. Saat aku keluar dari perusahaan ini pun, Yolanda adalah salah satu dari mereka yang sedih karena kepergianku. Dan saat aku kemba
Pak Johan bukan Lucifer dan aku bukan Nabi Isa. Godaan harta mungkin tidak terlalu menggoda, tapi bayangan akan ketenaran, petualangan, dan penghargaan yang akan kulihat dari sorot mata mereka yang mendengar petualanganku, sulit untuk kutolak.Pak Johan berkeras untuk mengikatku dengan kontrak panjang, yang akan membuatku bekerja untuk perusahaannya selama bertahun-tahun.Dia memilih kontrak kerja yang mengikat dan mencegahku untuk bergabung dengan perusahaan lain, sepanjang masa kontrak itu berlaku, daripada mengangkatku sebagai karyawan tetap.Sebagai gantinya, dia siap memberikan gaji dan tunjangan yang besar.Akhirnya kami berdua sepakat dengan masa kontrak kerja 5 tahun, untuk jumlah gaji dan tunjangan yang dia berikan. Jumlahnya tidak sebesar yang aku bayangkan, ta
Saat kami sampai di gedung kantor kami, perasaan itu hilang dan aku pun dengan cepat melupakannya.Namun sore hari itu, ketika aku berjalan menuju halte bus seperti biasa, perasaan itu kembali muncul.Aku berjalan sambil diam-diam memperhatikan sekelilingku. Lewat jendela kendaraan yang lewat, atau jendela etalase toko dan resto sepanjang jalan.Sengaja aku memilih halte yang lebih jauh dari biasanya, karena ingin memastikan perasaanku itu.Setelah cukup lama mengamati, akhirnya aku menemukan satu orang yang berulang kali kutangkap berada tak jauh dariku. Tidak terlalu dekat, tapi masih dalam jangkauan pengamatan mata.'Hanya satu orang
Pernahkah kau bermimpi, seakan-akan ada sesuatu yang tak terlihat berada tepat di belakang punggungmu.Kau ingin menoleh, tapi terlalu takut untuk menoleh.Seluruh bulu kudukmu berdiri dan kau ingin lari, tapi kakimu tak mau digerakkan.Mirip seperti itu yang aku rasakan saat ini.Bedanya aku tak bisa menoleh dan harus berjalan seperti biasa, meskipun aku bisa mendengar suara langkah kaki yang ringan mengikuti di belakangku.Semakin lama suara itu semakin dekat.Aku berpikir, 'Harus menunggu saat yang tepat. Ketika dia bergerak, aku harus cepat mengelak.
Kuat, liar, tak mau ditolak, tapi juga lembut dan berhati-hati agar tidak menyakitiku. Itu yang kurasakan dari ciumannya. Saat bibir kami bertemu, seperti ada sebuah bom Molotov yang meledak dalam kepalaku, kesadaranku menghilang, entah berapa lamanya. Hanya ada dirinya dan diriku. Hanya Ada bibirnya dan bibirku yang saling lumat, bertaut dan bergumul. Ketika bibirnya berpindah dan menciumi sepanjang garis rahang dan leherku, ketika dia membenamkannya tepat di lekukan bawah telingaku, tanpa bisa kutahan aku mengerang, nikmat. Dia semakin liar bergerak, ketika kejantanannya dengan kuat bergerak menekan dan menggesek daerah kewanitaanku, secercah kesadaran menggugahku bangun dari selimut nafsu. Dinginnya udara malam