Hari itu juga aku “didepak” keluar dari perusahaan. Semua barang-barang pribadi yang aku simpan di loker, harus aku bawa pulang.
Pak Ibnu dengan wajah sumringah bercerita kepada siapapun yang mau mendengar, bagaimana aku tiba-tiba berkelakuan aneh dan menakutkan. Meninggalkan tugas dan berusaha menerobos masuk kantor Pak Johan, "Ada yang ga beres dengan otaknya. Mungkin trauma lihat kecelakaan kemarin."
Mbak Yolanda, Bram, dan beberapa staff lain yang cukup dekat denganku berusaha menghibur.
Aku tak bisa bercerita banyak tentang tawaran Pak Johan untukku, jadi Aku hanya sebisa mungkin meyakinkan mereka kalau aku baik-baik saja.
Kami membuat janji, akhir bulan nanti, setelah gajian, kita akan makan-makan di depot Chin
'Kwang Soo!' kata pertama yang melompat dari benakku, saat aku melihatnya. "Kau lagi," ujarnya dengan mimik wajah sedikit terkejut, tapi hanya sekejap saja, detika berikutnya senyum yang lebar menghiasi wajahnya. 'Benar-benar mirip Kwang Soo …,' pikirku, saat melihat senyumnya. Aku tahu, selain di serial Running Man, Kwang Soo juga terkenal karena perannya di berbagai film dan drama, tapi aku hanya menonton dia di serial Running Man saja, dan gambaran Kwang Soo yang terekam di otakku adalah Kwang Soo yang konyol dan lucu.
Aku berjalan dengan langkah kaki yang lebih riang, dibanding saat aku pergi meninggalkan rumah. Di HPku tersimpan foto KTP bapak tua itu. Menurut informasi yang tercetak di KTPnya, bapak itu bernama Rahmat.Pendek saja namanya, hanya satu kata, tapi itu sudah biasa di negara ini.Selain nama ada juga informasi tentang alamat, tanggal dan tempat lahir. Masalahnya dari cerita Letnan Khosali, tak satupun dari informasi itu tampaknya bisa dipercaya. Satu-satunya yang bisa digunakan untuk melacak bapak tua itu adalah foto dirinya.Kalau dahulu, mungkin mencari-cari orang yang mengenal bapak tua ini, hanya dengan bermodalkan fotonya bisa jadi seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Beda dengan sekarang, ketika media sosial jadi raja. Beruntung juga aku nggak buta teknologi dan termasuk pegiat medsos yang lumayanlah f
Esok paginya aku melompat bangun dari tempat tidur, setengah berteriak, "Astaga! Aku sampai lupa!" Ya, gara-gara Nyonya Burhan sedang terkena demam romansa, aku jadi ikutan sibuk memikirkan masalah hati. Padahal sekarang ini, ada yang lebih penting dari urusan asmara. Tidak aneh dalam mimpiku aku merasa dikejar-kejar oleh seseorang. Terkadang yang muncul dalam mimpiku bapak tua itu. Terkadang yang muncul dalam mimpiku laki-laki misterius yang menyamar itu. Sambil setengah menggerutu dan menyalahkan Nyonya Burhan, aku memeriksa akun medsosku. Kulihat ada banyak tanggapan. Sebagian besar saling komentar tentang kejadian itu. Sedikit yang berusaha memberiku informasi tentang ba
Ditemani Letnan Khosali yang menyediakan waktu di luar jam kerjanya untukku, kami mengunjungi rumah orang yang mengaku sebagai keluarga bapak tua."Kebetulan waktu itu aku mendapat tugas keluar, sementara bagi teman-teman yang lain, kasus bapak tua ini hanya kecelakaan lalu lintas biasa.Itu sebabnya, mereka tidak terlalu banyak bertanya.Ketika semua formalitas, dokumen dan surat-surat yang dibawa, sesuai dengan data KTP bapak itu, mereka pun mengijinkan jenazah bapak tua itu untuk dibawa." Demikian penjelasan Letnan Khosali, atau sekarang aku memanggilnya Mas Khosali.Dan saat ini kami berdiri memandangi bangunan tua yang tak terurus.Menurut keterangan mereka yang tinggal di sekitar, rumah itu sudah bertahun-tahun tidak ad
Awalnya aku ingin membagikan berita keberhasilanku ini pada Nyonya Burhan dan Mas Khosali. Tapi setelah kupikirkan sedikit lebih jauh, aku memutuskan untuk menyimpannya lebih dahulu.'Wajahnya memang sangat mirip, dan Aku yakin bapak tua itu adalah dr. Satya.Tapi kemiripan ini tidak cukup untuk jadi bukti. Seandainya jenazah bapak tua itu masih ada di kepolisian, mungkin bisa dilakukan tes DNA dengan salah satu kerabat dr. Satya untuk membuktikan.Sayangnya kami sudah kehilangan jenazah bapak tua itu.' pikirku dalam hati, ketika aku baru saja hendak melangkah, meninggalkan kamar dan berbagi kabar ini dengan Nyonya Burhan.'Ya …, untuk sementara ini, lebih baik aku menyimpan dulu informasi ini.
Begitu bangun dari tidur, aku segera membuka HP dan memeriksa foto-foto Sofia Janssens yang ada di internet. Posisi tato itu ada di pinggangnya, karena itu agak sulit menemukan foto yang menunjukkan tato-nya. Aku ingat melihat tato itu di salah satu film yang dia perani. Agak sulit, tapi akhirnya aku menemukannya. Dengan sedikit kerja keras, aku menemukan foto yang menunjukkan tato itu dengan cukup jelas. Tidak cukup itu saja, dengan menggunakan aplikasi untuk meng-edit gambar, akhirnya tato di foto itu bisa sedikit kuperjelas. Desain tato itu terlihat artistik dengan garis-garis sederhana yang membentuk semacam simbol. Simbol ini belum pernah kulihat sebelumnya. Agak
Ada perasaan senang, saat aku lihat Pak Ibnu menatapku berjalan ke arah kantor Pak Johan dengan pandangan melongo. Lebih puas lagi karena aku bisa mendengar Pak Ibnu dan beberapa orang lain mengikutiku dan melihat bagaimana aku menyapa Yolanda. Dan Yolanda menjawab sambil mengedipkan sebelah matanya, "Buruan masuk Dewi, Pak Johan sudah menunggu cukup lama." Aku bisa mendengar nafas mereka yang menonton di kejauhan tersentak. "Terimakasih banyak ya Mbak …," ucapku tulus benar-benar dari lubuk hati yang terdalam. Gara-gara aku, gaji Yolanda kena potong, tapi dia tidak menyalahkan aku. Saat aku keluar dari perusahaan ini pun, Yolanda adalah salah satu dari mereka yang sedih karena kepergianku. Dan saat aku kemba
Pak Johan bukan Lucifer dan aku bukan Nabi Isa. Godaan harta mungkin tidak terlalu menggoda, tapi bayangan akan ketenaran, petualangan, dan penghargaan yang akan kulihat dari sorot mata mereka yang mendengar petualanganku, sulit untuk kutolak.Pak Johan berkeras untuk mengikatku dengan kontrak panjang, yang akan membuatku bekerja untuk perusahaannya selama bertahun-tahun.Dia memilih kontrak kerja yang mengikat dan mencegahku untuk bergabung dengan perusahaan lain, sepanjang masa kontrak itu berlaku, daripada mengangkatku sebagai karyawan tetap.Sebagai gantinya, dia siap memberikan gaji dan tunjangan yang besar.Akhirnya kami berdua sepakat dengan masa kontrak kerja 5 tahun, untuk jumlah gaji dan tunjangan yang dia berikan. Jumlahnya tidak sebesar yang aku bayangkan, ta