Share

Lancang kamu, Nin!

“Kami hanya pacaran sebentar Bu, karena saling menyukai akhirnya menikah,” jawab Anin pelan.

“Meski Ibu kecewa pada tindakan Harris yang menikah tanpa persetujuan kami tetapi melihat Harris kini bahagia, Ibu juga ikut bahagia.”

“Terima kasih, Bu,” ucap Anin. Tiba-tiba sang asisten rumah tangga mendekati mereka dan memberitahu Anin jika anaknya menangis

“Kamu urus Bhima dulu sana,” ujar perempuan paruh baya itu. Anin pun segera bergegas ke kamar untuk menengok Bhima. Bayi laki-laki itu sepertinya hanya terbangun karena mendengar suara berisik. Setelah digendong oleh Anin, anak itu kembali tidur.

Ponsel milik Anin berdering panjang, tanpa melihat siapa yang menelponnya ia tahu bahwa itu adalah Harris. Dan benar saja setelah menekan tombol hijau, suara Harris lembut menyapanya. Sesuai janjiya tadi, ia mengabari Anin jika lelaki itu sudah sampai di kantor.

“Aku tidak mampir ke mana-mana lho sayang,” canda Harris, ia menirukan larangan Anin tadi.

“Bagus, memang harus begitu,” timpal Anin.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status