Share

29

Dengan napas terengah-engahnya, gadis kecil itu berlari menghindari pencarian anak buah ayahnya. Hingga ia sampai ke tepian sungai, berhentilah sebentar ia untuk mengambil napas. Matanya melirik ke sana-sini memastikan apakah dia sudah berhasil kabur.

“Papa bodoh,” ujar gadis itu. “Selalu tidak hadir.”

Matanya meneteskan air mata. Rambut putih peraknya melambai-lambai terkena angin kencang. Duduklah ia di tepian sungai dan memeluk lututnya.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya seorang anak kecil seusianya, “Kenapa kamu menangis?”

“Pergi! Aku ingin sendiri!” jawab gadis itu.

“Firasatku mengatakan kalau kamu ditinggal sendirian sesuatu yang buruk akan terjadi. Akan aku temani saja.” anak laki-laki tersebut mengambil tempat di sebelah Lavrinda. Terasa rasa dingin di pipinya.

Lavrinda terkejut dan menatap ke anak laki-laki tersebut. “Hei! Apa maksudmu? Dingin tahu kena pipiku.”

Anak laki-laki tersebut menawarkan dirinya sebuah kaleng minuman soda rasa limun. Karena penasaran tak pernah meminum min
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status