“Kamu bengong, ada apa?” Ratha menempelkan kaleng soda yang dingin pada kekasihnya itu. Sedari tadi, ia amati kekasihnya itu bengong melihat ke luar jendela ke arah pemandangan malam Kota London. “Kamu sudah wisuda, jangan bengong.”“Ya, saatnya menentukan bagaimana pernikahan kita berlangsung.” kata Lavrinda dan duduk di pangkuan Ratha. Ratha menyalakan televisi dan melihat berita. Lagi dan lagi beritanya memuat tentang Negara Kermenchik.Dengan lantang dan berani terlihat Adler dan Herman berpidato kalau negaranya menemukan obat kanker. Crandespol, obat yang terbuat dari mineral dan tanaman herbal yang hanya bisa tumbuh di Kermenchik.“Besoknya pasti ada banyak mata-mata asing mencoba masuk ke negara kita.” Kata Ratha. “Tapi untuk sekarang kita bersenang-senang saja di sini dahulu.”“Maria dan Agnes lama sekali.” Kata Lavrinda. “Atau kita duluan dan tidak memakai kondom?”Tonjolan besar dan keras mulai muncul di celana Ratha. Lavrinda tersenyum dan menggoyangkan pantatnya. “Sekarang
Elaina menuju tempat yang diinginkan Lavrinda. Tempat tersebut ada di tengah hutan hujan di Brazil. Kini dia berada di atas pesawat bersiap untuk terjun. Tugas yang diberi Lavrinda kepadanya adalah menyusup dan mendapatkan kembali sampel Crandespol yang dicuri oleh mata-mata asing.“Laboratoriumnya terletak di bawah tanah ya, lokasinya tepat dibekas tambang emas.” Elaina membuka petanya. “Dengan keahlianku aku yakin ini bisa selesai dalam waktu dua hari.”Elaina membaca lagi buku dan dokumen palsunya. Kini dia akan menyamar sebagai Ravina Cristine, seorang peneliti tingkat 2 di laboratorium ini. Di dalam tasnya sudah ada peralatan baginya untuk menyamar menjadi Ravina. Ravina yang asli saat ini sedang disekap oleh organisasi dan akan dilepaskan bila Elaina berhasil, serta informasi yang dia berikan valid.Ada sebuah komunikasi masuk dari Lavrinda. Elaina menerimanya, “Ada apa? Kamu mau memberiku saran atau kata-kata semangat.”“Ya. Dengarkan suara ini.” balas Lavrinda. Terdengar suara
“Sayang? Kamu kenapa?” tanya Ratha sambil merangkul Lavrinda dari belakang. Karena heran melihat kekasihnya itu semenjak pagi termenung.Lavrinda menutup laptopnya dan mencium pipi Ratha. “Aku hanya berpikir untuk ke depannya nanti. Kita tinggal bertiga sama Agnes, memiliki beberapa anak. Ah sungguh indah.”Meskipun hujan suasana di ruang tamu di apartemen mereka terasa hangat. Lavrinda menatap mata Ratha dengan tajam. “Kamu benar-benar mencintaiku sekarang? Tumben kamu seromantis ini.”“Aku sedikit membaca buku tentang cara bertindak romantis. Juga menonton beberapa karakter film yang kamu suka.” Ratha menatapkan dahinya ke dahi Lavrinda. “Kamu sudah mandi?”“Belum. Aku tadinya menunggu Agnes pulang, tapi sepertinya Agnes lembur ya?” tanya Lavrinda.“Dia masih berada di lapangan latih tembak mengasah tembakannya.” Jawab Ratha. “Papa menyuruhku pulang dengan cepat begitu aku sudah menyelesaikan semua pekerjaan administrasiku.”“Kalau begitu kita mandi dahulu bagaimana?” tanya Lavrinda
“Bangun Lavrinda.” Elaina kecil membangunkan Lavrinda. “Kamu tidak berangkat ke sekolah?”Lavrinda mengucek matanya dan menguap. “Eh? Sudah pagi? Ratha di mana?”“Di sini, ayo.”Mendengarkan suara dari Lavrinda terbangun dan segera mandi. Apakah ini mimpi? Kenapa mereka semua menjadi kecil lagi? Selesai mandi dan memakai seragam sekolahnya, hati Lavrinda terasa sakit melihat Ratha dan Elaina berbicara dengan akrab di depan pintu kamarnya.Eh? Kenapa? Bukannya kamu milikku? Kenapa kamu berbicara kepada wanita lain semesra dan seakrab itu? Kalau Agnes bisa aku pahami karena kamu seperti kakak baginya. Tapi jika itu Elaina.Aku tidak bisa terima. Lavrinda beranjak mengambil tas sekolahnya dan menghampiri mereka. “Agnes di mana?”“Agnes sudah berangkat duluan karena piket kelas.” Balas Elaina.Hati Lavrinda semakin sakit melihat Elaina dan Ratha berjalan bersama. Sementara dia ada di belakang mengekor mereka. “Dia kesatriaku kan? Kenapa kamu mendekati gadis lain?” ada di dalam pikirannya.
“Tembak,” perintah dari Ratha.Satu peluru melayang di udara dengan cepat mengenai roda mobil konvoi. Tembakan dari Agnes menyebabkan mobil tersebut oleng dan minggir menabrak pohon di jalun lintas hutan hujan. Pohon tersebut ambruk dan menghadang jalan.Ratha memencet tombol peledak dan menghancurkan jembatan di belakang konvoi mereka. Konvoi transportasi berisi sampel virus itu kini berhasil dihentikan. “02 konvoi berhasil dihentikan.”“Lanjut ke rencana berikutnya.” Jawab Lavrinda.Ratha melemparkan granat asap ke arah jalan. Kemudian dia memasang alat penglihatan panasnya supaya bisa melihat dalam asap. Dia memimpin semua timnya untuk menembaki para tentara yang menjaga konvoi tersebut.“Cek setiap kendaraan, VIP kita ada di salah satu kendaraan ini. Kode nama 05-1.” Kata Ratha.Dengan perlahan dia berjalan di dalam asap tebal dan menembaki tentara Brazil yang kebingungan. Ratha memecahkan kaca jendela mobil di sampingnya, “05-1 kamu di sini?”Dia hanya menemukan para tentara yang
“Hijau! Kami teman.” Sahut Ratha begitu mereka bertiga mendekati markas organisasi mereka di Brazil. “Kode operasi Operasi 8023!”“Oke! Cepat masuklah!” perintah para penjaga gerbang di pos luar. “Kami menunggu kalian. Kalian yang tercepat.”Gerbang baja besar itu terbuka perlahan, mereka bertiga memasuki area markas. Ratha sedikit kecewa melihat anak buahnya belum ada yang sampai. Dia segera ke pos luar untuk ikut mengabsen anak buahnya. Meninggalkan Elaina dan Agnes berdua.“Sejak kapan dia seserius itu?” tanya Elaina.“Semenjak Bos Herman mengijinkannya menikah dengan Lavrinda dan aku.” Jawab Agnes. “Maaf Elaina, tapi aku istri keduanya. Istri pertamanya kamu tahu sendirilah.”“Yah tidak apa-apa.” Jawab Elaina. “Aku kembali ke dalam sini saja sudah senang.”“Kamu mau ke mana setelah ini?” tanya Elaina lagi.“Mempersiapkan perjalanan pulang.” Jawab Agnes.“Emmm,” Lavrinda berkomunikasi dengan mereka. “03 jawab aku apakah semua pion sudah pulang?”“Cek, 25 orang sudah pulang.” Jawab
“Semuanya siap, kita harus lepas landas.” Elaina melapor kepada Ratha.“Tidak ingin menguji kemampuan dulu? Tentara Brazil bersama organisasi mafia dari negara Brazil sedang menuju ke sini.” Kata Ratha. “Mereka berkerja sama dengan tentara Brazil untuk menyerang di sini.”“Tidak, perintahnya adalah pulang.” Agnes tiba-tiba bergabung.Lavrinda menghubungi mereka semua. “Ganti rencana. 05-1 dan 03 tetap tinggal, aku ada tugas tambahan bagi kalian. 04 kamu bisa ikut pulang.”“Kalau begitu sekalian aku ikut mereka saja 02.” Balas Agnes. “Apa tugasnya? Aku tidak enak meninggalkan temanku di sini.”“Kalau kamu ikut berarti aku akan benarkan sebentar rencananya. Inti tugasnya adalah kalian membunuh salah satu petinggi pemerintahan Brazil. Mentri pertahanannya lebih tepatnya, dia mengkhianati kita.” Kata Lavrinda.“Kalau begitu kirimkan kargo suplai tambahan untuk tugas itu.” Sela Ratha. “Peralatan di sini minim dan tidak mendukung untuk menciptakan itu.”“Kamu sudah cukup Ratha. Aku akan men
Tubuh Ratha berkeringat dengan deras. Herman dan para peneliti lainnya segera masuk ke dalam ruang percobaan dan menyelamatkannya. Tubuhnya kini bergoncang-goncang layaknya orang kesurupan.Beberapa peneliti berusaha untuk menyadarkan Ratha yang berada di alam bawah sadarnya. Lavrinda memasuki ruangan itu dan mendekati kekasihnya. Ratha terdiam begitu Lavrinda ada di dekatnya.“Sepertinya di simulasinya dia terlalu berlebihan menggunakan kekuatan barunya.” Kata Herman.“Butuh waktu baginya untuk mengendalikannya Papa. Begitu juga dengan Agnes di ruangan sebelah.” Lavrinda memeluk kekasihnya yang tertidur tenang. “Copot peralatannya. Cukup untuk hari ini.”“Paling tidak dia hari ini harus mengendalikan laju mutasinya.” Kata Herman dan mencegah Lavrinda mencopot peralatan penelitian mereka. “Kejar target, besok para keluarga Freemason dan keluarga mafia besar lainnya datang untuk melihat hasil penelitian kita.”“Uuuh,” Lavrinda mendengus kesal. “Sambungkan aku dengan simulasinya. Gunaka