Share

39. Suami impian

Setelah kejadian itu, aku memilih hanya duduk di dalam kamar, duduk di sisi ranjang sambil memandang rumput yang bergoyang dari balik jendela.

Entahlah, apa yang merasuki aku saat ini. Mulut ini terasa terkunci. Walau hanya sekedar untuk membela diri.

Karena bagiku, berdebat dengan manusia bermuka dua tidak akan selesai. Berdebat dengan orang gila, tidak akan selesai.

Jika aku ingin menghadapi orang bermuka dua, maka aku harus lebih bermuka dua lagi daripada dia. Jika aku ingin mengahadapi orang gila, maka aku harus lebih gila lagi daripada dia.

Sedangkan aku ... aku tidak mau melakukan itu. Semua itu hanya akan membuatku sakit kepala dan menimbulkan masalah baru.

"Indah, ada apa denganmu? Kenapa kamu diam saja, saat Mas bertanya, tadi?" ujar Mas Arman di depan pintu kamar yang sedikit terbuka. Rupanya ia menyusulku. Aku menoleh sejenak, lalu menatap ke arah jendela kembali.

Telingaku mendengar he
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status