“Maafkan atas ketidaksopan kami karena tidak memberi tau tuan terlebih dahulu” sepuh tua berkata dengan kaki sedikit gemetar, dirinya berusaha mencairkan keadaan yang sedikit memanas.
“Kami hanya pendatang baru ditempat ini, tolong lepaskan anakku!” Gianjoyo sedikit memelas supaya tidak terjadi keributan yang tidak diinginkan. Sebelumnya sepuh tua juga sudah berpesan supaya hati-hati berbicara dengan Kencana Emas karena karekternya yang mudah tersinggung.
“Tidak. Dia sudah memata mataiku sejak tadi.”
“Maafkan sekali lagi atas kecerobohan anakku, dia memang sering melihat orang berlatih beladiri, dan tertarik dengan hal baru yang baru dilihatnya” Gianjoyo berusaha meyakinkan Kencana Emas, tetapi tampaknya Kencana Emas masih tidak percaya.
“Berbaik hatilah Tuan Kencana Emas, kau hanya perlu melepaskannya dan biarkan situa bangka ini yang mengurusnya.” Sepuh itu sedikit menepuk pundak Kencana Emas berusaha meyakinkannya.
“Baiklah kalau begitu, tetapi jika ada sesuatu yang terjadi ditempat ini kalian harus menanggung resikonya.”
“Semudah itukah? Tentu saja tidak.”
Kencana Emas bukanlah orang bodoh, dia tidak bisa percaya begitu saja dengan orang yang baru dikenalnya. Kencana Emas tidak pernah berniat melepaskan Lengkukup sedikitpun, tetapi demi menjaga reputasinya dia terpaksa menuruti sepuh itu.
Kencana Emas merupakan pendekar tingkat tinggi yang sudah membuka satu gerbang tenaga dalam dirinya berasal dari kelompok aliran putih. Namun Kencana Emas harus menelan kenyataan pahit ketika dirinya berhasil mendapatkan Pusaka Langit yang disebut sebagai Hati Iblis. Dikatakan Pusaka Langit itu dipercaya dapat memberikan kemampuan diluar batas manusia yang tertulis didalam Kitab Surgawi, tetapi keberadaan Kitab Surgawi kini seolah menghilang dari dunia persilatan dan meninggalkan cerita turun temurun.
Kencana Emas yang telah mendapatkan Pusaka Langit kini harus menjadi incaran para penjahat terlebih kelompok aliran hitam tetapi ada juga kelompok aliran putih yang menginginkan Pusaka Langit dengan alasan menjaganya. Tentu Kencana Emas yang berasal dari kelompok aliran putih tidak ingin jika Pusaka Langit jatuh ketangan yang salah, tetapi Kencana Emas juga tidak ingin jika ada orang lain yang memilikinya.
Sedangkan Kencana Emas tidak ingin menggunakan kekuatan yang tidak murni, karena Kencana Emas beranggapan jika kekuatan sejati berasal dari dalam hati, itu sebabnya Kencana Emas hanya menyimpannya. Dari perjalanan Kencana sebagai seorang pendekar, Kencana Emas mendapat informasi tentang keberadaan Kitab Surgawi yang dapat mengendalikan kekuatan tak terbatas dari Pusaka Langit.
Kitab Surgawi yang telah hilang itu berada didalam Lembah Siluman, tentu informasi itu tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang benar. Sebab Lembah Siluman berada di dalam tebing Curup 7 Kenangan sebuah air terjun yang memiliki tujuh tingkatan, setiap tingkat memiliki kedalaman yang tidak dapat pandang oleh mata. Beberapa pendekar pemula bahkan pendekar tingkat tinggi sekalipun tidak pernah kembali ketika mencoba memasuki Curup 7 Kenangan, entah apa yang ada didalamnya sehingga mereka tidak pernah kembali.
Dari perjalanannya menjadi pendekar ternama Kencana Emas memiliki musuh bebuyutan dari kelompok aliran hitam. Gamya yang mempunyai kemampuan ilusi dan Jumpang yang merupakan pemilik Tongkat Siluman serta Daryana dan Gumantara yang dijuluki Sikembar Iblis mereka merupakan para pemimpin empat kelompok aliran hitam terbesar saat ini.
Mereka berjumlah hampir ratusan orang tidak, mungkin ribuan atau lebih dari itu karena mereka dapat dengan mudah menghancurkan sekte kecil maupun sedang hanya dalam hitungan menit. Jumlah yang fantastis untuk sebuah kelompok aliran hitam.
Hari ini keramaian didesa Impit Bukit tempat tinggal Gianjoyo penuh sesak, karena akan menyambut pesta atas keberhasilan kelompok aliran putih mengatasi kekacauan yang dibuat oleh kelompok aliran hitam dijalur perlintasan antar sekte. Desa yang mulanya hanya berjumlah 5 kepala keluarga, kini menjadi tempat persinggahan dan membuatnya sangat ramai. Bukan hanya dari sekte lain, tetapi ada juga para pendekar pengelana bahkan para pedagang berdatangan untuk menjajakan dagangan mereka, hal itu membuat Kencana risau karena dirinya dapat terdeteksi oleh para pemburu bayaran.
Disisi lain Gianjoyo dan Lengkukup baru saja pulang dari berburu dihutan untuk santap malam mereka. Hari semakin larut ketika acara atas keberhasilan kelompok aliran putih telah selesai, keadaan didesa kembali seperti semula. Hanya meninggalkan orang orang desa yang kemudian masuk kerumahnya masing-masing.
Disalah satu rumah tepatnya rumah Gianjoyo, samar terdengar suara langkah kaki yang kemudian didengar oleh Kirana. Terdengar seperti ada orang yang sedang berjalan perlahan disekitar rumahnya. Namun tiba-tiba suara langkah kaki itu menghilang dengan cepat seperti angin.
”Sua.. suara apa itu?” Ucap Kirana terbata kepada Gianjoyo yang saat itu Gianjoyo dengan sigap langsung menutup mulut istrinya. Gianjoyo berharap, itu bukanlah perampok sebab mereka tidak memiliki harta benda yang berharga selain istri dan anaknya.
“Diam jangan berisik! aku akan memeriksanya kau cepat ketempat Lengkukup.” Gianjoyo berusaha menenangkan istrinya yang sedikit merasa takut dan bergegas keluar rumah, tetapi belum sempat Gianjoyo membuka pintu terdengar suara hentakan sangat keras dari luar.
“Kau tidak bisa kemana-mana serahkan pusaka itu sekarang!” Seru Gamya kepada Kencana Emas ketika dia berhasil mengendus keberadaannya. Kencana Emas sudah salah mengira jika kelompok aliran hitam itu tidak akan mungkin langsung membuat kekacauan tanpa pertimbangan.
Tidak seperti biasanya, Gamya yang merupakan pemimpin salah satu kelompok aliran hitam terbesar hanya membawa 2 muridnya tetapi mereka tentu bukan murid sembarangan. Kencana menebak jika kedua muridnya itu sudah mencapai tingkat pendekar bergelar. Dari 2 pendekar itu memiliki tubuh gempal dipinggangnya terdapat masing-masing sebuah golok yang cukup besar.
“Ada perlu apa kalian denganku, aku sudah lama tidak menyimpan Benda Pusaka itu...” Ujar Kencana Emas.
“Omong kosong apa yang kau ucapakan Kencana Emas, cepat serahkan Pusaka Langit kepadaku maka kau akan selamat…” Gamya berucap dengan nada datar kepada Kencana Emas, mereka berada disatu level yang sama.
Seketika angin bertiup sangat kencang tetapi Kencana Emas sedikitpun tidak ketir dan bersiap menghadapi musuh yang datang. Gamya terlihat sangat murka akibat sikap yang ditunjukan Kencana Emas. “Serahkan semua ini pada kami guru, kami akan membereskannya dengan cepat” ucap Jiang mendahului adik seperguruannya.
Jiang melompat kearah Kencana diikuti angin yang menuntunnya ketanah, pijakkan kaki Jiang terbentuk yang menandakan Jiang mempunyai tenaga dalam yang tinggi. Tiba-tiba Kencana Emas mengeluarkan serangan tapak tepat kewajah Jiang, serangan yang begitu mendadak kearahnya tidak dapat dihindari tepat waktu sehingga membuat Jiang mundur beberapa langkah.
Dari mengalir dari tepi bibir Jiang dan dengan cepat ditepisnya. Tiba-tiba Kencana Emas merasakan berat disekujur tubuhnya lalu dipaksa keposisi berlutut, serangan itu berasal dari Gamya yang mempunyai jurus ilusi, berbeda dengan ilusi dari perguruan lain. Gamya mengusai tennik terlarang yang membuat orang merasakan hal yang sesungguhnya dan dapat membuat orang itu mati seketika.
“Guru biarkan aku membereskan sisanya” Jiang berkata dan berusaha mengambil alih pertarungan Kencana Emas dengan gurunya. Dengan cepat Jiang menendang Kencana Emas yang sudah berada diposisi berlutut dan membuat Kencana terpental beberapa kali ketanah.
Tendangan itu dialiri tenaga dalam yang besar sehingga dapat membuat Kencana Emas terpental sangat jauh, Kencana tampak terluka akibat serangan Jiang dirinya mengeluarkan darah dari tepi bibir dan hidungnya.
Tidak sampai disitu Jiang melompat ke arah Kencana Emas berniat menyerangnya kembali , Jiang mencabut golok dari pinggangnya dan secepat kilat langsung menghunuskan golok kepada Kencana Emas yang masih berada diposisi berlutut. “Rupanya kemampuanmu boleh juga” ucap Kencana sambil menyambut semua serangan yang Jiang berikan.
Sudah beberapa waktu mereka bertarung, Gamya dan adik seperguruan Jiang sedang melihat pertarugan Kencana Emas. Tampak mereka seperti setara dalam pertarungan, tetapi sebenarnya Kencana bisa dengan mudah mengalahkan Jiang hanya dengan beberapa kali tarikan nafas saja. Kencana sedikit terganggu dengan Gamya yang mampu membuatnya jatuh keposisi berlutut kapan saja. Namun saat ini Gamya hanya melihat dan tidak menunjukkan dirinya ingin ikut campur pertarungan muridnya. Melihat posisi yang menguntungkan itu Jiang berusaha semakin memojokkan Kencana sambil tertawa lantang. Namun Kencana Emas bahkan belum berpindah dari tempat dia berdiri Kencana sedikit berkelit ketika golok Jiang hampir mengenai wajahnya dan secara bersamaan Kencana melancarkan serangan tapak kearah dada Jiang yang menyebabkan benturan yang cukup kuat, serangan itu membuat Jiang mundur beberapa langkah lalu memuntahkan dara segar. “Kuaku
Pada akhirnya Gianjoyo harus mati dengan penuh penyesalan karena tidak bisa melindungi keluarganya. Rasa penyesalan itu terlihat dari air mata Gianjoyo yang keluar tanpa bisa dikendalikan, pemandangan terakhir Gianjoyo adalah Kirana yang ditarik rambutnya oleh Xue. Melihat Gianjoyo sudah tidak berdaya Kirana ingin menangis tetapi tidak bisa karena rambutnya sedang ditarik oleh Xue. Kirana menyesal karena selama ini tidak pernah belajar beladiri, kini dia mendapatkan bukti jika dunia persilatan itu sangat kejam. Kirana tidak bisa menahan air mata yang sejak tadi terbendung dikelopak matanya. Butiran air mata membasahi wajah Kirana mengharap belas kasih Xue yang saat ini menjilati bibirnya.“Ampuni kami tuan, setidaknya biarkan anakku pergi dari sini” Ucap Kirana sambil menangis tidak dapat berbuat apa-apa. Genggaman rambut Kirana tiba-tiba dilepaskan, harapannya seolah menjadi kenyataan Kirana lantas berlari me
Beberapa waktu lalu Kencana Emas yang melesat kedalam hutan, rupanya berusaha menyelinap kembali kedesa untuk mengambil Pedang Pusaka yang tertinggal dirumahnya. Tidak butuh waktu lama Kencana Emas sudah berada tepat didepan pintu rumahnya tetapi belum sempat hendak melangkah, Kencana Emas dikejutkan oleh seseorang yang datang. Kencana Emas bertanya-tanya ada perlu apa sepuh tua ini datang kepadanya malam-malam begini, Kencana hanya menduga-duga sebelum sepuh itu mulai berbicara.” Maaf menggangumu, tetapi ada sesuatu yang harus aku sampaikan mengenai Gianjoyo kau tau kan?” Kencana Emas tidak langsung menjawab tetapi membiarkan sepuh itu menyelesaikan kata-katanya, Kencana juga bingung dirinya tidak punya urusan dengan keluarga Gianjoyo tetapi Kencana menduga jika kedatangan sepuh tua adalah untuk meminta tolong. “Ah sudahlah, mereka sedang dalam masalah, kau harus membantunya…” Sepuh itu kembali melanjutkan kalimat
Ch.6 Lembah Siluman Tubuh Lengkukup yang digendong Kencana Emas nyaris terbelah menjadi dua bagian, Kencana Emas tidak pernah menduga jika serangan semacam itu dapat berbalik arahnya. Gamya dan Xue dapat melihat dengan jelas Kencana dan Lengkukup bersimbah darah, mereka menduga jika salah satunya terkena serangan maka dijamin tidak akan selamat. Lengkukup terluka sangat parah, nafasnya hampir tidak bisa dikendalikan luka pada bagian tubuhnya cukup dalam, Kencana menebak setidaknya ada ratusan urat yang putus. Kencana tidak menoleh kebelakan dan berusaha lari sejauh mungkin dari pandangan, sambil berlari Kencana menotok jalan nadi Lengkukup. Usaha yang cukup jitu dari Kencana sehingga Lengkukup masih dapat bernafas tetapi darah tetap keluar. Kencana Emas tidak ada pilihan lain, kini dia harus menemukan tempat yang aman secepat mungkin. Di perjalanan tiba-tiba Kencana tehenti seketika mendapati jalan buntu didepannya, rumor y
Kencana Emas sedikit tertegun melihat Permata Siluman yang baru saja ditemukan dari potongan tubuh siluman yang sudah tidak berbentuk didepannya. Terlihat permata siluman itu sedikit berbeda dari biasa, warna merah menyala menunjukkan jika itu merupakan permata siluman yang sangat langka tidak seperti permata yang biasa dia jumpai. Pandangan Kencana luas menelisik keberadaan Lembah Siluman, kini dirinya sedikit merasa yakin jika tempat ini merupakan tempat yang ingin dijumpainya. Mimpi Kencana Emas seolah menjadi kenyataan ketika berhasil menginjak tanah Lembah Siluman. Hampir 1 tidak, mungkin 2 menit Kencana terdiam sambil memegangi permata siluman ditanganya. Kencana seakan lupa tentang keberadaan Lengkukup seolah ingin membiarkan Lengkukup mati begitu saja dan melanjutkan perjalanan seorang diri. “Apakah Lengkukup akan mati begitu saja? Tentu saja tidak.” Kencana beberapa kali berfikir sambil menggelengk
Kencana menyadari jika tepat disamping mereka terdapat sebuah Gua, dirinya berniat memasuki Gua yang tampak terlihat sangat menyeramkan. Kencana segera menggendong Lengkukup untuk mengobatinya kembali didalam Gua, akan tetapi baru bebarapa langkah Kencana Emas menuju Gua itu, tampak beberapa tulang belulang yang cukup besar berserakan. Kencana Emas menduga jika didalam Gua itu ada sesuatu yang bernyawa, Kencana Emas berteriak dengan keras seolah memanggil penghuni Gua itu keluar, seketika itu teriakkan Kencana Emas mendapat tanggapan dari penghuni Gua. Suara raungan menggema didalam Gua diiringi sesosok yang menyeramkan menampakkan kaki kakinya yang begitu besar, mata yang mengeluarkan cahaya kemerahan, seketika melotot kearah Kencana Emas tetapi Kencana Emas membalas dengan tatapan dingin sorot mata itu tanpa bergeming sedikitpun. Sosok itu rupanya siluman lumut yang hampir berumur 100 tahun, keberadaanya sudah se
Kencana menjadi satu dari sedikit orang yang selamat dari desanya, karena selama ini Kencana pergi bersama sang guru sebagai pengembara, dengan niat membalaskan dendam Kencana menghabiskan hampir seluruh waktu, untuk berlatih tenaga dalam dan seni bela diri. Hingga dia berhasil mengumpulkan 50 lingkaran tenaga dalam hanya dalam waktu 20 tahun, pada akhirnya Kencana tidak pernah merasakan hal yang dianggap mudah oleh kebanyakan orang seperti cinta. Kencana Emas tidak ingin jika Langkukup bernasib sama dengannya, tanpa menunggu lagi Kencana membuka kantong kulit yang masih terikat. Kencana sedikit merasa aneh, terlihat kantong kulit yang sebelumnya basah oleh darah dari tubuh Lengkukup kini sudah kering bahkan tidak ada noda sedikitpun. Perlahan Kencana memegangnya, terbesit dipikiran Kencana untuk memakainya sendiri supaya bisa membalaskan dendam pribadinya. Akan tetapi tentu Kencana tidak ingin Lengkukup mati karen
Sosok itu kembali berkata yang membuat Kencana sedikit merasa ketakutan, karena telah membangkitkan salah satu iblis kemuka bumi. Namun Kencana masih sedikit tenang, mengetahui jika hati iblis itu dapat dikendalikan dengan Kitab Surgawi yang kini berada disekitar Lembah Siluman. Kencana hanya butuh waktu sampai Lengkukup berusia 20 tahun, sementara Lengkukup sekarang masih berumur 7 tahun, Kencana menebak jika dirinya harus mendapatkan Kitab Surgawi paling lambat 12 tahun lagi karena 1 tahunnya pasti digunakan untuk persiapan. Kini hati iblis yang sudah bangkit itu sangat menyesal karena telah mendapat wadah yang salah dan terjebak didalam tubuh Lengkukup. “Kau pasti penyebabnya? Kau harus membayar semua ini!” Tiba-tiba sosok yang mengambil alih tubuh Lengkukup kemudian menyerang Kencana Emas tanpa perhitungan. Gerakkannya sangat lincah, dan memilki pola yang aneh, Kencana Emas hampir t