Setelah melewati pertarungan yang panjang, Batari Ambar pada akhirnya berhasil mengalahkan semua lawannya. Walaupun dia harus mengalami pendarahan di beberapa bagian tubuhnya."Hampir saja, jika beberapa menit lagi aku memaksa tubuh ini untuk terus bertarung bukan tidak mungkin nyawa ini sudah tidak lagi tubuhku." Batari Ambar bersandar di atas pohon yang sudah dia pastikan bahwa tempat ini aman untuk beristirahat.Tanpa di sadari, Batari Ambar tertidur dengan begitu pulasnya. Dia benar-benar kehabisan tenaga dan kelelahan akibat pertarungan itu.Batari Ambar baru kembali mendapatkan kesadarannya ketika hari sudah berganti dan sinar matahari pagi menyilaukan matanya."Ekhhh, seperti tanpa aku sadari aku tertidur untuk waktu yang tidak sebentar."Suasana pagi tampak begitu indah, matahari pagi yang masih mengintip dari ufuk timur yang sedang berusaha untuk menampakkan dirinya menjadi sebuah keindahan yang hakiki. Di tambah suara kicauan burung yang saling bersahutan semakin membuat pag
Abinawa tanpa sadar menghabiskan beberapa tahun di dalam tempat misterius yang berada di dunia kecil."Aku terlalu terlena dengan semua ini, sehingga aku lupa menyadari jika aku sedang mengikuti sebuah Sayembara Pendekar Muda." Abinawa menggaruk kepalanya.Merasa sudah tidak ada alasan untuk menunda perjalanannya, Abinawa akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia yang di temukan olehnya melalui sebuah gua. Dia jelas harus cepat menemukan pintu keluar dari dunia kecil ini dan kembali ke alam manusia yang sesungguhnya.Tidak lupa pula, Abinawa membawa beberapa kitab di balik jubahnya. Dia sudah memilih Kitab Dewa Bumi, Kitab Raga Sukma Agung, dan Kitab Amukan Naga. Abinawa yakin jika dia mampu menguasai ke-tiga kitab ini, serta di tambah Kitab Naga Langit yang di milikinya, maka dia akan mencalonkan sesuatu yang terlihat mustahil untuk di raih, serta melindungi orang-orang yang di sayangi dan menciptakan dunia yang aman tanpa penindasan dan perbudakan.Setelah yakin tidak ada yang t
Abinawa dapat merasakan jika kemampuan siluman yang di hadapannya kali ini jauh lebih kuat dari siluman yang di hadapi beberapa waktu yang lalu."Gunung Tanpa Batas, jadi gunung ini adalah markas dari bangsa Siluman. Tidak heran jika aku merasakan banyak hawa panas di tengah-tengah hutan ini." Abinawa bergumam kecil, tanpa mengalihkan pandangannya.Tidak untuk menunggu terlalu lama, pria bertanduk yang merupakan siluman badak itu langsung menyerang Abinawa dengan ayunan pedangnya.Namun, Abinawa yang sudah dalam posisi siap dengan mudahnya mampu menghindari serangan itu. Bersamaan dengan itu pula, Abinawa mengubah kuda-kudanya dan memusatkan tenaga dalam di telapak tangannya."Tapak Samudera Hitam"Telapak tangan Abinawa menghantam tepat di bagian punggung siluman itu, hingga menghempaskan tubuh siluman beberapa langkah ke belakang.Siluman itu langsung berdiri kembali dan tanpa basa-basi dia langsung melesat cepat untuk membuat serangan."Sinar Halilintar Kuning"Secarik cahaya meles
"MagaDewi, apakah semua berjalan sesuai dengan rencana?" "Semua berjalan sesuai rencana, jenius terbaik aliran putih sudah ku kirim ke Gunung Tanpa Batas, sangat mustahil untuk dia dapat selamat dari amukan siluman di sana." Jawab MagaDewi dengan singkat."Bagus, kau menjalankan tugasmu dengan baik. Jangan pernah sekali saja lengah, karena kebangkitanku dan kematian anak dalam ramalan itu akan membuat kita menguasai alam semesta." Kata sosok yang berada di dalam bola hitam yang memancarkan aura jahat yang begitu kuat."Aku mengerti ayah, aku akab menyiapkan kebangkitanmu dan memastikan kematian anak dalam ramalan itu." Ucap MagaDewi dengan pelan dan di penuhi dengan keyakinan tinggi jika rencana yang di susunnya berjalan sesuai rencana."Aku percayakan ini kepadamu, aku akan segera pergi, karena jika terlalu lama maka hawa kehadiranku akan terdeteksi."Setelah itu, sosok itu menghilang tanpa bekas seolah kehadirannya tidak pernah terjadi. ***Abinawa terus berkelana mengelilingi wil
Dua siluman yang tersisa dengan kompak berubah menjadi wujud aslinya, yaitu dua ekor siluman serigala berukuran raksasa."Jadi lawanku ini siluman serigala? Tidak heran jika kalian memiliki fisik yang kuat dan perkasa." Abinawa tanpa sungkan melemparkan pujiannya kepada dua orang siluman yang menjadi lawannya saat ini.GerrrrrGererrDua siluman itu hanya menggeram keras, sebelum menyerang Abinawa dengan bringas. Dua serigala itu membentuk kombinasi serangan dalam sebuah formasi yang benar-benar membuat Abinawa mati kutu dan di desak dalam posisi bertahan total.Cakar dan terkaman datang silih berganti. Abinawa merasa beruntung karena memiliki kecepatan tinggi, sehingga memudahkan dia berpindah tempat guna menghindari serangan dua siluman itu.Dua siluman serigala terus mendominasi pertarungan dan berada di atas angin secara, bahkan setiap gerakan dari Abinawa seolah sudah terbaca oleh mata mereka."Formasi bertarung yang mereka gunakan sangat baik, sehingga mampu menutupi setiap cela
Setelah merasa tenaga dalam milikinya sudah kembali dan di rasa cukup untuk melanjutkan perjalanan, barulah Abinawa menyudahi meditasinya.Selama meditasi itu pula, Abinawa merasakan jika dirinya sedang di awasi oleh seseorang yang tidak mampu dia deteksi letak keberadaannya."Selama dia tidak menggangu perjalananku, maka aku akan menganggap dia tidak pernah ada ... " Abinawa berkata dengan pelan, sambil berharap sosok yang sedang mengawasi dirinya dapat mendengar perkataannya itu.Setelah itu, Abinawa kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Tanpa Batas. Dia harus cepat, karena dia tidak memiliki banyak waktu untuk terus berlama-lama di Gunung Tanpa Batas. Dia harus segera menemukan jalan keluar untuk melanjutkan langkah kakinya ke babak semi final Sayembara Pendekar Muda.Berbeda dari sebelumnya, kali ini Abinawa menggunakan ilmu meringan tubuh untuk mempercepat langkahnya dan menghindari pertarungan yang menguras tenaga dalamnya dan staminanya.Menggunakan ilmu meringan
Lexso yang mendapat tugas dari Wanda, tentu langsung bergerak dengan cepat. Dia jelas tidak ingin membuat Wanda merasa kecewa dengan dirinya, jikalau nanti dia gagal dalam tugasnya.Pengabdian Lexso kepada Wanda bukan tanpa alasan. Hal itu di dasari karena Wanda lah yang sudah membesarkan dirinya di saat begitu banyak orang yang mengabaikan dirinya kala itu, jauh sebelum dia menjadi salah satu yang terkuat seperti saat ini."Aku tidak tahu alasan Penasehat Wanda ingin aku menjaga pemuda itu, hingga mencapai puncak Gunung Tanpa Batas." Gumam Lexso sembari terus berjalan turun dari puncak Gunung Tanpa Batas.Dia dapat dengan cepat menemukan letak keberadaan dari pemuda yang di maksud oleh Penasehatnya Wanda."Apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Penasehat Wanda dengan mengirim diriku untuk menjaga pemuda lemah seperti dia." Kata Lexso sembari mengamati pertarungan seorang pemuda yang di hadapkan dengan tiga siluman serigala.Lexso memilih ini mengamati pertarungan itu, dia jelas tidak i
Menghadapai dua siluman Kalajengking membuat Abinawa sedikit bernafas lega. Dia merasa memiliki peluang untuk menang, sekalipun lawannya menggunakan formasi bertarung."Jika cuma dua orang, ini bukan masalah besar." Abinawa menyuntikan tenaga dalam untuk melakukan perubahan energi pada pedangnya.Dua siluman yang menjadi lawan Abinawa tersenyum mengejek, mereka merasa tugasnya cukup mudah hanya untuk meringkus Abinawa. Di tambah lagi, mereka jelas masih memiliki senjata pamungkas yang belum di keluarkan sejak awal pertarungan."Simpan senyum jelekmu itu manusia, karena sekuat apapun dirimu, kau tidak akan pernah menang berhadapan dengan kami kaum siluman." Salah seorang dari siluman itu berteriak dengan keras dan lantang."Silahkan berteriak dengan sekuat yang kau bisa, karena kali ini aku akan melumpuhkan kalian berdua." "Dewa Bermain Pedang" Tebasan pedang yang di ikuti dengan tenaga dalam langsung membuka pertarungan. Kecepatan ayunan pedang yang di kombinasikan dengan pukulan, s