Share

Bab 1.5: Pembakaran Desa Tri

Astra mengajak Tara serta Danan untuk mengunjungi Desa tempatnya tinggal bersama Kakeknya.

"Kalian berdua sebagai permintaan maaf atas kesombonganku, aku ingin mengajak kalian mengunjungi Desaku yaitu Desa Tri." Kata Astra.

"Baiklah aku terima lagi pula perutku sudah lapar." Jawab Tara dengan senyum kecil.

Mereka bertiga akhirnya berjalan ke arah Desa Tri dan ketika sampai di gerbang Desa Tri, Mereka di suguhi oleh kejadian yang terduga yaitu seorang kakek yang tidak berdaya terlempar dari dalam toko kearah jalanan.

Tara serta Danan yang melihat kejadian itu langsung marah, namun Astra menghalaunya "Jangan pernah ikut campur." Ucap Astra sambil memegang Pergelangan tangan Tara,  Danan 

Orang-orang disana hanya melihat tanpa ada berani yang membantu kakek tersebut, Kakek itu lalu merangkak ke arah Toko sambil terus berbicara "Beri aku waktu" yang terus di ucapkan berulang-ulang.

Kemudian keluarlah dari toko tersebut dua orang pria serta seorang wanita, Kakek tersebut lalu Merangkul Kaki salah seorang Pria yang kemudian di tendang oleh pria tersebut.

"Waktu? Kau sudah menunggak pajak selama 1 bulan, Hari ini adalah hari terakhirmu." Ucap Pria itu sambil mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke kakek tersebut, Sebelum ia menekan pelatuk pistol tiba-tiba tangannya terputus.

"Ahhhh Tanganku!!!!" Teriak pria itu dengan penuh kesakitan dibarengi dengan tangan satunya yang terus memegang sisa tangannya, tak cukup disitu sebuah panah tiba-tiba menancap di kepalanya yang membuat orang itu jatuh seketika.

Para warga yang melihat kejadian itu langsung melihat ke arah datangnya panah tersebut dan semua mata tertuju pada Tara, Danan, dan Astra.

Astra sontak kaget melihat kelakuan teman-temannya ia kemudian "Apa kalian bodoh?,  Itu sama saja memancing Aswa untuk membakar desa ini!!" Ucap Astra dengan nada kesal.

Alih-alih untuk balas menyerang serangan tersebut teman si pria malah pergi dari tempat itu namun sebelum pergi ia sempat menatap ke arah mereka bertiga.

Tara hanya tersenyum mendengar perkataan Astra tadi, kemudian para Warga yang berada di sekitar sana mendekati mereka bertiga untuk mengucapkan terima kasih.

Sementara itu 2 orang tadi pergi menuju markasnya yaitu kantor desa.

Kantor Desa

Nampak di ujung Aula Desa ada seseorang yang sedang duduk di Kursi.

Kedua orang itu berlari ke arah orang yang duduk itu, lalu memberi hormat kepada orang itu.

"Nampaknya kalian kelelahan apa yang terjadi diluar sana?" Tanya orang yang duduk sambil menaruh Gelas Tuak yang ia pegang.

"Tuanku Aswa, aku hendak menyampaikan berita bahwa Astra telah kembali dan ia membawa orang luar." Jawab salah seorang dari dua orang tersebut.

Mendengar hal tersebut lantas membuat orang itu marah "Apa yang kau katakan!" Kata dia yang kemudian mengambil gelas tuak tadi lalu melemparkannya.

"Tenang Tuan, Aku akan mengirimkan si Kembar." Kata seorang wanita yang duduk di sisi lain ruangan tersebut.

"Baiklah aku mempercayaimu Lara." Kata Aswa dengan nada sedikit tenang.

"Baiklah kalian berdua panggil si kembar kemari." Ucap Lara menyuruh kedua orang tersebut.

Sedangkan di sisi yang lain Tara, Danan, dan juga Astra pergi menuju rumah kepala desa.

Sesampainya di rumah kepala desa Astra mencoba mengetuk pintu rumah kepala desa "Pak...Pak," Kata Astra yang terus mengetuk pintu "Ini Astra." Ia terus mengetuk hingga kepala desa akhirnya membuka pintu.

"Mengapa kau lama sekali?," Kepala desa sambil memegang pintu dan membukanya sedikit "Masuklah sebelum ada kelompok Aswa." Ia menyuruh Astra masuk.

Kepala desa menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi ketika Astra pergi dari Desa Tri, dimulai dari penculikan seorang warga setiap minggu hingga yang terakhir adalah penculikan Kakek Astra sendiri.

Mendengar hal itu Astra sangatlah marah terhadap kelompok Aswa dan ia berjanji akan membebaskan kakeknya serta mengusir Aswa dari Desa Tri.

"Pa Kades...Pa Kades-" Terdengar Orang diluar mengetuk pintu dengan Keras "Buka pa, Desa di bakar oleh kelompok Aswa." Orang diluar kembali melanjutkan omongannya.

Kades terkejut mendengar hal itu, ia pun lantas berjalan ke arah pintu diikuti oleh kelompok Astra.

Pak kades membuka pintu sepenuhnya "Apa?" Kata Kades dengan nada terkejut.

"Ia pak desa di bakar oleh AZ dan ZA." kata orang itu.

Astra lalu memegang pundak kanan Pa Kades "Tenang biarkan kami mengusir Aswa." Kata Astra kepada Kades.

Sontak Pa Kades terkejut mendengar perkataan yang keluar dari mulut Astra, "Apa Kau Gila!!" Bentak Pa Kades dengan Nada Marah.

"Aku sudah siap Pak. di sampingku sudah berdiri dua orang hebat yang bisa membantuku." Jawab Astra dengan penuh kepercayaan diri.

"Baiklah jika itu mau kalian aku tidak menghalanginya karena itu adalah Takdir yang kalian pilih." Jawab Pak Kades dengan nada penuh Pasrah.

Mereka bertiga akhirnya pergi menuju alun-alun desa yang sudah luluh lantak oleh AZ & ZA, banyak bangunan sudah dibakar salam waktu singkat hal itu membuat mereka bertiga semakin marah terhadap tindakan Aswa.

"Si sialan itu harus menanggung akibatnya." Tegas Astra dengan penuh kemarahan.

Tak jauh dari hadapan mereka bertiga nampak 2 orang sedang berdiri dengan memakai baju putih dan hitam.

"AZ adalah orang yang berdiri disebelah kiri, ZA adalah orang yang berdiri disebelah kanan." Terang Astra pada Tara serta Danan yang berdiri disampingnya.

"Aku tidak akan melawanmu disini, jika kau berani maka temuilah kami di kantor markas kami." Ucap AZ yang kemudia melompat pergi untuk mundur ke markasnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status