Tak terasa, ada beberapa titik air bening nan hangat yang turun dari sudut mata Yu Zhen dan dia cepat mengeringkannya dengan beberapa kali usapan. Kisah perjanjian musim dingin yang diceritakan oleh Jia Mi, ibunya, sungguh terasa sangat menyakitkan.
Dia merasa menjadi korban tunggal atas kesepakatan dua keluarga besar yang lebih mementingkan urusan bisnis daripada kebahagiaannya.Malam ini terasa sangat lambat bagi Yu Zhen dan Huan Li yang meringkuk dalam pengapnya ruang berjeruji besi di penjara gua milik Kelompok Topeng Iblis. Entah sampai kapan semua ini akan berlangsung, mereka pun tidak mengetahuinya.Hanya ada bayangan Qing Sha yang tampak sering mondar-mandir memeriksa penjara demi penjara. Sosoknya begitu menakutkan hingga tidak ada satu tawanan pun berani menatapnya lebih dari lima detik.Waktu terus berlalu hingga hari berganti dari gelap menjadi terang dan semua aktifitas di hutan tersebut masih tetap sama.*****PadaBagaimana bisa gadis ini menganggapnya kewalahan?"Tentu saja tidak." "Tapi Shifu kelihatannya kerepotan menghadapiku." Shen Ji sengaja mengatakan ini dengan tujuan agar sang guru tidak hanya menghindar."Shifu hanya tidak ingin melukaimu. Jadi, aku tidak perlu membalasmu, karena yang terpenting, kamulah yang harus mengenaiku." Tentu saja, Qing Yuan sengaja mengatakan ini supaya muridnya lebih serius dalam menyerangnya."Oh, jadi dia mencoba memancingku agar balas menyerang? Sepertinya, dia sedang merasa sangat bahagia atas kemajuan ilmu yang dia pelajari. Tidak ada salahnya juga, kalau aku sedikit menghiburnya." Qing Yuan berkata dalam hati. Di bibirnya ada sesungging senyum tipis yang teramat samar. Sangat tipis hingga seseorang bahkan tidak menyadarinya sama sekali.Qing Yuan melambaikan tangan, menantang. "Tunggu apa lagi?""Baiklah!" Pedang Shen Ji terangkat naik hingga di depan wajah cantiknya dengan posisi horizontal. Ia lalu berteriak sambil berlari dan mengarahkan senjatany
Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju' *****Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju'
Qing Yuan segera menarik tangan Shen Ji, menempatkan gadis itu di belakangnya. "Hati-hati, Hua'er. Jaga dirimu baik-baik!" Shen Ji tak habis pikir dengan peringatan sang guru. "Jaga diri? Apa maksudnya ini?" Shen Ji merasa bingung dengan datangnya hawa dingin ekstrim yang menyerang secara tiba-tiba. Aura pembunuh begitu kuat terpancar, menekan mental dan menjadikan ketakutan teramat sangat dalam perasaan mereka.Darah seakan membeku, lidah pun kelu dan bulu kuduk berdiri dengan sendirinya."Shifu, ada apa ini?" Shen Ji merapatkan diri ke dekat gurunya. Tangan gadis itu begitu gesit menyiapkan senjata."Sarungkan pedangmu, Hua'er. Ini bukan orang lain." Qing Yuan berbisik sembari mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu.Ada kekhawatiran yang dalam tergurat di raut wajahnya. "Tapi, Shifu ...." "Lakukan saja." Qing Yuan berbisik sambil menekan kuat tangan Shen Ji agar senjata tersebut masuk kembali ke dalam sarungnya. "Ingatlah! Apa pun yang terjadi nanti, jangan melawannya.""Melaw
"Ya, Laoshi. Maka dari itu, tolong lepaskanlah muridku, Laoshi!" Qing Yuan memohon sambil bersujud hingga beberapa kali di tanah. Kepalanya ia pukulkan tanpa ragu hingga kulit dahinya kotor dan sakit. Qing Yuan tak peduli. Dia harus menyelamatkan muridnya. Jika tidak, Shen Ji akan mati hari ini juga.Oh tidak! Tak lama lagi, gadis itu pasti tewas mengenaskan di tangan Yang Hua dan ini sangat tidak diinginkan oleh Qing Yuan.Pendengaran Yang Hua bagai disambar petir dari langit tanpa adanya tanda-tanda turun hujan. Dia sampai terbelalak. "Hua'er? Kamu bahkan menyebutnya dengan namaku!"Qing Yuan benar-benar tak memiliki kata-kata yang patut diucapkan. Dia hanya semakin tertunduk dalam rasa bersalah yang dalam. Pemuda itu sangat mengerti akan perasaan Yang Hua saat ini yang pastinya sedang dipenuhi gelora kemarahan."Memakai namaku untuk orang bermarga Shen dengan tanpa seijinku! Marga yang bertahun-tahun sudah sangat aku benci. Ah Yuan, k
Tidak ada raut kecewa di wajah Yang Shui, melainkan hanya melirik sesaat dan lalu kembali meneruskan membaca bukunya. "Kalau begitu, nanti kita ganti saja bahan itu dengan kompres kain basah, sedangkan jamur es dan daun mint segera kamu rebus dan antarkan padaku setelah siap." "Baik, Tuan Muda." Feng Shao mengangguk patuh, meskipun ada rasa janggal dalam hati. Saat ini tidak ada orang sakit panas datang ke pondok mereka, tetapi tuannya meminta ramuan pendingin secara mendadak dan obat tersebut harus diminum secepatnya tanpa harus menunggu hari berganti. Feng Shao sampai menghentikan langkahnya akibat berpikir, rasanya ini terlalu janggal. Untuk saat ini bahkan tidak ada satu orang pun datang mengeluh sakit panas atau demam, tapi mengapa tuan mudanya meminta ramuan pendingin? "Tuan Muda, bukankah obat pendingin harus diminum segera pada saat masih hangat? Jadi, sebenarnya ... ramuan ini untuk siapa?" Feng Shao memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk siapa lagi menurutmu?" Yang Sh
Qing Yuan mengangguk pelan tanda mengiyakan.Yang Shui lalu membuka paksa mulut Shen Ji dan memasukkan sebutir pil pemulih yang sama dengan yang dimiliki oleh Qing Yuan.Pria itu juga menyalurkan tenaga dalam yang bersifat penyejuk hingga beberapa saat lamanya.Secara perlahan, wajah Shen Ji mulai sedikit memerah dan keadaan tubuhnya semakin membaik.Ini membuat Qing Yuan merasa lega. Namun, dia juga sedang merasakan penderitaan lain yang berusaha disembunyikan dengan baik.Perasaan Yang Shui lebih sedih lagi, ketika dia melihat jejak memar membiru pada leher gadis itu. "Memar ini takutnya akan semakin menyebar. Kita harus secepat mungkin menekan penyebarannya dengan rendaman air giok es.""Hanya saja, giok es ada di dalam gua milik paman. Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan benda itu dengan mudah?" Yang Shui menarik napas panjang-panjang."Apakah luka memar itu berbahaya?" Wajah Qing Yuan terlihat cemas.Yang Shui tak menjawab, melainkan berkata dalam hati. "Pembuluh darah besar d
"Bagaimana aku harus menjawabmu?" Yang Shui menundukkan kepalanya. "Aku juga merasa bingung dengan keadaan kita saat ini."Yang Shui menghentikan kegiatannya sejenak. Dia menundukkan wajahnya yang sedih dengan perasaan sakit teramat sangat dalam hati. "Jujur saja, di lain pihak aku menyayangi Hua'er, tapi di pihak lain aku juga memikirkan nasibku dan kematian kedua orang tuaku yang diduga dilakukan oleh Shen Ming." Bayangan masa kecil indah sekaligus suram kembali berlarian di matanya yang mulai digenangi air bening nan hangat. Qing Yuan dapat merasakan aura di ruangan tersebut menjadikan sedikit lain. Dia tahu jika orang di belakangnya sedang bersusah-payah mengatasi luka dalam hati. "Kakak Shui, maafkan aku." Qing Yuan juga menundukkan kepalanya. "Gara-gara aku mengambil Hua'er sebagai muridku, semuanya menjadi kacau. Seharusnya aku cukup menolongnya saja dan langsung mengirim dia keluar dari hutan ini. Tapi, entah mengapa hatiku be
Qing Yuan mengepalkan tangannya sambil masih berlutut di atas lempengan batu altar. "Laoshi, aku akan menerima hukuman darimu malam ini. Aku tidak tahu, apakah aku masih dapat melihat matahari terbit esok hari."Yang Hua mengernyitkan kedua alis matanya dan bergumam dalam hati. "Anak bodoh ini, apa lagi yang dia katakan? Apakah dia pikir aku ini akan membunuhnya?" Raut wajah Yang Hua menyiratkan rasa heran, tetapi dia tetap menjaganya setenang mungkin.Di balik pinggangnya, jari-jari tangan pria itu masih memainkan mutiara biru miliknya sambil memikirkan beberapa kabar mengenai Qing Yuan dan Shen Ji.Sebelumnya, dia memasuki hutan ini dengan bertujuan untuk menjenguk keadaan Qing Yuan dan menanyakan perihal racun dalam tubuhnya dan juga ada hal penting lainnya yang ingin dia sampaikan.Namun, sewaktu di dalam perjalanan menuju kediaman bambu milik anak kesayangannya, secara tanpa sengaja pria itu mendengar pembicaraan para pengikut Qing