"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Kekaisaran Qing terbagi menjadi empat bagian wilayah. Wilayah bagian Timur di kuasai oleh kerajaan Zhou, wilayah selatan kerajaan Senwu, wilayah barat kerajaan Shang, dan wilayah utara di kuasai oleh kerajaan Xinjiang.Di wilayah bagian selatan Kekaisaran Qing yang di kuasai oleh Kerajaan Senwu terdapat sebuah Kota bernama Kota Naga Langit.Di Kota Naga Langit itulah, berdiri sebuah klan yang bernama klan Liu.Dalam waktu semalam, klan Liu di hancurkan oleh orang-orang yang tidak di kenal identitasnya. Mereka merupakan organisasi bayaran yang sangat kejam dan beringas. Entah siapa dalang di balik kehancuran klan Liu, tindakan Mereka sangatlah keji dan brutal.Di dunia itu, kekerasan, pertikaian, pertumpahan darah, pertempuran, dan peperangan bukanlah suatu hal yang tabu. Meskipun begitu, penghancuran klan Liu benar-benar tidak bisa di maafkan.Di sebuah perbukitan daerah pegunungan, seorang tetua dari Klan Liu bernama Liu Cheng berlari sambil mencengkram dengan erat seorang bocah bern
Liu Shin terbatuk memuntahkan air yang masuk kedalam tubuhnya. Perlahan Dia mulai membuka mata dan sadarkan diri."Aku tidak mati," batin Liu Shin.Liu Shin tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Dia tetap terbaring kesakitan dan berusaha menenangkan dirinya.Liu Shin mengingat terakhir kali terbawa oleh arus sungai sebelum kepalanya terbentur sebuah batu besar dan bagian tubuhnya tertusuk sebuah benda tajam, "Dimana Aku sekarang? keberadaanku saat ini tidak masuk akal bagiku."Jika Liu Shin selamat, seharusnya Dia sekarang berada di pinggiran atau tidak jauh dari sungai. Tetapi, bola mata hitamnya yang melirik kesana kemari tidak menemukan keberadaan sungai sama sekali, "Apa ada Seseorang yang menyelamatkanku?" gumamnya.Liu Shin terbaring tidak berdaya karena lukanya yang amat parah. Dia sudah sedikit bisa menggerakkan tangannya tetapi masih tidak bisa membangunkan dirinya. Tulang-tulangnya seakan patah dan remuk, hanya sedikit bergerak saja Dia akan merasakan sakit yang amat sang
Seekor Beast merasakan aura keberadaan asing manusia. Beast itu merupakan seekor Harimau dengan kulit berwarna perak dan sedikit bercorak hitam.Liu Shin belum mengetahui Pemilik suara yang Dia dengar. Dia tidak mau mengambil resiko, suara itu terdengar menakutkan. Hanya ada satu kata di pikirannya bahwa Pemilik suara itu adalah Monster. Liu Shin kembali mulai meyakini perkataan Pemuda misterius yang Dia temui barusan, dan nasihatnya segera Dia lakukan.Bunyi raungan harimau berkulit warna perak semakin mendekat ke arah Liu Shin. Suara pepohonan yang berjatuhanpun terdengar semakin nyaring. Berbahaya ataupun tidak, Liu Shin berlari sekencang-kencangnya menjahui sumber suara raungan.Sesosok Beast mulai menampakkan dirinya, membuat Liu Shin ketakutan karena baru pertama kali baginya melihat makhluk berbentuk aneh dengan sorot mata yang tajam dan mengerikkan."Binatang apa itu?" gumam Liu Shin melihat Harimau tetapi kulitnya berwarna Perak bercorak hitam tidak jauh di belakangnya.Beast
"Tinju Beruang Hitam"BommmBommmBommmLiu Shin kembali melatih kekuatan tinjunya dengan menghantam bebatuan lainnya sampai hancur.Beberapa Kelinci yang sebelumnya berada di sekitar Liu Shin menghilang bagai di telan Bumi. Mereka menjadi bulan-bulanan sebagai ajang pelatihan bagi Liu Shin. Dia sesekali beradu pukulan dengan Kelinci dan mengejar Mereka untuk meningkatkan kecepatan berlarinya.Sekarang, seekor Kelinci bukanlah masalah bagi Liu Shin. Daging kelincipun bukan lagi khayalan dan seringkali Dia akan memakannya. Hanya saja, Dia masih memakannya mentah-mentah."Sial, beruang itu datang lagi," Liu Shin melihat beruang hitam yang masih saja berada tidak jauh di sekitar gua tempatnya berlindung. Dia mencoba untuk kembali masuk ke dalam gua.GoarrrrBeruang itu dengan kecepatan penuh melesat ke arah gua menutup jalan Liu Shin yang akan bergegas masuk kembali ke dalam gua.Beruang hitam itu menatap Liu Shin tampak senang berdiri di depan mulut gua. Dia selama ini di buat kesal ole