"Seperti dugaanku, ternyata benar! Kalung yang dipakai anak itu adalah salah satu potongan … .""Giok Naga Hijau."Li Hua langsung bergegas pergi ke Taman Rahasia dekat dengan kompleks Paviliun Sekte Pedang Merah dengan melompat seperti terbang, meninggalkan jejak kecepatan dan keanggunan di udara dalam jubah abu-abunya khas Sekte Persik Abadi.***Pada masa yang lampau, Sekte Pedang Naga memelihara dengan hati-hati Giok Naga Hijau, sebuah warisan pusaka yang melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan.Giok tersebut merupakan perwujudan spiritual dari seekor naga yang, ketika dipanggil oleh pemiliknya, mampu mengubah giok itu menjadi bentuk aslinya yang megah, menghembuskan api dan menguasai langit dengan kekuatan dahsyat, siap melindungi dan memimpin Sekte Pedang Naga dalam segala pertempuran. Namun, pecahnya Sekte Pedang Naga menjadi Sekte Pedang Merah dan Sekte Pedang Putih menyebabkan Giok Naga Hijau terpisah dan menjadi pusaka legendaris yang dimiliki oleh kedua sekte, dengan kedua
Mendengar teriakan tiba-tiba dari Zhai Ze Ling yang datang dari luar rumahnya, Lu Chen Feng terdiam sejenak, dan dalam keheningan itu, dia terhenyak mengenang suara mengerikan dari pembunuh kedua orang tuanya yang tidak akan pernah bisa ia lupakan sepanjang hidupnya. Ia melangkahkan kakinya perlahan untuk melihat orang yang berteriak dari balik jendela rumahnya."Ternyata benar itu Zhao Ze Ling. Pembunuh kedua orang tuaku … .""Apa yang dia inginkan dan yang bisa membawanya ke sini? Kenapa dia meminta aku untuk mengeluarkan anak kecil? Apa kekuatan Ji Long sudah ada yang melihat?"Lu Chen Feng kemudian menoleh ke belakang, mengarahkan pandangannya ke arah Zhang Ji Long, lalu berseru, "Ji Long, kamu tetap bersama Kakek dan Bai Tang Wei! Apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari rumah ini. Aku akan menghadapi mereka sendiri."Zhang Ji Long dengan wajah penuh kekhawatiran menganggukkan kepalanya, "Baiklah Guru."Tak lama Zhang Ji Long mendengar suara pertempuran yang sangat hebat an
"Itulah kenapa aku langsung membuatmu pingsan dan membawamu ke Negeri Nusantara Long Er. Karena aku tahu, kalau kamu melihat keadaan Lu Chen Feng yang sedang terkulai lemah. Kamu akan segera keluar dan akan membuat kita semua tertangkap."Dengan berat hati, Lu Chen Wei harus meninggalkan cucunya yang sekarat, Lu Chen Feng, dalam pertempuran melawan musuh-musuhnya, dan bersama dengan Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei, mereka memutuskan untuk melarikan diri ke Negeri Nusantara sebagai langkah terakhir untuk menyelamatkan diri dari kejaran musuh yang mengancam nyawa mereka. Hal ini bukan karena Lu Chen Wei merasa tidak peduli dengan Lu Chen Feng, itu karena karena ia harus menyelamatkan Zhang Ji Long yang memiliki berlian persik di dalam dantiannya dan warisan pusaka Sekte Pedang Putih di kalungnya yang berupa potongan Giok Naga Hijau, Agar tidak jatuh ke tangan musuh-musuhnya yang mengancam kelangsungan hidup mereka semua.Selain itu, Lu Chen Wei juga harus menyelamatkan tanaman-tanaman a
"Bai Teng Wei, kamu sudah berpengalaman untuk melintasi Negeri ini. Tolong antar Zhang Ji Long untuk terus pergi ke selatan menuju Gunung Xilin, disana kalian akan bertemu seorang pertapa bernama Wu Sheng Hao.""Baik Kakek Guru.""Aku yakin hanya Wu Sheng Hao yang dapat mengetahui bagaimana cara untuk membuka segel dari dantian Zhang Ji Long."Akhirnya Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei pun pergi meninggalkan Lu Chen Wei untuk menuju ke Gunung Xilin untuk menemui seorang pertapa bernama Wu Sheng Hao. Mereka pergi dari Desa Huashan di hilir Gunung Es yang berada di ujung utara Negeri Oriental untuk mencapai Gunung Xilin di ujung selatan Negeri Oriental, dengan harapan bisa menemukan jawaban atas segel misterius yang ada di dalam dantian Zhang Ji Long.Agar cepat sampai mereka tidak melalui jalur biasa sesuai arahan dari Lu Chen Wei, mereka memilih untuk melewati sembilan bukit tantangan yang disebut dengan "Bukit Sembilan Ratapan", yang terkenal karena keindahannya sekaligus keberadaannya
Tiba-tiba guncangan hebat datang melanda, bukit itu bergetar dan bebatuan kecil di sekitarnya bergabung menjadi satu, membentuk sebuah monster yang menyeramkan, menciptakan ancaman yang mengerikan bagi mereka yang berada di sekitarnya.Monster batu itu terlihat megah dengan tubuhnya yang kokoh, terdiri dari bebatuan yang saling terikat dengan mata yang terbuat dari kristal dan berkilauan seperti permata yang menyala memancarkan aura kejahatan yang mengerikan.Bola api putih kembali muncul di hadapan Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei. "Tak ku kira ternyata badan besar dan wajahmu yang menyeramkan itu sesuai dengan kekuatanmu," ucap bola putih itu kepada Bai Teng Wei. Bola api putih tidak tahu bahwa yang membunuh monster serigala itu adalah Zhang Ji Long dengan hanya sekali pukul saja, ia berpikir kalau Bai Teng Wei lah yang membunuh monster serigala itu karena tubuhnya yang terlihat besar dengan wajah yang sangat menyeramkan, tanpa melihat pertarungan yang sebenarnya terjadi."Kamu liha
Tampak tetesan air liur yang menetes jatuh ke tanah dari mulut monster seekor anjing, bukan hanya dari satu mulut tetapi dua mulut dengan dua kepala dari satu tubuh yang sama. Kedua kepala monster itu menatap Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei dengan mata yang menyala-nyala seperti bara api. Zhang Ji Long kembali menatap dengan takjub suatu makhluk yang aneh, "Wah, ini adalah anjing dengan dua kepala!"Datang bola api putih yang melayang di udara sembari berkata, "Ha ha ha! Iya ini adalah monster anjing dua kepala dengan racun di air liurnya. Apabila tergigit oleh monster anjing ini, racun dari air liurnya akan dengan cepat masuk ke dalam aliran darah dan akan meracuninya sampai kalian mati!"Setelah memberi kesan yang menakutkan, kobaran bola api putih itu kemudian pergi dan kembali menghilang di antara pepohonan yang berjajar dengan tegak menjulang tinggi itu."Tuan Ji Long, untuk monster yang ini tolong biarkan aku saja yang yang melawannya sendiri. Aku ingin menghabisi monster itu den
Pada Bukit ratapan tahap ke-7 ini mereka menemukan suasana yang berbeda dari bukit-bukit sebelumnya. Baru kali ini di bukit sembilan ratapan terlihat air terjun yang menjulang tinggi dengan gemuruh yang menggetarkan bumi, mengalir deras dari atas tebing yang curam, dan menambah kesan magis pada lingkungan sekitarnya dengan percikan-percikan air yang berkilauan seperti kristal yang berada di bawah sinar matahari.Terdengar dari atas langit suara lengkingan dari elang yang menggema dengan kerasnya. Sesosok monster elang terbang di udara melakukan manuver yang elok di atas awan, sayapnya yang lebar bergerak mengikuti alunan angin yang menghembuskan di atas air terjun, mata tajamnya memandang ke arah Zhang Ji Long yang berada di bawahnya.Zhang Ji Long dengan takjub menengadahkan kepalanya ke atas, ia merasa terkesan dengan monster yang menyerupai burung sebesar manusia ini, matanya tampak berbinar berkilauan dengan pantulan air terjun yang memancarkan sinar matahari, dan seketika itu jug
Udara hangat terasa di padang rumput dari matahari yang memancarkan sinar lembutnya. Namun, suasana udara yang penuh kehangatan ini berbanding terbalik dengan ketegangan yang mengisi udara, seolah mendahului pertarungan sengit yang akan segera pecah di antara Bai Teng Wei dan monster kera yang menantang di tengah ladang rumput indah tersebut.Monster kera yang terlihat lincah itu kemudian mengeluarkan senjatanya dari punggung belakangnya, berupa tongkat tongkat besi yang berkilauan dengan dengan ujungnya yang berkilauan oleh kristal ungu bercahaya. Setiap kali angin berhembus, kristal-kristal itu mengeluarkan cahaya lembut yang menerangi sekitarnya.“Monster kera, rupanya kamu juga memiliki senjata tongkat untuk melawan aku!” ucap Bai Teng Wei dengan suara mantap, tetap waspada terhadap serangan monster kera yang siap melancarkan pertarungan sengit di tengah ladang rumput indah tersebut.Bai Teng Wei lalu mengeluarkan tongkat kayunya yang ia pegang erat di kedua tangannya, ia lalu men