”Sialan!” lelaki tua yang menutupi kepalanya dengan jubah itu menggerutu, ”Semua orang sudah dibutakan oleh kekuasaan mereka, para pemimpin dan kerajaan yang bobrok. Raja Iblis akan menghancurkan seluruh dunia dan mereka ketakutan di istana-istana mereka!”
Dua orang di samping lelaki tua itu melihat di atas bukit. Di depan mereka, pasukan dengan jumlah tak terbatas, tenda-tenda yang menyala lampu dan pasukan yang menakutkan ada di sana. Ada bangunan tenda paling mewah di tengah, itu pasti tenda Raja Iblis.
Perang besar akan menjadi penentuan kehancuran seluruh dunia.
”Tidak ada waktu lagi untuk mengeluh, kawanku! Ini adalah satu-satunya kesempatan kita!” lelaki berjanggut tua, memakai tongkat dan seorang penyihir meyakinkan rekan-rekannya yang lain.
”Benar, saudaraku! Ini adalah pengorbanan kita sebagai legenda,” Lelaki tua itu berdiri, tangannya berkedut dan energi aliran halilintar menyelimuti tangan kanannya, ”Raja Iblis sedang menyerap energi terkuatnya, itu adalah saat dia paling lemah. Mungkin, ini adalah malam terakhir kita!”
Kedua lelaki yang duduk ikut berdiri, benar yang dikatakan oleh Legenda Tinju Halilintar. Mereka pun bersiap dan saling tersenyum.
Saatnya bergerak!
Dan, malam itu. Perang yang terjadi menggoncangkan seluruh bumi. Perang yang tidak bisa dibayangkan terjadi. Tiga legenda, melawan pasukan Iblis yang mencapai jumlah tak terhitung. Suara dentuman malam itu terdengar di seluruh benua yang ada di dunia ini. Dari sanalah, kisah ini bermula.
***
Perguruan Singa Hitam
Sebuah plang nama besar dan megah nampak terlihat di gerbang bagian dalam, tulisan ukiran yang indah berukiran emas dan sekelilingnya ukiran singa empat pilar yang mengelilingi. Plang itu merupakan plang bagian dalam sekte, sedangkan di luar ada gerbang luar yang juga memiliki ukuran yang lebih besar lagi.
Brak! Klatak! Bruk!
Plang megah itu hancur berkeping-keping tertimpa tubuh seorang murid dari sekte Singa Hitam yang terpelanting membentur plang tanda itu.
AAAHHHH!
Lelaki itu jatuh diantara plang tanda yang hancur berserakan di sekitarnya. Lalu, lelaki itu pun pingsan.
Murid-murid bagian dalam kaget, seseorang berlari menuju ruangan Tetua Sekte Singa Hitam untuk melaporkan kejadian. Seorang lelaki kekar, pemuda sekitar 25 tahun dengan baju khas pendekar. Dia berjalan dengan tenang setelah melempar seorang murid luar hingga menghancurkan plang papan tersebut.
Lelaki itu terus berjalan dan seperti seorang pendekar yang tengah menang melawan semua pertempuran. Dia berjalan menuruni undakan ke bawah setelah memasuki gerbang dalam perguruan. Kakinya melangkah pelan, pintu yang memang sudah terbuka karena hari mulai siang dan juga para murid sedang latihan.
Menuruni undakan itu, beberapa murid sekitar puluhan menatap pemuda itu. Para murid itu tengah berlatih dan terkaget, beberapa bersiap dan mundur ke belakang dan membentuk barisan. Beberapa murid itu berkisar umur 10 hingga 20 tahunan. Mereka mengawasi gerik pemuda yang baru datang tersebut dan mengambil ancang-ancang dengan kedua tangannya.
Langkah demi langkah pemuda itu menuruni, setiap langkahnya seperti getaran yang memiliki tekanan sehingga orang-orang disitu seolah mengalami tekanan dalam dirinya.
Seorang pelatih yang melihat hal itu, banyak muridnya yang ketakutan dan dia pun menjadi marah.
”Bocah! Kamu cari mati ya!”
Lelaki tua dan kekar itu maju ke depan. Dan menunggu Pemuda ini menuruni tangga hingga undakan paling bawah. Lelaki itu memperhatikan pemuda itu, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambutnya tergerak ke belakang melebihi bahunya. Perawakannya kekar dan tegak, dia pun sangat tenang, namun terlihat masih lugu seperti pemuda kebanyakan.
Seseorang berlari dari luar dan masuk ke dalam, lelaki itu seorang murid luar dan berlari tergesa-gesa. Dia memasuki altar latihan bagian dalam, namun melihat pemuda yang berdiri berhadapan dengan pelatih itu dia jadi ketakutan.
”Lapor pelatih,” murid yang baru datang itu memberi salam hormat perguruan kepada guru tersebut.
Pelatih mengangguk dan mempersilakannya untuk meneruskan laporannya.
”Semua murid luar dan guru pelatih semua telah jatuh!”
Pelatih itu langsung paham keadaannya, tadi dia mendengar kalau ada yang mengacau di luar dan dia menyangka orang-orang di luar sudah cukup membereskannya.
”Apakah pemuda ini pelakunya!” pelatih itu membentak murid luar yang masih gemetaran itu.
”Benar Guru!”
Guru pelatih itu langsung memasang wajah sinis, bocah satu ini bisa cukup mengalahkan para murid luar? Cukup lumayan, dalam batin pelatih itu. Pemuda itu pun masih terdiam menatap guru tersebut dan tetap tenang.
”Apa maumu Bocah!”
Guru itu langsung membentak. Pemuda itu sudah cari masalah di perguruannya. Setidaknya, sebelum membuatnya tahu diri, dia ingin tahu apa maksud pemuda itu.
”Mana ketua perguruan?”
Guru pelatih itu semakin jengkel, ”Ditanya orangtua kau malah mencari Ketua? Dasar bocah sembrono!”
Habis sudah kesabaran pelatih itu. Dia menyilangkan kedua kepalan tangannya ke bawah, memasang kuda-kuda dan menerjang dengan sangat cepat dengan kedua pukulannya. Bocah sekarang memang harus dihajar dulu baru dia tahu sedang bicara dengan siapa. Pelatih itu juga tidak mau perguruannya dipermalukan, apalagi oleh seorang pemuda yang masih belum dewasa.
Wusshh!
Pukulan pelatih itu menyerang, namun setelah mulai mendekati wajah pemuda itu, dia memundurkan kepalan yang kiri dan merangsek dengan pukulan kuat tangan kanannya. Itu adalah jurus asli kepalan tinju singa. Perguruan atau sekte singa hitam adalah para pendekar bela diri yang mengandalkan pukulan dengan energi dan aura yang kuat.
Pukulan yang dilancarkan kali ini adalah pukulan yang cukup keras dan cepat, pohon pun bisa pecah dengan pukulan itu. Manusia juga bisa sekarat jika tak menutupinya dengan aliran pelindung energi.
Pukulan kosong!
Pelatih itu kaget, pemuda itu dengan cepat hanya menggelengkan kepalanya ke kiri saat hampir mengenainya. Ketajaman matanya tepat sepersekian detik sudah memantau arah pukulan dan dia menghindarinya dengan mudah. Rambutnya tergerai karena energi gelombang pukulan itu.
Pelatih itu sempat kaget, dan kembali menarik pukulannya menyamping setidaknya lengannya akan cukup mengenai kepala dan luka akan ditimbulkan.
Hiaaattt!
Serangan kosong lagi. Pelatih itu melihat pergerakan menghindar pemuda itu yang kini memundurkan kepalanya ke belakang sehingga pukulannya juga tidak kena.
Merasa jengkel. Pelatih itu kemuding memukulkan kepalan tangan kirinya, tidak kena juga. Pemuda itu dengan tenang menghindari. Pelatih itu semakin tak tahan, dia melancarkan serangan demi serangan membabi buta dan tak kenal ampun. Ledakan energi seolah mementalkan dan menabrak para murid di sekitarnya. Siapapun disitu tahu bahwa energi dari gurunya itu meledak-ledak.
Pemuda itu tajam melihat semua pergerakan dan menghindarinya. Namun, beberapa detik kemudian saat serangan semakin gencar, tangan pemuda itu mundur ke belakang, sikunya tertarik. Dan...
Boooommm!
Dorongan tangan lelaki itu cukup cepat dan mengenai rahang pelatih itu. Pelatih itu tak menyadari karena kecepatan serangan itu. Bahkan itu hanya dengan telapak tangan namun mampu melemparkannya begitu saja.
Braakk!Pelatih itu terjatuh menabrak sebuah jendela kayu, pelatih itu ambruk dan tubuhnya gemetaran hendak bangun. Lelaki tua itu berusaha bangkit dari jatuhnya, namun kondisi tubuhnya seperti tulangnya remuk di dadanya. Serangan apa barusan itu? Kenapa seolah serangan biasa namun dapat membekukan seluruh tubuhnya yang memang sudah setiap hari melakukan pelatihan bela diri?Pelatih itu mencoba bangkit lagi, tapi badannya masih berat.”Kamu akan sehat kembali dalam waktu tiga hari.”Suara pemuda itu seolah vonis seorang tabib untuknya. Dan, benar saja. Sekuat apapun pelatih itu mencoba bangkit namun tubuhnya seolah remuk. Bahkan, dia menggunakan seluruh tenaga dalamnya namun tetap saja seperti aliran energinya terblokir. Pemuda itu benar, ini adalah luka dalam.”Bantu aku!” Pelatih itu berteriak, dan empat murid seolah ragu dan perlahan mendekati pelatihnya dan mulai mengangkat dan membantunya berdiri. Mereka mulai memapah, dua orang dari kiri dan kanan mengapitnya. Dua yang lain meng
Booommm!Ledakan energi terjadi dan tak bisa dihindari. Pemuda itu memajukan kedua tangannya dan menyilangkannya di depannya, dia menahan pukulan dahsyat dari Drapuda, ketua Perguruan Singa Hitam itu dengan tanpa pelindung apapun kecuali kedua tangannya.Pemuda itu terpental cukup jauh hingga hampir mengenai para murid namun mereka semua dapat menghindar. Pemuda itu terpental dan menghantam tembok punggungnya. Tembok itu bahkan retak karena membentur punggungnya tersebut. Pemuda itu terjaduh duduk sambil tetap menyilangkan kedua tangannya ke depan.Pemuda itu terduduk berjongkok setelah membentu tembok. Masih belum bergerak dan masih diam. Para murid semakin yakin kemenangan akan mudah diraih oleh ketua perguruan, pemuda itu pasti hancur.”Baiklah pemuda, aku akui kau punya trik. Tapi, pengalaman bertarungmu masihlah kurang. Sebelum kuhancurkan tulang-tulangmu, sebutkan namamu!”Perlahan, pemuda itu mulai bisa bergerak sedikit. Dia bangkit dan berdiri perlahan kembali dan membuka waja
Aji keluar dari perguruan Singa Hitam. Dia melangkah pergi, misi pertamanya selesai dan dia berjalan dengan santainya. Sudah 20 tahun berlalu begitu saja ya, matahari bersinar sangat terang sekarang, sudah mendekati tengah hari. Aji menatap matahari yang sangat terang itu dan berjalan kembali hingga mencapai plang bagian luar perguruan Singa Hitam. Gerbang Singa Hitam juga hancur, sebelum masuk Aji sudah mengalahkan ratusan orang sekaligus dari murid luar perguruan dengan pukulan penghancurnya.Seseorang sedang bersandar, seolah menunggunya. Dia memakai dua pedang di balik punggungnya. Seorang pendekar bela diri. Usianya juga sekitar 25 tahunan dan diaAji melewatinya begitu saja, ”Ayo pergi Aaman.”Aji pun melewati lelaki itu yang bernama Aaman, Aaman pun berdiri tegak dan setengah cepat mengikuti langkah Aji.”Aku tak bisa membayangkan, Perguruan kelas dua, Singa Hitam hancur dalam setengah hari saja! Apa ini kekuatan Tuan, kekuatan yang selama ini menghilang. Fist Thunder. Maaf Tua
Matahari kembali menyapa, Aji Bagaskara dan Aaman baru saja keluar dari penginapan. Aji sama sekali tak membawa uang kecuali hanya barang-barang milik rekannya dulu yang disimpannya dalam bajunya. Aaman mentraktirnya untuk semua hal.Aaman yang mentraktirnya, mulai sekarang Aaman adalah sahabaat baik Aji dan itulah identitasnya selanjutnya. Aaman tak akan mengungkit Legenda Pukulan Halilintar, dan bagaimana kisahnya hingga menjadi muda. Aaman sendiri tak mau menanyakan hal itu kepada Aji. Mereka telah sarapan dan siap melanjutkan perjalanan.Perjalanan mereka cukup jauh hingga sampai di ibukota pusat Orpris. Aaman yang sebenarnya seorang bangsawan dan diminta oleh Ayahnya untuk menjadi tentara di bidang intelijen negara. Dia bebas pergi kemanapun dan mencari informasi soal keberadaan pasukan iblis dan pasukan gelap. Namun, dia akan kembali berkumpul dengan yang lain jika ada panggilan khusus untuknya.Aaman membeli dua kuda untuk perjalanannya. Mereka pun menaiki kuda untuk meneruska
Kota Prisma yang megah, Aji dan Aaman mendekati gerbang yang besar dan terbuka tersebut. Siapa saja yang hendak masuk, akan diperiksa oleh petugas jaga gerbang. Para penjaga cukup ketat, ada sekitar 20 orang yang semuanya berjaga di depan gerbang masuk. Meski gerbangnya terbuka lebar, namun penjagaan ketat dan siapapun yang masuk harus bisa menunjukkan keterangan; tanda pengenal, maupun surat keterangan tinggal oleh pemerintah di mana dia tinggal.Aaman berada di depan, sedangkan Aji di belakangnya. Mereka menaiki kuda mereka masing–masing. Saat mereka berada di gerbang, mereka pun dihadang dengan tombak panjang. Meskipun memegangi tombak, di pinggang mereka juga ada pedang. Mereka dilengkapi dengan peralatan lengkap untuk bertarung jika ada penyusup yang datang untuk membuat onar.”Siapa kalian dan ada keperluan apa?” Salah seorang penjaga tegas berujar, mungkin dia pemimpin dalam tim penjaga kali ini.”Saya Aaman,” Aaman memperkenalkan namanya dan tangan kanannya merogoh sesuatu dar
Kota Prisma begitu ramai, hari ini adalah hari dimana ujian Pasukan Langit akan diadakan. Lapangan besar tempat test secara terbuka adalah di alun–alun kota. Tempat itu luas dan dikelilingi dengan undakan penonton yang dibuat mengitari alun–alun. Setiap orang bisa menonton dengan duduk mengelilingi alun–alun tersebut. Gedung tinggi di atas undakan tempat menonton pun ada, gedung tinggi dengan ruangan–ruangan terbuka.Gedung tinggi yang mengelilingi alun–alun, biasa digunakan untuk orang yang berpengaruh atau bangsawan, atau bahkan tamu penting dari benua yang lain.Ini adalah hari yang penting.Hari dimulainya test untuk Pasukan Langit yang akan dibentuk demi perdamaian dunia persilatan di seluruh benua. Siapapun bisa ikut, selama memiliki kekuatan aliran putih maka mereka bisa mengikutinya. Aliran putih adalah mereka yang berlatih ilmu bela diri dengan kejernihan dan latihan suci, bukan yang menggunakan cara gelap atau cara yang sesat untuk mendapatkan kekuatannya.Cara–cara iblis, a
Jumlah pendekar yang mendaftar untuk menjadi Pasukan Langit terdapat 10.985 orang. Yarko juga menyebutkan, tidak ada batasan untuk diterima sebagai anggota Pasukan Langit. Hanya saja, itu jika mereka lulus ketiga seleksi atau tiga ujian untuk menjadi bagian dari Pasukan Langit.Tiga ujian itu belum ditentukan seperti apa ujiannya. Pasukan Langit didirikan untuk pertama kalinya, dan hanya mereka yang kuat dan memiliki kemauan yang keras yang akan bertahan. Mereka nantinya, akan memiliki posisi tinggi bahkan mereka sejajar dengan lima kerajaan di seluruh benua.Mereka adalah perwakilan dan juga akan menjunjung perdamaian seluruh benua. Serta, mereka akan menjadi pion penting, dalam peperangan melawan Pasukan Gelap. Selain itu, Pasukan Langit akan berada sepadan dengan seluruh penjaga tertinggi di setiap benua.Prestise itulah, yang begitu diidam-idamkan oleh semua pendekar dan ingin masuk dalam Pasukan Langit.Siang hari nanti, setelah makan siang. Ujian pertama akan dimulai, semua pese
”Kamu beruntung kali ini, setidaknya aku masih belum bisa percaya pada sepupuku, Aaman,” ucap Barsha sembil kembali menurunkan kedua tangannya. Barsha beralih menatap ke depan, dimana panggung besar untuk ujian Pasukan Langit akan dimulai.Aji hanya tersenyum dan tak menanggapinya. Sudah banyak orang yang dia temui selama ini, orang yang hanya membual di awal memang sudah terlalu banyak. Dulu, dia menjadi legenda, bahkan ketika nama Pemukul Halilintar disebut banyak orang akan gemetar. Ada baiknya berada dalam tubuh muda seperti ini, begitu perasaan Aji saat ini.Tidak ada yang mengenalnya mungkin adalah salah satu kelebihannya saat ini. Dulu, dia selalu besar hati dengan namanya, kini dia menjadi seperti orang biasa. Dan, itu cukup menyenangkan.Aji pun melihat Barsha dari belakang. Aji tersenyum kecil, cucu dari sahabatnya memang tak beda jauh dengan sahabatnya dulu, Ganada. Temperamennya selalu galak, namun mereka akan menjadi teman baik jika kita bisa mengimbangi mereka dalam pert