"Hei, Rigo! Jawab, ada apa?" tanya Dewa lagi yang mulai panik melihat ekspresi Rigo yang terkejut.Rigo masih belum menjawab, karena dia fokus dengan ponsel di tangannya itu."Kalian di mana sekarang?" tanya Rigo lagi yang sudah mulai menguasai dirinya sehingga dia sempat menanyakan posisi Roy, Zay dan juga Kalila di mana. Padahal sebenarnya tadi Rigo sudah mendengar mereka dimana, namun saking paniknya dia bahkan lupa dengan apa yang dia katakan sebelumnya."Saat ini kami menuju rumah sakit Surya Sehat untuk membawa Roy ke rumah sakit dan mendapatkan pertolongan."Tut!Sambungan telepon langsung diputuskan oleh Zay yang tampaknya sekarang dalam kondisi panik."Rigo…," panggil Dewa pelan.Rigo tersadar dan segera melaporkan kepada Dewa apa yang terjadi kalau Roy diserang oleh orang yang tidak dikenal dan saat ini mengalami luka.Dewa menghela nafas berat, entah ada apa dengan semuanya, kenapa semua seperti datang secara bersamaan, sehingga untuk bernafas saja rasanya sangat sulit.T
“Dokter, tolong!” Dewa benar-benar panik ketika melihat Kalila malah pingsan. Dewa segera berteriak meminta pertolongan kepada dokter yang berada disana. Dewa mengangkat tubuh Kalila ke atas ranjang untuk segera mendapatkan pertolongan.Dewa benar-benar panik melihat kondisi Kalila seperti itu. Mungkin Kalila terlalu lemah karena kejadian itu, sehingga dia tidak mampu lagi untuk menahan kekuatannya.Wajah Kalila sangat pucat, Dewa takut terjadi apa-apa dengan sang istri."Tolong istriku dokter,” ujar Dewa kepada dokter yang akan segera menangani Kalila. Dokter hanya menganggukkan kepalanya, dan Dewa diminta untuk menunggu di luar sementara dokter menangani Kalila. Dewa tidak menyangka kalau Kalila begitu lemah seperti itu malah jadi pingsan. Selama ini Kalila selalu terlihat kuat dan seolah-olah tidak terkalahkan."Siapa teman yang bertemu dengan Kalila?" tanya Dewa kepada Zay. Dewa penasaran Kalila bertemu dengan siapa, karena Kalila tidak izin untuk bertemu temannya, dan juga sel
Beberapa hari setelah perawatan di rumah sakit, Roy sudah diperbolehkan pulang dan adanya kemajuan, yaitu polisi sudah berhasil menangkap pelaku penusukan terhadap Roy. Setelah melakukan pengejaran berhari-hari, pelaku berhasil diamankan saat dia sedang berusaha kabur dari kota tersebut. Dan sepertinya memang ada dalang di belakangnya, karena pelaku sudah sangat matang bersiap meninggalkan kota itu dengan membawa sebuah mobil. "Apa motif dari orang tersebut melakukan penusukan terhadap Roy?" tanya Dewa kepada Jojo yang melaporkan kalau polisi baru saja menangkap pelaku penusukan Roy.Jojo memang ditugaskan oleh Dewa untuk melakukan pemantauan terhadap kinerja polisi yang sedang mengejar pelaku tersebut. Walaupun Zaki juga sedang melakukan penyelidikan, karena tidak mungkin orang itu ingin membunuh Roy sebab Roy tidak memiliki masalah dengan orang lain. Bahkan walaupun dulunya Roy juga adalah pengawal dari seorang gembong obat-obatan terlarang. Tapi sebagai pengawal dia tidak pern
"Bangsat!!" teriak Dewa dengan sangat marah.Dewa mencoba menghubungi nomor tersebut, namun nomor itu sudah tidak bisa lagi dihubungi.Seperti biasa jika ada nomor yang mengirimkan teror-teror kepadanya, selalu saja tidak bisa jika dia ingin menghubungi kembali."Aahhh…, dasar! Selalu begini, membuat emosi!" kesal Dewa.Hingga kemudian Dewa mengangkat gagang telepon dan memanggil sang sekretaris."Ari, panggil Agnes kemari!" teriak Dewa kepada sang sekretaris untuk memanggil salah satu staff IT senior di kantor Daraka tersebut.Dewa ingin Agnes melacak nomor tersebut, dan Dewa berjanji akan mendapatkan orang itu segera. Karena Dewa tahu saat ini kalau penusukan terhadap Roy itu adalah orang yang ingin bermain-main dengannya. Orang tersebut memang benar tidak memiliki masalah kepada Roy ataupun kepada Kalila namun orang itu pastinya ingin membuat Dewa merasa berang dan marah.Orang itu sengaja memancing Dewa dengan menggunakan Roy."Dasar orang yang penakut dan pecundang! Tahunya mem
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka."Maaf Pak mengganggu, tapi di bawah ada Pak William yang ingin bertemu Pak Dewa," ujar Ari yang membuka pintu ruangan Dewa secara tiba-tiba, sehingga membuat Zaki menghentikan pembicaraannya.Saat mendengar nama William disebutkan, raut wajah Zaki tampak langsung berubah. Dan perubahan itu disadari oleh Dewa, namun Dewa belum sempat untuk bertanya lebih lanjut karena ada hal yang lebih penting, dia harus menemui William.Kenapa William tiba-tiba datang ke kantor Daraka, dan apakah dia akan melakukan seperti yang dulu dia lakukan, menghina dan meminta Dewa meninggalkan Kalila ataukah dia akan melakukan hal yang lainnya?"Biar aku yang akan temui dia di bawah," ujar Dewa kemudian."Ari, kau temani Pak Zaki dulu di ruangan ini. Karena aku harus menyelesaikan urusan dengan William terlebih dahulu," lanjut Dewa berpesan kepada Ari.Karena Dewa sudah tidak sabar mendengar alasan mertuanya itu datang ke kantornya."Biar aku ikut turun ke bawah, aku akan meng
Ceklek!"Maaf!" ujar Zaki berjalan mendekat ke arah Dewa."Kau berani melawan?" tanya William mendekat ke arah Dewa, dan tiba-tiba sang pengawal William sudah berada di belakang Dewa.Itulah yang membuat Zaki langsung masuk ke dalam ruangan tersebut.Dewa tahu dia saat ini dalam bahaya, karena jaraknya dengan pengawal William itu hanyalah beberapa senti saja. Dan jika memang pengawal itu adalah penembak profesional, maka sudah bisa dipastikan hidup Dewa akan selesai pada hari itu.Dewa bersyukur karena ternyata Zaki begitu cekatan dan cepat masuk ke ruangan tersebut, sehingga pengawal Itu tampak mundur beberapa langkah ketika Zaki membuka pintu dengan keras dan buru-buru."Apakah kau tidak ada sopan santun? Masuk ke dalam ruangan ini tanpa ketuk pintu dan tanpa salam? Apakah kau tidak melihat kalau di dalam sini kami sedang ada keperluan?" tanya William dengan geram menatap tajam ke arah Zaki."Oh sorry, pak. Karena ini sangat urgent. Ada salah satu karyawan kami yang di lantai atas
"Apa maksudnya? Siapa orang tersebut yang melakukan hal itu? Apa maunya?" tanya Dewa dengan pertanyaan yang beruntun kepada Zaki.Dewa bahkan tidak tahu harus merespon seperti apa dengan apa yang disampaikan oleh Zaki, bahkan di kepalanya berkelebat bayangan orang-orang yang selama ini dekat dengannya termasuk Zaki.Bahkan Dewa sempat berpikir, apakah Zaki yang menantangnya? Namun, tidak mungkin Zaki melakukan itu karena Zaki tadi melakukan perlindungan kepadanya.Dewa menggelengkan kepalanya."Dia adalah orang yang baru saja pergi dari kantor ini," ujar Zaki kemudian sambil menunduk, karena merasa tidak enak menyampaikan hal tersebut kepada Dewa, sebab siapa orang yang dimaksud oleh Zaki.Dewa tampak membeku mendengar jawaban Zaki."Maksud Pak Zaki dia adalah Pak William?" tanya Dewa seolah tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Zaki.Dan Dewa juga berharap apa yang dia dengarnya itu salah, dia tidak ingin menerima kenyataan kalau yang melakukan itu adalah mertuanya sendiri.
"Kalau Bapak mau menuntutnya, kita juga sedang mengumpulkan beberapa bukti yang membuat Tuan William tidak bisa mengelak," ujar Zaki kepada Dewa.Dewa terdiam beberapa saat mendengar apa yang disampaikan oleh Zaki. Kalau menurut hatinya, dia sangat ingin menuntut William dan memenjarakan lelaki tua tersebut. Tapi, ada hal yang harus dijaga oleh Dewa, yaitu perasaan Kalila.Jika Dewa menuntut William, dan William di penjara sudah pastinya hubungannya dengan Kalila pun berantakan. Pemberitaan pasti sangat banyak dan itu adalah yang diinginkan oleh wartawan di mana pebisnis seperti Dewa dan William bersitegang itu merupakan ladang uang bagi para wartawan."Kalau menurut hati ku benar-benar ingin menuntutnya, karena apa yang telah dia lakukan itu merugikan kita semua kasihan Roy yang menjadi korban kejahatannya. Sedangkan Roy tidak melakukan apapun. Beruntungnya Roy bisa kita selamatkan," ujar Dewa sambil menerawang. “Namun, di samping itu ada hal yang sedang aku pikirkan bagaimana nanti