Setelah memberi ancaman, Tristan segera melepaskan dokter paruh baya itu dan mulai melakukan metode akupuntur untuk menyelamatkan ibunya.
Pada saat ini, tidak ada seorang pun dari tim medis di sana yang masih berani menghalangi. Mereka semua ketakutan karena dapat merasakan aura Tristan yang mengerikan.Namun, si dokter paruh baya masih tetap berniat untuk menghalangi Tristan, dia berbisik pada salah satu bawahannya, "Cepat beritahu kepala rumah sakit, dan sekalian bawa petugas keamanan datang ke sini, pemuda itu harus dihentikan!"Mendapat perintah dari atasannya, perawat muda itu mengangguk dan bergegas meninggalkan ruang rawat. Ketika kembali, dia sudah bersama direktur rumah sakit dan beberapa orang petugas keamanan.Dokter paruh baya kembali bersemangat ketika melihat direktur rumah sakit tiba, dia segera mengadu, "Direktur Liam, praktik ilegal pemuda itu tidak bisa dibiarkan. Jika perbuatannya sampai terekspos oleh media, maka reputasi rumah sakit kita akan hancur."Direktur rumah sakit mengangguk sepakat, lalu melangkah maju untuk menghentikan Tristan. Namun, dia langsung mematung di tempat ketika sudah tak jauh dari Tristan.Pupil matanya menyipit, dan wajahnya tampak terkejut.Teknik Jarum Tujuh Kehidupan?Setelah mengamati dengan seksama selama beberapa detik, barulah Direktur Liam percaya bahwa pemuda di hadapannya ini memang tengah mempraktikkan Teknik Jarum Tujuh Kehidupan, teknik akupuntur yang sangat melegenda di seluruh dunia.Saking hebatnya, teknik akupuntur ini dikatakan mampu menghidupkan orang yang telah mati, hingga akhirnya disebut Teknik Jarum Tujuh Kehidupan.Gurunya pernah memberitahu Direktur Liam, bahwa di dunia ini hanya ada dua orang yang bisa menguasai Teknik Jarum Tujuh Kehidupan dengan sempurna. Yang pertama adalah seorang petapa di gunung Sawak, dan yang kedua adalah muridnya.Direktur Liam tidak tahu sudah sampai tahap mana Tristan menguasai teknik akupuntur legendaris itu, tapi dia dapat melihat jika Tristan memasangkan satu demi satu jarum dengan tekanan yang sangat pas.Yang paling menakjubkan, setiap jarum yang dipasang Tristan terlihat mengantarkan energi kehidupan ke tubuh pasien.Direktur Liam terus mengamati pekerjaan Tristan dengan wajah bersemangat, dia bahkan menyakini jika teknik akupuntur pemuda di hadapannya ini jauh di atas gurunya.Sementara itu si dokter paruh baya, sama sekali tidak percaya pada teknik akupuntur. Baginya teknik akupuntur adalah metode pengobatan kuno, mana bisa dibandingkan dengan pengobatan modern yang canggih.Melihat direktur rumah sakit tidak segera menghentikan Tristan. Dokter berkacamata tebal ini segera mendekat dan melayangkan protes, "Direktur Liam, mau tunggu apa lagi? Cepat hentikan pemuda itu!"Namun, yang ia dapatkan justru pelototan tajam dari direktur rumah sakit."Diam, perhatikan saja apa yang dikerjakan pemuda itu, dan tunggu seperti apa hasilnya!" bentak Hendrik Liam.Dokter paruh baya diam-diam menghela napas kasar, di sini dia tidak bisa lagi menghalangi Tristan, karena secara langsung dicegah oleh direktur rumah sakit.Tepat setelah Tristan menyelesaikan akupunturnya, garis lurus di layar monitor EKG pun mulai menampilkan pergerakan. Semakin lama semakin stabil, dan akhirnya pasien membuka mata.Mereka yang menyaksikan ini hanya bisa tercengang dan tercengang, menatap Tristan dengan penuh rasa kagum.Siapa sebenarnya pemuda ini? Apakah dia dewa yang turun dari langit?Sedangkan dokter paruh baya yang hatinya tidak berhenti meragukan Tristan, hanya bisa membolakan mata. Sebenarnya mana yang ketinggalan zaman, metode konvensional atau metode akupuntur?Apa yang terjadi hari ini, cukup untuk membuktikan bahwa metode akupuntur lebih unggul. Ini harus diakui, meski rasanya sulit untuk diterima akal sehatDi antara orang-orang yang ada di ruang rawat, tentu saja Alea dan Daniela adalah sosok yang paling bahagia. Alea bahagia karena melihat perubahan luar biasa pada diri suaminya, sedangkan Daniela bahagia karena ibunya berhasil diselamatkan.Setelah keberhasilan Tristan yang luar biasa, tim medis dan petugas keamanan segera pergi meninggalkan ruang rawat. Kini yang tersisa di sana hanyalah keluarga pasien saja, saling bercengkrama dengan hangat.Dikarenakan kondisi Nyonya Devina yang masih lemah, Tristan hanya tinggal sebentar saja agar ibunya dapat beristirahat.Sebelum pulang, Tristan sempat membuatkan resep obat, dan berpesan pada Daniela untuk menjaga ibunya dengan baik.Baru selangkah meninggalkan ruang rawat, Tristan mendengar direktur rumah sakit memanggil, "Tuan, Dokter Ajaib, tunggu sebentar!"Tristan menoleh ke asal suara dan bertanya, "Ada apa?"Direktur Liam segera mendekati Tristan dengan penuh semangat, "Dokter Ajaib, Aku Hendrik Liam, aku sudah menyaksikan sendiri kemampuan medismu yang luar biasa. Aku harap Dokter Ajaib bersedia memeriksa penyakitku.""Pak Direktur terlalu sungkan, jangan memanggilku Dokter Ajaib, panggil saja namaku, David Graham." Tristan menyahut dengan santai, "Ngomong-ngomong masalah penyakitmu, kau tidak perlu khawatir, mudah bagiku untuk menyembuhkannya."Pada saat ini, terjadi perubahan pada raut wajah Hendrik Liam. Dia sebelumnya begitu kagum pada teknik akupuntur milik Tristan, tapi dikarenakan Tristan mengatakan bisa menyembuhkan bahkan sebelum mengetahui penyakit yang harus ditangani, membuatnya mulai berpikir bahwa Tristan adalah pembual.Ekspresi meragukan di wajah Hendrik Liam dengan mudah terbaca oleh Tristan, hal ini membuat sudut bibir Tristan berkedut secara alami.Tristan lantas berkata dengan santai, "Tuan Liam, aku berkata mampu karena aku sudah mengetahui penyakitmu yang memalukan itu!"Hendrik Liam ternganga, kata 'Penyakit Memalukan' dari mulut Tristan membuat keraguan yang sempat muncul di kepalanya menjadi lenyap dalam sekejap.Pada saat yang sama, Tristan kembali membuka mulut, "Apa aku perlu mengatakannya di sini?""Ja-jangan!" Hendrik Liam tercekat dan segera mengangkat kedua tangan di depan dada, "Maafkan aku Tuan Graham, aku tidak bermaksud untuk meragukanmu."Wajah Hendrik Liam tampak memerah. Dia tidak tahu di mana harus menyembunyikan muka jika Tristan sampai mengatakannya di sini, dan didengar oleh orang lain.Pada saat ini, Hendrik Liam menjadi semakin kagum pada kemampuan Tristan. Dia menyadari bahwa pemuda di hadapannya ini tidak sekedar memiliki keterampilan medis yang hebat, tapi juga memiliki penglihatan yang luar biasa."Dokter Ajaib, di sini ada alamat rumahku, silakan datang jika kau sudah memiliki waktu luang." Hendrik Liam menyerahkan dua buah kartu dengan penuh semangat.Yang satu adalah kartu nama, dan yang satu lagi adalah kartu bank.Tristan tidak segera mengambil kartu tersebut, melainkan hanya melirik dengan sebelah alis mata terangkat.Melihat Tristan enggan menerima kartu pemberiannya, Hendrik Liam pun berinisiatif untuk meraih tangan Tristan dengan sedikit memaksa."Dok
Reinkarnasi seorang dewa perang?Apakah itu berarti ada jiwa lain di dalam tubuhnya?Untuk beberapa saat, pengakuan Tristan berhasil membuat bola mata Alea nyaris melompat keluar, dan isi pikirannya menjadi kosong.Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, karena pada detik selanjutnya Alea langsung tertawa keras.Tristan melirik ke samping, sorot matanya masih sangat serius. "Kenapa kau malah tertawa? Apa ada yang lucu?"Alea menutup mulut, butuh beberapa detik baginya untuk menghentikan tawa.Setelah itu, dia menggelengkan kepala dan berkata dengan sarkas, "David, David, ternyata setelah bangun dari koma kau bukan sekedar menjadi sedikit berguna, tapi juga menjadi pria yang pandai membual!"Melihat ekspresi tidak percaya di wajah Alea, Tristan pun mengurungkan niat untuk bercerita lebih banyak.Di kehidupan sebelumnya, Tristan Miller adalah pribadi yang sangat efisien, baik itu dalam menggunakan waktu, maupun dalam bertindak.Tristan tidak suka mengulur-ulur waktu, juga tidak suka
"Kamu- ...."Di hadapan pria yang dianggap sebagai menantu bodoh, bisa-bisanya di hati Kenzo muncul rasa takut. Semakin lama semakin kuat, hingga menghadirkan dorongan batin untuk segera berlutut.Tidak boleh!Kenzo tidak ingin kalah mental, dia adalah seorang perwira militer berpangkat kapten, mana mungkin akan membiarkan diri diintimidasi oleh seorang menantu rendahan.Namun, semakin Kenzo berusaha untuk mengadu uara dengan Tristan, semakin gemetaran pula tubuhnya. Dalam pandangan Kenzo, aura Tristan seperti Raja Dewa dari langit yang tiada tandingannya.Pada saat ini, Tristan tiba-tiba tersenyum dingin seraya menepuk bahu Kenzo, "Ternyata kau ini bermental tempe, dasar pecundang!"Selesai berkata, Tristan masuk ke dalam rumah tanpa melakukan apa pun. Hal ini membuat Kenzo tidak mengerti, apa hanya seperti itu saja?Tadi bersikap layaknya dewa kematian, lalu tiba-tiba pergi seolah tidak pernah terjadi apa pun.Benar-benar konyol!"Cuih, lagi pula apa yang harus aku takutkan dari mena
Bagaimana mungkin?Jelas-jelas yang berdiri di hadapannya ini adalah menantu dengan keterbelakangan mental, kenapa tiba-tiba menjelma jadi seorang kultivator?Yang lebih mengejutkan, Kenzo dapat merasakan jika tingkat kultivasi lawannya ini tidaklah rendah.Kenzo memang memiliki sedikit pengetahuan tentang dunia kultivasi, sebab dia sendiri pernah belajar menjadi kultivator, meski langsung gagal pada tahap pertama karena tidak mampu mengaktifkan energi murni dari dalam dirinya.Kini setelah mengetahui bahwa lawannya adalah seorang Kultivator, Kenzo pun langsung menyadari jika dirinya tidak memiliki kesempatan untuk melawan.Yang tersisa hanyalah insting untuk bertahan hidup, tentu saja dengan jurus memelas.Segera, Kenzo berlutut memohon ampun, "David ... aku mohon maaf, aku berjanji tidak akan mengejar Alea lagi. Tolong jangan bunuh aku, sebagai gantinya, aku akan memberikan setengah kekayaanku untukmu."Kenzo menunggu jawaban, tapi yang ia dapatkan hanyalah senyuman dingin mematikan.
"Bibi Warren adalah keluargaku, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menindasnya!" balas Tristan sambil menghunus tatapan berapi-api.Pengakuan Tristan tidak hanya menghadirkan kerutan di dahi Baron tua, Thalita Warren sendiri juga terkejut mendengarnya."Nak, kamu ini siapa?" tanya Thalita Warren sambil menyeka air matanya.Tristan segera menjelaskan dengan lembut, "Bibi, nanti aku akan jelaskan semuanya, sekarang biarkan aku mengurus tua bangka ini terlebih dulu.""Hahaha, bocah gila, apa yang bisa kau lakukan dengan tubuh yang seperti kerbau itu?" Baron tua tertawa mengejek.Tubuh Tristan memang jauh dari kata Proporsional, sama sekali tidak mencerminkan seorang yang memiliki kemampuan bela diri.Baron tua sangat yakin, Tristan pasti akan langsung jatuh pingsan hanya dengan satu pukulan dari anak buahnya.Sebagai tanggapan diremehkan oleh Baron Tua, Tristan tersenyum dingin seraya melangkah ke depan dua kali. "Kau ingin tahu apa yang bisa aku lakukan? Terima ini!"Plaaak!Pada de
"Hei, apa mata anjingmu itu tidak berfungsi dengan baik? Aku di sini, berdiri tepat di depanmu!"Hah?Di wilayah selatan kota Daeville ini, siapa yang berani berlaku sombong di hadapan Bos Dragon, hanya Tristan saja.Bukan sekedar menunjukkan kesan tidak takut, Tristan bahkan berani memakinya. Hal ini jelas membuat orang-orang yang menyaksikan semakin tercengang, hingga dagu masing-masing dari mereka nyaris jatuh ke tanah."Bocah ini benar-benar berani, apa dia tidak tahu siapa Bos Dragon?""Entahlah, aku juga berpikir begitu, sepertinya di berasal dari luar daerah.""Habislah, bocah malang ini pasti akan berakhir mengenaskan.""Sebaiknya kita pergi saja dari sini, aku takut kita akan terkena imbas kemarahan Bos Dragon.""..."Akhirnya kerumunan ini membubarkan diri karena tidak ingin celaka. Sementara sebagian yang masih penasaran, hanya berani mengintip dari jendela rumah masing-masing.Apa yang mereka takutkan bukanlah omong kosong. Faktanya Bos Dragon telah mendominasi di kota Daev
Pada saat ini, Bos Dragon telah sepenuhnya tenggelam dalam rasa takut.Jika dirinya yang hanya ahli bela diri setingkat master saja bisa mendominasi di ibukota Provinsi, apa kabar dengan seorang grand master?Bos Dragon segera menyadari satu hal, bukan hal yang sulit bagi orang dengan kualifikasi setingkat grand master untuk menjadikan para ahli bela sebagai budak. Dalam hal ini dirinya juga termasuk."Se-senior Grand Master, aku mengaku salah, tolong beri aku kesempatan untuk menebusnya." Dengan tubuhnya gemetar ketakutan, Bos Dragon memohon dengan suara tersendat.Namun, Tristan justru tersenyum mencibir ketika Bos Dragon mengira grand master adalah potensi terbesar dari dirinya.Bagi seorang Tristan Miller, gelar grand master tidak lebih dari sekedar sampah!Pada saat bersamaan, Tristan mengangkat sebelah tangannya ke atas. Dari ujung dua jarinya muncul energi murni berwarna merah, yang kemudian berubah bentuk seperti shuriken.Detik selanjutnya Tristan mengayunkan tangannya dua kal
"Ibu, sebenarnya aku ini adalah- ...."Kalimat yang hendak dilontarkan Tristan tersangkut di tenggorokan, lalu ia telan kembali. Tristan sangat ingin jujur pada ibunya, tapi urung dikarenakan teringat pada reaksi Alea waktu itu.Jika saat ini Tristan kembali berkata jujur, maka dapat dipastikan reaksi ibunya juga akan sama seperti Alea, sama-sama tidak percaya, tapi efek yang ditimbulkan pasti akan berbeda.Jika pengakuan Tristan pada waktu itu membuat Alea tertawa atau bahkan menganggapnya gila. Maka pengakuan di hadapan Thalita Warren pasti akan membuat ibunya itu marah.Tidak menutup kemungkinan juga Tristan akan langsung diusir, karena Thalita Warren pasti beranggapan jika pemuda tak dikenal ini sedang menjadikan kematian putranya sebagai bahan lelucon.Efek buruk lainnya, kesedihan Thalita pasti akan kembali muncul ke permukaan. Wanita ini sudah terpuruk karena kehilangan putranya yang sangat dibanggakan. Putra yang jasadnya pun tidak bisa ditemukan sebab tubuh Tristan benar-benar