*****HAPPY_READING*****
Keesokan harinya, Chika dan Devan sudah duduk di ruang makan. Mereka menantikan kehadiran Indah dan juga pacarnya.
"Mas kenapa?"
"Gapapa sayang," jawab Chika.
Terdengar sebuah mobil berhenti di depan rumah mereka. Chika dan Devan berjalan ke arah pintu utama.
Ketika Chika membuka pintu, "Hah? Itu 'kan Rendy?"
"Ngapain dia kesini?" tanya Devan.
Setelah Rendy keluar dari mobil, dia membukakan pintu. Lalu, keluarlah seorang perempuan yang begitu cantik di hadapan mereka. Perempuan itu sudah tak asing lagi, yaitu Indah.
"Jadi, ini?" tanya Devan mendekati mereka berdua.
Keduanya hanya tersenyum melihat Devan.
"Waah kalau ini aku setuju banget," ucap Chika penuh bahagia.
"Kalau Kak Devan gimana?"
"Hmmm, setuju gak yaa?" goda Devan.
Indah menyenggol tangan Devan, "Ih, Kak."
Chika langsung mengajak mereka masuk untuk mengobrol-ngobrol lebih lanjut lagi. Bik
*****HAPPY_READING*****Devan dan Rendy langsung keluar untuk mencari keberadaan Indah."Siapa yang berani nyentuh adik gue, akan berhadapan langsung sama gue!" teriak Devan.Rendy merasa bersalah, harusnya kemarin dia menjaga Indah sampai Oma Tri datang. Tapi, semuanya sudah terlanjur."Maafin gue Dev, kemarin gue buru-buru dan gak tau kalau Oma belum pulang," ucap Rendy."Sekarang kita cari kemana?" tanya Devan.Rendy menunduk dan memikirkan nasib Indah. "Kalau sampai dia kenapa-napa, gue pasti akan bersalah banget.""Sekarang kita fokus cari Indah," kata Devan.Mereka pun tak kehabisan akal, mereka langsung nyamperin ke rumah teman-teman Indah.***°POV Chika°"Hoaaammmm."Aku menggeliat dan bangun dari tidurku. Kehamilan pertama ini benar-benar membuatku lemas dan ingin tidur selalu. Tapi, aku harus tetap semangat dan berjalan-jalan di pagi hari. Kurang lebih dua bulan
Deg ... deg ... deg ...Semuanya terdiam tanpa suara. Mereka menunggu pengumuman yang akan diumumkan oleh wali kelasnya. Tentunya, jantung mereka pun berdebar-debar tak karuan untuk mendengarkan hasilnya."Aku pasti lulus," ucap seorang wanita berambut lurus itu.Wanita itu bernama Chika Aglia Lestari. Dia memiliki paras yang sangat cantik, otaknya cerdas dan memiliki hati yang lembut bak bidadari. Tak heran, jika lelaki terpana melihat keanggunan wanita itu."Ibu akan mengumumkan hasilnya sekarang. Kalian sudah siap?" tanya Bu Susi memandangi wajah-wajah anak muridnya."Sudah, Bu," jawab para murid kelas XII serentak."Baiklah. Alhamdulillah, untuk semua murid yang ada di kelas ini, kalian semua lulus," ucap Bu Susi membuat heboh satu kelas."Horeeee," mereka bersorak gembira."Alhamdulillah, lulus juga. Mami sama Papi pasti akan bangga mendengarnya," ucap Chika mengucapkan syukur berkali-kali.Suasana di
*****HAPPY_READING*****Satu minggu kemudian, Chika sudah terbiasa tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Tapi, bukan berarti dia melupakan orang yang paling berarti dalam hidupnya itu. Chika selalu mendo'akan kedua orang tuanya.Tok...Tok...Tok...Chika segera berjalan dan membukakan pintu.Terlihat 3 orang pria sudah berdiri di depan rumahnya. Chika terlihat heran dengan kedatangan orang yang sama sekali tidak dikenalnya."Maaf, ada keperluan apa yaa?" tanya Chika dengan lembut."Saya akan menyita rumah ini! Karena, Bapak Beny tidak mampu membayar utangnya, sudah 3 bulan menunggak. Pak Beny sudah berjanji akan membayar hutang hari ini, tapi sama sekali tidak ada!" kata Pria yang satunya dengan nada keras."A...a...apa? Bapak mau sita rumah ini? Jangan, Pak! Saya mohon," pinta Chika lalu meneteskan air matanya."Tapi, maaf rumah ini akan dis
*****HAPPY_READING*****"Chik, lo tolong bawa kopi ini buat Pak Devan, gue kebelet," kata Hito."Oke."Chika membawa secangkir kopi di atas nampannya. Lalu dia berjalan ke ruangan Devan."Permisi, saya mau anterin kopi ini, Pak," ucap Chika sangat sopan sekali.Devan melihat ke arah Chika, lalu menatap layar laptopnya lagi."Terus? Kamu ngapain masih disini?""Maaf, Pak."Chika bergegas keluar setelah diusir dengan cara yang halus oleh Devan. Dia langsung menemui para pelanggan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.Tap...Tap...Tap...Langkahnya berbunyi karena dia memakai heels yang lumayan tinggi. Dia wanita berambut curly, tinggi dan putih. Langkahnya begitu elegant ketika dia berjalan. Tampak, karyawan lain langsung berdiri, ada yang menyapu, membersihkan meja dan lain-lain.Ya! Perempuan it
*****HAPPY_READING*****Sebulan berlalu, Chika sudah betah di tempat kerjanya. Bahkan, dia sudah tau apa yang harus dikerjakannya. Walau beberapa omongan Clara yang menyakiti hatinya, tapi Chika selalu tak memasukkan kata-kata Clara ke dalam hatinya. Dia masih ingin bekerja di Resto untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Sedikit demi sedikit, Chika mulai menabung untuk membeli rumah. Dia ingin sekali membeli rumah yang sederhana untuk tempat tinggalnya. Dibanding ngontrak, Chika sangat ingin mempunyai rumah miliknya sendiri."Chik, ngelamun aja lo, ntar kesambet tau," kata Hito mengagetkannya."Hito, kamu tuh selalu muncul kayak setan tau.""Hahaha,lagian kita sekarang satu shift. Gue minta shift pagi, capek lama-lama kalau kerja sampe larut malam terus. Jadi, gue bisa ketemu sama lo tiap hari," ucap Hito."Yeyyy, tiap hari juga kita ketemu keles. Pas libur aja gak ketemu," ledek Chik
*****HAPPY_READING*****Hari demi hari sudah dilewati oleh pasangan pengantin baru ini. Tapi, semuanya tak seperti yang diharapkan oleh Devan. Dia mengharapkan Clara menjadi istrinya, tapi malah Chika yang kini menjadi istrinya. Devan begitu terpukul atas keputusan Oma-nya. Begitu pun Chika, dia tak tau harus berbuat apa setelah dia menjadi istri Boss-nya sendiri. Setelah 3 hari menginap di hotel, Devan dan Chika langsung pulang ke rumah Oma."Ehm, gimana kalian? Pasti bahagia 'kan?" tanya Oma langsung menyambut kedatangan pengantin baru ini."Iya, Oma," jawab Chika tersenyum.Devan langsung pergi ke dalam kamar untuk menenangkan hatinya."Chika, gimana? Pasti Devan gak suka yaa sama kamu?" tanya Oma."Gapapa, Oma. Pak Devan baik kok," ucap Chika."Syukurlah, kalau Devan baik. Ya udah, kamu istirahat dulu, Oma lagi masak buat kalian," ucap Oma."Baik, Oma."
*****HAPPY_READING*****Chika marah karena Clara berkata seperti itu."Mas, kenapa kamu bawa dia kesini?""Emang kenapa? Dia pacarku, terserah aku. Sementara kamu? Hanya istri di atas kertas!" jawab Devan."Jaga ucapanmu, Mas!" bentak Chika.Devan berjalan beberapa langkah ke arah Chika, "Berani sekali kamu bentak saya!""Mm...maaf, Mas." Chika tertunduk lesu tak bisa meluapkan emosinya lagi."Kamu gak sadar? Kamu itu siapa? Dari kalangan mana?" tanya Devan dengan nada tinggi."Noh, denger! Lo tuh sangaaat jelas berbeda kelas!" timpal Clara.Akhirnya, Chika berlari dari ruangan itu. Dia berlari menemui Anita, sahabatnya."Chika, kenapa?" tanya Anita khawatir.Hito yang sedang membereskan piring pun segera mendekati Chika dan Anita."Chik," kata Anita.Chika menangis, "Hiks...Hiks...Aku gak tahan sama perlakuan mereka," ucap Chika."Kamu yang sabar," kata Anita."Anita, Chika kena
*****HAPPY_READING*****Beberapa bulan kemudian, Chika sudah biasa menghadapi sikap Devan yang sangat dingin dan cuek kepadanya. Bahkan, Chika selalu melakukan berbagai cara untuk mendekati suaminya. Tapi, Devan hanya akan berlaku baik saat ada Oma Tri di rumahnya. Kalau tidak ada, Devan kembali tidur di kamar bawah."Apa selamanya aku gak akan bahagia?" ucap Chika saat melihat suaminya akan pergi ke Restaurant.Devan melirik ke arah Chika, tapi dia tak berbicara apapun."Biasanya dia heboh sendiri, tapi kenapa dia diem aja pagi ini? Ahh sudahlah, lagian gak penting juga!" kata Devan dalam hati lalu dia pergi.Bik Jumi mendekati Chika, "Non, kenapa ngelamun?""Hmm, aku hanya mikirin rumah tangga ini, Bik. Kayaknya Mas Devan gak bisa buka hatinya buat aku. Kita udah jalanin ini 10 bulan lamanya, tapi Mas Devan tetap seperti itu," ucap Chika meneguk minumnya."Non yang sabar. Insya Allah