Emily melenggang dengan percaya diri memasuki ruang rapat. Kata siapa hatinya sudah baik-baik saja? Ia memang masih patah hati. Ia hanya tak ingin terlalu memperlihatkan apa yang ia rasakan saat ini, kecuali pada Shila.Bahkan saat di ruang rapat, matanya bertemu mata Charles yang kecewa, Emily berusaha meredakan gejolak hatinya sendiri.Ia akan menjelaskan segalanya pada Charles nanti. Ia tak ingin dirinya menjadi kambing hitam atas perseteruan antara Charles dan pria penipu yang telah memanfaatkan kerapuhannya untuk menjatuhkannya.Apa yang terjadi antara dirinya dan Jeffry, tidak ada hubungannya dengan Charles. Dan Emily tak akan terima jika Jeffry melibatkannya dalam hal ini.Rapat baru akan dimulai, dan satu sosok yang mulai saat ini sudah menjadi musuhnya, justru turut hadir dan mendapatkan tempat duduk tepat di samping Emily. Wanita itu enggan, bahkan mengalihkan pandangan ke arah lain tanpa peduli bahwa Jeffry berharap bisa berbicara sedikit dengannya dan menjelaskan segalanya
Kesalah pahaman antara dirinya dan Charles ternyata hanya dugaannya belaka. Charles bahkan tak pernah marah atau melarang dengan siapa pun ia akan menghabiskan sisa hidupnya.Sampai kapan pun, Emily akan selalu menjadi seorang McKennel. Karena itulah harapan Charles.Masalahnya, ia terlanjur terluka akan sikap dan perkataan Jeffry. Karenanya, ia telah membuat keputusan mengenai hubungannya dengan pria itu.Emily kini berjalan menuju ke ruangannya. Namun, di tengah perjalanan, seseorang menarik lengannya dan membawanya menuju ke ruangan sempit di mana tak ada seorang pun yang melihat mereka, seolah pria itu tahu betul seluk-beluk perusahaan tempatnya berada.Memang benar. Bukan hal baru jika pria ini sangat mengenal EMZ Company bahkan seluruhnya yang ada di tempat itu.“Ssh ... Em, ini aku, Jason. Jangan berteriak, oke?”Emily mengangguk patuh. Tak ada yang harus ia takutkan dari pria ini dan lagi pula, ia mengenal betul
Emily sudah berhasil mengusir Jeffry dari ruangannya. Dan juga dari hatinya, tentu saja. Namun, tetap, untuk menghilangkan cinta yang sudah terlanjur tumbuh bukanlah hal yang mudah.Emily membutuhkan beberapa lama untuk melakukan itu dan tentu saja, peran seseorang juga diperlukan untuk ini.Dan tampaknya, untuk saat ini, dirinyalah yang berperan penting atas membaiknya kondisi perasaannya sendiri. Emily tak bisa mengandalkan siapa pun, meski saat ini ia berada di satu ruangan dengan Jason yang tampak begitu peduli.“Apa yang pria itu katakan?” tanya Jason, tampak sekali kalau ia ingin tahu bagaimana hubungan Emily dan Jeffry saat ini.Jelas hubungan mereka tidak baik-baik saja. Hancur sebelum mereka memulainya dan ini karena keegoisan masing-masing.Tak bisakah salah satu dari mereka mengakui saja apa yang tengah mereka rasakan di dalam hati terhadap satu sama lain? Bukan malah saling menjauhkan dan menyiksa batin mereka sendir
Semua membisu, menanti salah satu antara Jared atau Tamara yang akan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jason beberapa menit lalu. Namun, hingga hampir satu jam tak ada satu pun dari keduanya yang berinisiatif untuk memulai.Jason kehilangan kesabaran. Ia bangkit dan tak ada yang bisa menghentikannya lagi. Ditariknya kerah baju Jared dan ia layangkan bogem pada wajah tampan sang kakak yang sejak tadi bungkam seolah tak ingin kebobrokannya terlihat di depan Emily. Padahal sekuat apa pun ia berusaha menutupi, pada akhirnya akan terbuka.Dan tentu saja sekaranglah saatnya.Jason membabi buta, menyerang Jared dengan segenap tenaga yang ia miliki. Ia tak peduli tubuhnya gemetaran karena amarah. Yang ada di pikirannya saat ini adalah memberi pelajaran pada pria tak tahu diri yang sayangnya merupakan kakak kandungnya.Emily hendak melerai, tetapi Charles memberinya isyarat untuk tidak ikut campur. Memang seperti itulah cara Charles mendidi
Emily mungkin bisa bernapas lega, sekarang. Karena permasalahan Jason yang terjerat Tamara sekian lama, pada akhirnya sudah menemukan titik terang. Sayangnya, selesai bagi Jason tak demikian bagi Jared yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.Namun, Charles tidak memperbolehkan siapa pun untuk ikut campur atas urusan Jared dan Tamara. Demikian yang dijelaskan oleh Charles sebelum Jared meninggalkan kediaman keluarga McKennel yang tentu saja harus diikuti oleh Jason yang juga memiliki urusan yang belum selesai.Untuk masalah satu ini, Jason terpaksa melibatkan Emily.“Aku membutuhkan dukungan moril darimu, Em. Membuang jauh hal yang selama ini ada bersamamu, bukan hal mudah. Kau pasti tahu itu,” ucapnya, datang tiba-tiba ke ruangan Emily.Wanita itu masih duduk di kursinya dan mengerjakan pekerjaan yang sejak kemarin belum ia selesaikan, hingga ia tidak memerhatikan kedatangan pria itu, bahkan tak menggubrisnya sama sekali.
“Papa sudah katakan pada bibi Emilia untuk datang, sayang. Namun, maafkan papa jika usaha kita ini tidak membawa hasil.” Jeffry mengusap puncak kepala Lyla yang terbaring di rumah sakit, menatap mata sang ayah yang sudah berair dan nyaris tumpah.Tak hanya Lyla yang membutuhkan dukungan saat ini, melainkan juga dirinya. Ia sangat membutuhkan Emily untuk ada di sampingnya.Ia sadar akan kekeliruannya. Ia tak menyangka kini layaknya singa yang menyerah pada domba. Ia sendiri yang berniat untuk menyakiti Emily, dengan tujuan agar Charles merasakan sakit seperti yang ia rasakan.Namun, sepertinya ia salah perhitungan. Apa yang ia tujukan pada Emily, justru berbalik padanya.Jeffry kini yang terjebak rasa cinta yang terus menggerogoti hatinya. Bahkan keinginan untuk memiliki Emily tak lagi terbendung. Terlebih setelah mengetahui bagaimana kondisi Lyla, satu-satunya harta yang ia miliki saat ini.Ia hanya membutuhkan penguatan untuk segala kondi
Emily memberanikan diri untuk datang pada Charles dan mengatakan bagaimana perasaannya terhadap Jeffry. Charles sudah mengatakan sendiri kalau pria itu tidak akan melarang andaikan Emily menjalin hubungan dengan Jeffry. Meski mungkin akan terdengar seolah Emily telah menjilat ludahnya sendiri, tetapi ini demi Lyla.Benarkah? Demi Lyla atau demi dirinya sendiri? Egoismenya tetap saja tak ingin kalah begitu saja dan menginginkan kehidupan yang membahagiakan antara dirinya dan Jeffry, bukan?Tak mungkin hanya karena seorang anak kecil yang bahkan baru ia temui dua kali, lantas Emily mengorbankan harga dirinya dan mengambil sikap yang berbeda dengan apa yang ia katakan sebelumnya.Ia harus lakukan ini, andaikan bukan untuk dirinya, setidaknya demi Lyla.“Hm, kau datang lagi. Sepertinya kau mulai betah di rumah ini sejak Jared tak lagi tinggal bersama kami di sini,” komentar Charles saat melihat Emily datang masih dengan pakaian rapi. “Kau tida
Emily memerhatikan Lyla dari jendela kaca besar yang menghalanginya untuk bisa menggenggam jemari mungil Lyla. Gadis itu pasti tengah merasa kesakitan saat ini. Namun, tak ada suara dari bibirnya karena ia kini tengah tak sadarkan diri.Jeffry berharap Emily masih bisa bertemu Lyla andai malam ini menjadi malam terakhir bagi gadis kecil itu. Sementara dirinya kini justru tak kuasa melihat bagaimana dokter bekerja untuk mengatasi kesulitan yang dialami putrinya itu. Ia memilih duduk sedikit lebih jauh dari ruangan di mana Lyla berada.Emily masih tak percaya, baru saja ia bertemu dengan si gadis kecil dan memutuskan untuk membujuk Charles agar pria itu punya kesempatan bertemu cucunya, yang terjadi justru seakan menghempaskan harapan Emily akan kesembuhan Lyla.“Jeff, pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk Lyla, kan? Jeffry jawab aku!” Emily yang mulai panik—bahkan jauh lebih cemas dibanding Jeffry, padahal Lyla bukan putri kandungnya—kini menggoyangkan lengan pria yang hanya d