Koneksi internet ponsel sudah Bella matikan, wanita cantik itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan santai. seluruh tenaga Bella sudah terkuras habis oleh pekerjaannya. dan sekarang yang ingin wanita itu lakukan adalah bermanja-manja pada seorang pria."Astaga," Bella menepuk pipinya perlahan, "Aku dan Lucas sudah seperti pasangan selingkuh sungguhan. setiap kali kami bertemu, aku sampai harus mematikan koneksi ponselku dulu agar Felix tak mengganggu."Bel pun berbunyi. Bella melirik kearah monitor yang menempel di dekat pintu, memastikan jika itu adalah seseorang yang sedang ia tunggu. dan benar saja, dari tampilan layar. Lucas terlihat sedang berdiri, menunggu Bella membuka kunci."Silahkan masuk," sambut Bella ramah menyunggingkan senyumnya.Tak butuh waktu lama, sambil membalas senyuman Lucas pun memperdalam langkah, memasuki hunian mewah yang pernah Bell
"A... ada apa?" tanya Bella setelah pintu terbuka. ia melihat Felix sudah berdiri di sana, dengan sorot mata penuh amarah."Kenapa mengganti sandi kunci apartemenmu?" pekik Felix kasar bertanya hingga membuat Bella mengerjap kaget seketika."Aku... aku hanya..."Belum sempat Bella menyelesaikan ucapannya, pria itu langsung menerobos masuk melewati Bella. sontak tindakan Felix langsung memicu rasa kekhawatirannya. Felix membabi buta, ia mengabsen setiap sudut ruangan seolah sedang mencari seseorang."Dimana kau menyembunyikannya, katakan dimana pria baji*ngan itu." damprat Felix memburu."Pria baji*ngan apa? aku sedang tidak menyembunyikan siapa pun!" tegas Bella menjawab kesal penuh penekanan.Felix menolak tangannya di pinggang, rahangnya mengeras sesaat setelah pria tersebut melirik kearah meja dan melihat a
Bisa Lucas dengar erangan Bella yang ketakutan. suara pukulan dan benda-benda terlempar. pria yang sedang bersembunyi di dalam lemari itupun cukup tersiksa memikirkan cara bagaimana menyelamatkan Bella dari cengkraman kekasihnya."Apa aku harus keluar dan mengakhiri ini semua?" batin Lucas cemas bertanya-tanya."Pergi kau..." Bella melempar bantal, ia berlari turun dari ranjang kemudian meraih lampu pajangan, "jika kau mendekat aku akan berteriak."Felix menyeringai, ancaman Bella sama sekali tak membuatnya takut. lagi pula, siapa yang akan mendengar teriakannya? semua hal yang Bella lakukan nyatanya sia-sia."Kenapa? Kau takut aku menyentuhmu, atau kau takut aku mengetahui fakta jika sudah ada orang lain yang pernah menyentuhmu?" ejek Felix memiringkan senyumnya.Bella tak menanggapinya, ia lantas meraih ponsel di atas ranjang kemu
"Astaga, jika dia terus begini. maka aku bisa jatuh cinta sungguhan, kepadanya." Bella membatin, pandangannya sama sekali tak teralihkan menatap Lucas yang sedari tadi berinisiatif untuk membereskan ruangan.Satu-persatu Lucas memungut pecahan kaca yang berserakan. tidak hanya itu, Lucas juga meraih bantal dan selimut menatanya kembali di atas ranjang.Bella membulatkan niatnya. setelah memasukan bukti perselingkuhan Felix kedalam ponselnya, Bella lantas mengirimkan bukti tersebut kepada Felix dengan keterangan sebuah kalimat perpisahan."Lakukan apapun yang kau inginkan, karena sekarang kita sudah tak memiliki hubungan!"Bella bahkan langsung memblokir kontak Felix, setelah Felix membaca pesan yang ia kirimkan. tanpa menunggu jawaban, Bella merasa kali ini ia sudah melepaskan sebuah beban."Lucas..."Pria jan
"Tidak, ini tidak mungkin!" Felix tak berdaya, sebuah bukti perselingkuhan dari Bella telah ia terima. "Tidak, Bella tidak boleh meninggalkanku. dia hanya milikku!"Felix bereaksi berlebihan setelah membaca kalimat perpisahan yang Bella kirimkan. matanya menggenang, dadanya terasa sangat sesak. berulang kali Felix menenggak minuman untuk menghilangkan rasa yang baru pertama kali ia alami."Tidak, hubunganku dengan Lisa hanya berawal dari ketidaksengajaan. Aku harus menjelaskannya pada Bella jika ini tidak seperti apa yang ia pikirkan."Felix mencoba menghubungi Bella. Malangnya, kontak pria tersebut sudah di tambahkan ke daftar hitam. segala akses media sosialnya sudah Bella putuskan. Felix benar-benar kelabakan. ia tak bisa tenang meskipun hanya untuk sesaat. ingin kembali datang menemui Bella di apartemennya, pasti wajah Felix sudah di tandai oleh para staf keamanan karena sebelumnya Felix tel
Sebuah tubuh terus Lucas pandangi. hal biasa yang sering terjadi. setiap usai bercinta, Bella akan bersikap seperti dialah korbannya."Ahhh..." Bella merengek dengan bibir yang mengerucut, "cepat katakan sesuatu! apa kau tidak waras?""Aku harus mengatakan apa, aku sudah lelah!" sahut Lucas menahan rasa kesal."Aku... aku ingin...""Ingin apa?""Jangan tinggalkan aku," ucap Bella spontan dengan sorot penuh harapan.Satu hal yang membuat Lucas heran. atas dasar apa Bella menyuruh Lucas agar tetap tinggal? karena sudah tidur bersama atau hal lainnya?"Lucas," Bella bergelayut mesra, memperlihatkan ekspresi takutnya. "Katakan sesuatu, apa keputusanmu? bagaimana kelanjutan hubungan ini? sepasang kekasih atau...""Sepasang kekasih!" tegas Lucas menjawa
Nyatanya tidak, Bella semakin muak. ia justru ingin mencengkram wajah Lisa meninggalkan jejak-jejak kuku panjangnya hingga Lisa tidak bisa lagi menggoda pria menggunakan kecantikannya."Menutupi apa, Lucas?" tanya Lisa penasaran.Dua hal yang Lisa khawatirkan, satu adalah Lucas sudah mengetahui dirinya dan Felix telah memiliki hubungan. dua adalah Lucas akan segera mencampakkan Lisa sama halnya Bella mencampakkan Felix."Aku sebenarnya... aku dan Bella...""Lucas dan aku sepakat, ia memintaku untuk merancang gaun pernikahanmu. saat sedang berdiskusi, kau menghubungiku. itu sebabnya kami datang kesini bersama." terang Bella menyela sambil memandang Lucas menawan tawa. dapat Bella rasakan kecanggungan dan rasa gugup yang terlihat nyata dalam ekspresi wajah kekasihnya. "Bukankah begitu, Lucas?""I... iya," sahut Lucas lega, menyusutkan bahun
"Haruskah kau menciptakan permainan lagi agar aku tetap bersamamu?" Bella membatin, ia terus menatap wajah Felix dengan sorot yang sulit untuk di deskripsikan.Lisa sudah pergi meninggalkannya, sedangkan Lucas belum juga kembali dari kamar mandi.Wajah Felix yang menyedihkan nyatanya tak mampu membuat Bella kasihan. gadis itu terus mengingat bagaimana Felix mengkhianatinya. bertingkah seolah korban dari tindakan liar yang Bella lakukan. padahal semua yang Bella lakukan tidak mungkin tak memiliki alasan.Pecahan botol masih belum Bella bersihkan, keadaan rumah sangatlah sepi. karena Felix memang terbilang pria br*engsek yang cukup mapan. ia juga memiliki rumah tersebut, yang ia beli dari hasil kerja kerasnya sendiri. itu sebabnya, Bella berpikir jika Felix cukup bisa di andalkan secara keseluruhan. Nyatanya, Felix justru menodai kepercayaannya. kekaguman Bella berubah dalam sekejap, menjadi sebua