Share

Di Atas Langit Masih Ada Langit

13

Hari pun berganti. Masa usia sembilan belas tahun pun terlewati dengan ciuman dan pelukan hangat dari Papa, Mama dan Khanza. Sedangkan Kai hanya menyalamiku tanpa mengucapkan apa pun, lalu melenggang menuju meja makan dan duduk dengan santai, menyantap nasi kuning dengan lauk komplet yang sengaja disiapkan Mama sedari subuh.

"Mau dirayakan nggak, Bang?" tanya Papa seraya mengulaskan senyuman yang kurasa agak menggoda.

"Iya, Pa. Nanti malam kita makan-makan di restoran yang baru buka itu. Abang juga mau ngajak teman-teman kampus. Kalau teman-teman band, nanti siang Abang mau traktir mereka makan pizza, pada minta ke situ," sahutku.

"Aleea diajak kan?" timpal Mama.

Sekian detik aku terdiam, kemudian mengangkat bahu tanda bingung. Semenjak pengakuanku tempo hari, Aleea belum memberikan jawaban apakah menolak atau menerima ajakanku untuk menjadikannya pacar.

Hingga satu bulan berlalu, nasibku masih digantung bak cucian terlupakan di tiang jemuran. Dari basah, terus kering, sampai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status