Share

Luka 39

Sekilas kecupan hangat menyapa bibirku, membuat pipiku menghangat.

"Bisakah kita lebih serius dari ini?" tanyaku padanya, masih dengan kening menyatu

"Tentu saja, kita akan atur semua, sebenarnya aku lebih suka, kamu di rumah tak perlu bekerja, tapi aku cukup tau karaktermu. Tak mungkin mau berdiam diri dirumah," ucap Pak Ryan.

"Kamu benar, aku paling tak bisa di rumah," ucapku.

"Gimana, kalau ntar malam kita ajak Prilly keluar, jalan-jalan."

"Boleh, kemana?" tanyaku.

"Prilly suka kemana? Jangan bilang ke mall belanja, itu mamanya pasti yang minta." Aku tertawa mendengar canda garingnya.

"Itu sudah kodrat sayang, shopping itu penghilang stres," ucapku beralasan.

"Pinter banget cari alasan, pacar siapa sih ini," ucap Pak Ryan tangannya membingkai wajahku, bibirnya terkatup gemas.

"Halalin adek, Bang," candaku. Pria itu tertawa mendengarku.

"Sakit perutku," ucapnya menahan tawa, sambil memegangi perutnya.

"Itu sindirin sebenarnya," lanjutku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
wah pengacau dtng lagi .kenapa Ryan dtng nya lama .keburu s pengacau dtng dh ganggu aje orang mo pergi jln2 bertiga ko ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status