Share

Bab 110

“Tadi katanya terserah,” kekeh Adrian seraya mengerling. Rasanya senang sekali melihat wajah Aluna memerah seperti tomat.

“Gak macem-macem ‘kan?” Aluna masih mematung.

“Enggak, satu macem saja, kok … sini, temani!” Lagi, Adrian menepuk tempat kosong di sampingnya lalu membetulkan bantal untuk sang istri.

Akhirnya meskipun hatinya berdentum-dentum tak karuan. Aluna beringsut mendekat. Dia pun duduk di sebelah lelaki yang sudah bergelar suami itu. Tiba-tiba tangan Adrian meraihnya. Jemari kokoh itu menutup jemari mungilnya dan membawanya dalam dekapan.

“Makasih ya, Dek. Makasih buat semuanya ….”

Aluna yang kikuk dan canggung hanya mampu mengangguk. Rasanya, berada di dekat Adrian selalu membuatnya merasa nyaman, meski deg-degan.

Hanya saja, untuk masalah cinta, Aluna tak tahu apakah hatinya sudah benar-benar jatuh cinta pada lelaki yang sudah jadi suaminya itu atau sebatas rasa bersalah saja?

Pernikahan ini pun terlalu cepat untuknya. Bahkan pernikahannya bukan seperti sebuah hal y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status