Share

BAB 5: DIKEROYOK

“Lihatlah siapa yang datang. Pemenang kita. Oy, pecundang, kemarilah!” seru salah seorang saudara seperguruan Zhang Xu Feng yang telah lama menunggu kedatangan Zhang Xu Feng di kediamannya.

Malam itu, dia tak hanya datang seorang diri. Para rekannya yang ada di sana turut menyambut kedatangan Zhang Xu Feng. Seperti biasanya, mereka telah mengobrak-abrik kediaman Zhang Xu Feng. Namun, kali ini mereka tidak membawa pakaian kotor mereka.

Tatkala Zhang Xu Feng datang, mereka menyambut hangat dengan seulas senyum semringah penuh aura kelicikan. Yang paling mencolok dari mereka semua adalah Zhu Hao, lawan yang berhasil dikalahkan Zhang Xu Feng dalam perlombaan tadi siang.

“Lihatlah raut wajah pengecutnya. Bukankah tadi siang kau sangat hebat? Semuanya, apa kalian tidak penasaran dengan sihirnya?”

“Bagaimana jika kita mengujinya?”

“Ohoy, janganlah. Kita bisa dibuat babak belur nanti.”

“HAHAHA.”

“Kalau begitu, kita lihat bagaimana dia membuat kita babak belur.”

Salah seorang dari mereka maju terlebih dahulu. Menggunakan teknik Qinggong, dia menghampiri Zhang Xu Feng seraya melancarkan serangan dengan kekuatan internalnya. Ia memukul dada Zhang Xu Feng hingga membuatnya terpental jauh menabrak tembok pagar. Setengah tubuh Zhang Xu Feng tenggelam ke dalam tembok yang retak akibat serangan yang sangat kuat.

“Aaaarggh!”

BRRUK!

DUAK!

Serangan itu berhasil melukai merdian tubuh Zhang Xu Feng, mengacaukan Qi energi tubuhnya yang belum bisa dikendalikan sutuhnya. Tidak puas hanya satu serangan, saudara seperguruannya yang lain pun tak tinggal diam melihat kesenangan di hadapan mata. Mereka mengeroyok Zhang Xu Feng secara bersamaan dengan kekuatan magis.

Kali ini lebih buruk dari penindasan sebelum-sebelumnya. Jika dulu mereka hanya mengeroyok menggunakan beladiri external, kini sekarang mereka lebih berani melukai Inti Emas Zhang Xu Feng menggunakan kekuatan internal.

“Hyaarrrggghh!!!” Zhang Xu Feng mengerang kesakitan kala merasakan inti emasnya terbakar hingga retak.

“Hahaha. Lihatlah dia. Ternyata hanya segini saja kemampuannya. Padahal, tadi dengan sombongnya mengalahkanku,” ejek Zhu Hao. “Hei, Pecundang! Memohonlah kepada kami. Dengan begitu, kami akan berhenti,” titahnya arogan.

“Zhu Hao, sepertinya kita harus berhenti. Jika tidak, kita akan menghancurkan inti emasnya,” saran rekannya.

“Kenapa? Apa kau takut? Jika bisa menghancurkan inti emasnya, kenapa tidak? Kita beri pelajaran kepada pecundang ini agar dia sadar akan posisinya. Pecundang sepertinya, sampai kapan pun tidak pantas menjadi murid Sekta Taiyun, apalagi berkultivasi. Jika inti emasnya hancur, maka dia tidak akan bisa berkultivasi lagi. Hahaha!” Zhu Hao telah dikuasai dendamnya terhadap Zhang Xu Feng akibat kekalahannya tadi siang.

Zhu Hao semakin meningkatkan energi vitalnya guna merusak Inti Emas milik Zhang Xu Feng yang telah retak.

“Berhenti!!!” Seseorang tiba-tiba datang menghentikan perbuatan jahat Zhu Hao dan para rekannya.

Mu Lan datang menangkis sihir Zhu Hao dan murid lainnya dengan kekuatan magisnya yang lebih kuat dibandingkan mereka semua. Tak lupa pula, dia memberi pelajaran kepada orang-orang yang telah melukai Zhang Xu Feng. Mereka dipermainkan oleh Mu Lan di udara, lalu dilemparkan entah ke mana.

“TOLONG!!!”

“Kalian tunggu saja! Aaaaa!!!” ancam Zhu Hao seraya berteriak ketakutan tatkala Mu Lan melayangkan mereka di udara lebih cepat.

Setelah puas memberi pelajaran kepada mereka, Mu Lan pun melepaskan mereka dan menjatuhkannya begitu saja. Kemudian, dia bergegas menghampiri Zhang Xu Feng guna memeriksa kondisinya.

“Zhang Xu Feng, bagaimana lukamu? Zhang Xu Feng!” Tak ada jawaban dari Zhang Xu Feng yang terpejam.

Tanpa pikir panjang, mulai gegas mentransfer kekuatan 100 tahunnya untuk menyatukan retakan di Inti Emas Zhang Xu Feng. Setelah berhasil mentransfernya, akhirnya Zhang Xu Feng tersadar.

“Bagaimana? Apa kau merasa lebih baik?” Mu Lan tampak tulus mengkhawatirkan kondisi Zhang Xu Feng.

“Aku merasa lebih baik. Terimakasih … Senior,” ucapnya dengan suara yang lemah.

“Mereka sudah keterlaluan! Bisa-bisanya berencana menghancurkan jindan milikmu!” geramnya, “tidak sia-sia aku memberi mereka pelajaran.”

***

Turnamen berlangsung selama 3 hari. Hingga pada akhirnya, pengumuman pemenang peringkat 1-10 telah ditempelkan di mading awan melayang. Serentak para murid Sekte Taiyun memeriksa apakah ada nama mereka yang tercantum dalam kategori juara.

Sedangkan Zhang Xu Feng yang tidak percaya diri, ia merasa tidak perlu memeriksa lagi. Karena ia tahu bahwa namanya tidak mungkin tercantum di antara para pemenang turnamen. Namun, ternyata tebakannya salah besar.

“Zhang Xu Feng! Zhang Xu Feng!” panggil suara seseorang yang tak asing. Dengan semangat, ia gegas menghampiri Zhang Xu Feng dan merangkul lehernya dengan erat hingga membuatnya tak dapat bernapas lega.

“A-ada apa, Senior? Bisakah kau melepaskanku lebih dulu? Aku kesulitan bernapas,” pinta Zhang Xu Feng.

“Ah, maaf … maaf. Aku terlalu senang sampai-sampai … .” Mu Lan akhirnya melepaskan rangkulannya.

“Kau pasti sangat senang karena kau pasti menduduki peringkat teratas,” tutur Zhang Xu Feng. “Tidak perlu diragukan lagi.”

“Hehe. Aku juga tidak menyangka akan mendapat peringkat 3. Yang membuatku sangat bersemangat, itu karena pada akhirnya impianku tercapai. Setelah lama mendekam di sekte, akhirnya ada saatnya berkelana di Dunia Jianghu. Entah apa saja yang terjadi di dunia luar, pasti dunia sudah banyak berubah,” ujarnya.

“Selamat, Senior. Akhirnya tujuanmu tercapai.” Zhang Xu Feng mengulas senyum tipis.

“Aiiihh … Zhang Xu Feng, kenapa kau tidak bersemangat? Bukankah ini hal bagus? Apa kau takut turun gunung? Jangan takut. Ada aku, kau bisa bersembunyi di belakangku setiap kali menghadapi bahaya,” timpal Mu Lan.

Reflek alis Zhang Xu Feng mengernyit karena merasa ucapan Mu Lan sulit untuk dicerna.

“Senior, apa maksudmu? Kenapa aku harus turun gunung?” tanyanya karena tak mengerti.

Sekarang giliran Mu Lan yang mengernyitkan kedua alisnya kala mendapat pertanyaan semacam itu. Entah mengapa, respon Zhang Xu Feng sejak tadi memang tampak aneh. Tidak seperti para pemenang lainnya.

“Zhang Xu Feng, apa kau tidak senang menduduki peringkat 9? Sesuai aturan, bagi siapa saja yang berhasil menduduki peringkat 10 teratas, maka akan diizinkan untuk turun gunung,” jelasnya.

“Hah? Aku … mendapat peringkat 9? Tidak mungkin. Senior, jangan bercanda. Mana mungkin aku mendapat peringkat teratas.” Netra Zhang Xu Feng terbelalak saking tak percaya dengan ucapan Mu Lan.

Dia merasa semua itu sangat mustahil, melihat para kontestan lain yang lebih berbakat dibandingkan dirinya sendiri.

“Jangan-jangan, kau memang belum melihat hasilnya. Jika tidak percaya, silakan lihat pengumumannya sendiri.” Mu Lan mempersilakan agar Zhang Xu Feng mengecek kebenaran.

Tanpa menunda waktu, Zhang Xu Feng pun bergegas menghampiri mading Sekte Taiyun guna memeriksa namanya. Di sana dia melihat nama Mu Lan yang tercantum di peringkat tiga teratas, lalu terus menurun dan mendapati nama dirinya yang benar-benar tercantum di sana. Antara tak percaya dan terharu, perasaannya tercampur aduk.

“Peringkat 9, Zhang Xu Feng? Aku … benar-benar menduduki peringkat teratas? Ini mustahil!” gumamnya histeris.

“Bagaimana? Apa sekarang kau sudah percaya?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status