Share

71. KEMARAHAN MIRANTI

  1. KEMARAHAN MIRANTI

“Fajar,” Sapaku dengan menyentuh lembut kepalanya. Calon suamiku tersentak. Lalu menatapku dengan tidak percaya.

“Kau sudah sadar? Maafkan, aku.” Pria yang kusayangi memelukku erat. Walau lirih isak tangisnya terdengar  di telingaku.

“Fajar. Aku sudah tak punya rahim. Aku tidak sempurna lagi sebagai wanita.” memeluk erat tubuh lelakiku. Menumpahkan segala kesedihan. Aku sangat takut kehilangan dia. Pasti fajar akan meninggalkanku setelah ini. Tak mau melepasnya. Dia tak boleh pergi dariku.

“Tenanglah. Semua akan baik-baik saja.” Jawaban fajar diluar dugaanku. Dia tidak marah ataupun terkejut. Seharusnya sebagai lelaki yang akan menikahiku, dia pasti sedih atau bahkan langsung pergi meninggalkanku.

Namun sikapnya sangat tenang seperti tak terjadi apapun pada calon istrinya. Padahal hal ini sangat penting dalam penentuan langkah yang akan di lakukan. Bukank

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status