Share

serangan ke dua

Tergagap saat mendengar bunyi ketukan pintu, aku bangkit dan menyeka sudut mata. Tak ada yang boleh tahu kalau hati ini menjerit sakit atas ucapan Papa.

“Iya. Masuk saja!” sahutku dengan suara sumbang.

Tak lama pintu terbuka. Alvin melongok dengan senyum khasnya.

“Bisa kita bicara sebentar?” tanyanya.

Aku mengernyit heran, tapi akhirnya mengangguk mengiyakan permintaannya.

“Bisa. Sini masuk!” ajakku berusaha menyembunyikan kekalutan.

“Di luar saja,” tolaknya halus.

“Loh, kenapa enggak di sini saja?” tanya Alvin.

“Aku lelaki normal, Lintang. Apalagi kamu itu cantik.”

Lelaki itu menaik turunkan alis menggoda. Sudut bibirnya tertarik ke atas hingga menampakkan sebagian gigi. Entah apa maksud pernyataannya, tapi yakin dia hanya ingin menghibur.

Aku bangkit, beranjak mendekat. Lalu, berjalan beriringan dan berhenti di teras.

“Ada apa, Vin?” tanyaku setelah kami duduk.

Lelaki itu menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan. Detik berikutnya dia menoleh.

“Aku tahu kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status