“Kok hujannya berhenti?”Terdengar teriakan dari seseorang yang berada di luar, membuat Hakya yang masih terdiam di tempatnya segera membuka matanya dan melihat keluar. Dan benar apa yang mereka katakan kalau hujan itu sudah berhenti dan saat ini hanyalah ada matahari yang bersinar dengan begitu garangnya.Hakya tertegun, dia seperti baru saja mengalami mimpi buruk. Padahal dia tahu itu bukanlah sebuah mimpi, tapi itu memang kedatangan Dewa yang marah kepadanya.Bahkan dia belum sempat mengatakan apapun Dewa sudah menyalahkannya dan pergi meninggalkannya, disaat yang bersamaan juga rintik hujan tiba-tiba berhenti.Hakya hanya bisa menghela nafas berat.“Kalian yang baru saja latihan di tengah hujan, sekarang bersihkan tubuh kalian dan istirahatlah. Sebentar kagi kita akan memulai latihan yang lainnya, dan mulai saat ini latihan kita akan sangat keras. Kalau kita sudah bisa semua, kita bisa memajukan rencana,” ujar Hakya kemudian.“Siap, Guru!” jawab mereka semua serentak.Hakya bertek
Mereka berjalan di tengah gelapnya malam, beriring-iringan dengan membawa beberapa obor sebagai penerangan.Mereka yakin akan menang malam ini, dan membawa ratusan atau mungkin ribuan pekerja paksa disana. Dan bahkan ada beberapa orang tua maupun keluarga dari salah satu anggota pelatihan. Makanya mereka begitu bersemangat ikut latihan, karena memang ada orang-orang yang harus mereka bebaskan.Selama dalam perjalanan, Hakya berjalan di belakang bersama dengan Hofat. Sedangkan Jirat memimpin paling depan, nanti saat akan menyerang Hakya baru maju ke barisan depan.“Hati-hati, karena ini malah banyak sesuatu yang tidak terlihat di jalanan. Terus tingkatkan kewaspadaan, jangan sampai malah kalian yang tertidur,” ujar Hakya mengingatkan mereka agar terus memperhatikan jalanan.“Siap, Guru!” jawab mereka serentak.Hakya juga sebagai pemimpin tertinggi dalam kelompok itu terus waspada, bahkan suara sekecil apapun Hakya harus mendengarnya. Dia tidak ingin para anggotanya mengalami hal yang t
“Siap, seraaaang!” teriak seluruh anggota dengan semangat.“Wwhuuust!”Hakya mengeluarkan jurusnya untuk mengganggu penglihatan para penjaga pertambangan tersebut sehingga mereka semua tampak terkejut dengan serangan yang datang dengan tiba-tiba itu.“Aauuw, toloooong!” teriak mereka yang tiba-tiba tidak bisa melihat. Dan mereka merasakan banyak orang yang merangsek masuk ke area pertambangan.Suasana menjadi sangat ricuh. Beberapa orang yang bertugas untuk mengumpulkan para pekerja itu dengan cepat memberikan aba-aba agar mereka berkumpul di tempat yang aman. Dan ternyata dari semua pekerja itu, yang merasa tubuhnya masih memiliki kekuatan mereka dengan sukarela membantu Hakya dan para pemuda itu melakukan penyerangan.“Sebaiknya, kalian saling menjaga diri saja. Dan mohon bantuan untuk menjaga yang lainnya yang dalam kondisi lemah,” ujar Hofat yang menjadi pemimpin dalam penyelamatan itu.“Iya ada beberapa dari kami yang bertugas untuk menjaga yang lainnya dan akan membawa mereka se
Dengan cekatan Hakya menghindari ayunan pedang dari Kafka.“Sebaiknya menyerah dan bebaskan semua orang-orang yang kalian paksa bekerja, maka kami akan memberikan kalian kesempatan untuk hidup,” ujar Hakya menahan pedang Kafka dengan pedang panjang yang dimilikinya.“Kata-kata itu kami kembalikan buat kalian, karena jangan salahkan kami kalau kalian tidak akan bisa pergi dari sini dengan selamat kalau tidak mau menyerah,” jawab Kafka.Bruk!Hakya mendorong pedang di tangannya dan membuat tubuh sang mertua terpental. Padahal Hakya hanya menggunakan sebagian energi dari tubuhnya. Namun, Kafka malah tampak tidak bisa menahannya.Kafka sangat terkejut, pedangnya yang sudah berisi ilmu sihir yang paling ampuh tampak tidak bisa menahan dorongan Hakya.Hakya tahu, pada pedang Kafka bukan hanya ilmu sihir jahat, tetapi juga pedang itu sudah dioleskan minyak yang beracun. Sehingga orang yang terkena sabetan pedang itu akan keracunan dan akan mati kalau tidak segera mendapatkan pertolongan. Nam
“Berikan dia penawar racun! Aku akan mengikatnya!” teriak Hakya memberikan perintah kepada anggotanya yang bertanggung jawab dalam bidang medis.“Siap, Guru!” teriak anak buah yang segera memberikan penawar racun pada jari-jari Kafka yang luka. Dan Hakya mengikat kedua kaki Kafka dengan jurusnya sehingga Kafka tidak bisa bergerak.Braak!Dengan sekali tembakan jurus, pedang milik Kafka hancur terbakar dan menjadi abu. Semua orang tampak terpana, terutama anak buah ilmu hitam. Mereka merasa terancam, apalagi saat melihat Kafka yang sudah tertawan dengan tidak berdaya.“Lepaskan aku!” teriak Kafka yang mencoba untuk memberontak, namun dia tidak bisa karena ikatan pada kakinya terasa sangat kencang dan itu juga sangat menyakitkan. Berbagai ilmu yang dia gunakan untuk melepaskan ikatan itu, tetap tidak berhasil. Sehingga membuat Kafka semakin meradang. Karena dia tahu kalau dia dalam keadaan seperti ini para anak buahnya pasti tidak akan mampu melawan pasukan yang Hakya miliki.“Istirahat
“Toooloong, mohon lepaskan kami….” Teriakan orang-orang yang terperangkap dalam lingkaran itu semakin lama semakin pilu, karena tubuh mereka semakin lemah akibat dingin yang terus menusuk mereka.Hakya sedikitpun tidak peduli, karena memang mereka ingin mengalahkan. Dan orang-orang yang mereka tangkap dan masih hidup saat nanti lingkaran dibuka, mereka akan tetap dipulangkan ke keluarganya dengan tidak akan bisa bergerak lagi agar tidak menjadi pengacau di kemudian hari.“Kalau masih mau bertemu dengan keluarga kalian, maka bertahanlah sampai semua yang masih tersisa di luar lingkaran itu mati. Atau kalau tidak mampu bertahan, kalian juga dipersilakan mati disana,” ujar Hakya lagi.Ternyata prajurit ilmu hitam yang berada di dalam pertambangan itu jumlahnya begitu banyak. Mereka mencapai ribuan orang, sedangkan para anggota Hakya hanya berjumlah ratusan dan itu dibagi lagi menjadi beberapa kelompok.Melihat para anggotanya mulai banyak yang kewalahan. Mereka bisa mengalahkan begitu b
“Aaaauuuuw…, tolong!”“Tolong kami….”Mata Kafka terbelalak saat dia mendengar teriakan anak buahnya yang ikut dalam reruntuhan tanah pertambangan itu, dan seketika semua gelap diiringi asap tebal yang menghilang. Tanah di seputaran itu seperti mendidih, Kafka tahu kekuatan sihir dalam setiap celah itu sedang mencoba menahan dan melawan serangan Hakya.Brrrukk!Kemudian area tambang itu benar-benar hancur dan seketika bau terbakar yang menyengat, padahal tidak ada api yang membakar tempat itu. Dan ternyata Hakya membakar kekuatan sihir jahat itu dengan ilmunya. Dan tidak ada yang bisa melihat kebakaran itu, namun mereka semua bisa mencium baunya.“Siapa kamu sebenarnya, Hakya?” tanya Kafka dengan bibir yang bergetar, karena dia tidak menyangka kalau Hakya bisa mengalahkan kekuatan jahat itu. Dari semua anggota ilmu hitam, hanya Kafka yang paham asal bau terbakar itu. Dia tahu saat ini kekuatan sihir yang dipasang oleh Ratu Ilmu Hitam sudah lenyap dan tidak bersisa. Sehingga mereka se
"Antarkan mereka ke keluarganya!" ujar Hakya kemudian memerintahkan kepada anggotanya untuk mengantarkan beberapa orang yang masih hidup untuk kembali ke keluarganya."Pengikatnya?" tanya Hofat kemudian, karena mereka melihat kalau semua orang itu masih terikat oleh sihir Hakya. Dan pastinya tidak akan ada yang bisa melepaskannya kecuali Hakya."Kalau begitu tidak jadi, kita kurungkan saja mereka di suatu tempat. Kecuali mertua saya, tolong antarkan dia kembali ke rumahnya dan biarkan pengikatnya disana agar dia tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Hakya lagi.Kafka terbelalak mendengar apa yang dikatakan oleh Hakya. Kalau dia pulang dengan keadaan seperti ini, dia takut Ratu akan mendatanginya dan membunuhnya, sedangkan dia tidak bisa berbuat apa-apa."Lepaskan ikatan kakiku, Hakya!" teriak Kafka dan berusaha untuk memberontak sembari menahan dingin yang terus saja menggerogoti tulang-tulangnya sehingga persendiannya terasa sangat ngilu."Jangan di paksa, talinya sangat tajam. Lihatlah