Share

Kekecewaan Hakya

“Aku rasa tidak ada lagi yang harus aku bicarakan,” jawab Kanaya pelan sambil menunduk.

Kanaya merasa dia sudah mengeluarkan semua uneg-uneg yang dia tahan. Karena dia sudah merasa tidak nyaman untuk tinggal sendirian di atas bukit itu.

“Sekarang giliran aku yang akan berbicara, boleh?” tanya Hakya meminta pendapat sang istri.

Kanaya hanya mengangguk mendengar apa yang Hakya sampaikan, karena dia juga ingin mendengar pembelaan seperti apa yang akan Hakya sampaikan. Apakah Hakya akan terus mencari alasan yang tidak jelas untuk menahannya diatas bukit itu.

Hakya menghela nafas berat sebelum melanjutkan apa yang akan dia katakan.

“Kamu pernah ikut aku menghadapi para iblis, kan? Saat kita kabur dari rumah, ketika tahu niat ayah dan ibu untuk menyerahkan kamu kepada pangeran ilmu hitam?” tanya Hakya lagi.

Lagi-lagi Kanaya hanya bisa menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Hakya. Kalau mengingat kejadian saat itu juga seluruh bulu kuduk Kanaya berdiri, wajah iblis-i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status