"Selly, kamu mau kemana?"Selly balik badan dan melihat tunangannya yang khawatir karena dia hendak keluar."Masalah keluargaku bisa dibicarakan dengan baik, mood mereka tidak baik karena ulah keluarga utama. Kamu jangan jauh dari aku, ya."Selly tersenyum. "Aku tidak masalah. Aku masih bisa membedakan mana ucapan sengaja atau tidak sengaja, tidak apa.""Senang mendengarnya, kamu mau kemana?""Aku mau ke toilet sebentar, lagipula kamu tidak mungkin bisa keluar cepat karena masalah di atas panggung itu.""Oke."Sementara di atas panggung, Sella tiba-tiba muncul dan makan dengan santai. "Hmm- enak sekali, jarang ada pesta konglomerat menghidangkan sate. Ini enak lho, Natasha.""Wah, Sella. Kamu sudah datang? Terima kasih atas pujiannya, tidak berani aku ambil karena hanya meneruskan pekerjaan Sena." Elak Natasha"Oh." Sella mengangguk paham lalu mengalihkan tatapan ke Sena. "Kakak sepupu, ini enak lho. Kenapa tidak mau makan?"Ducan membela Sena. "Sena tidak suka sate, jangan memaksanya
Beberapa menit lalu."Apa katamu?!" Teriak kepala pelayan setelah menyeret chef ke ruang dekat pesta. "Nyonya muda sejak awal tidak bisa makan sate?""Iya, sebenarnya daya tahan tubuh nyonya muda sangat rentan. Ibunya pernah makan sate setiap hari saat hamil dan tidak sengaja kena tokso, makanya dilarang sewaktu tahu nyonya muda makan sate. Saya diberitahu nyonya muda sendiri, makanya beliau agak menghindari sate.""Kenapa kamu tidak bilang dari awal?""Saya kira anda dan tuan besar tahu masalah ini, lalu selama ini kalian semua tidak peduli pada kondisi nyonya. Jadi saya tidak mengatakannya.""Tapi ini masalah kesehatan nyonya muda, bagaimana jika terjadi sesuatu pada beliau? Apakah chef mau bertanggung jawab?" Tekan kepala pelayan.Chef menggeleng ngeri. "Tidak, tidak kepala pelayan. Saya minta maaf karena teledor."Kepala pelayan memijat kening lalu teringat sesuatu. "Ikut aku!""Kemana?""Nyonya muda dalam bahaya!"Kepala pelayan dan chef bergegas pergi menyelamatkan nyonya muda m
Tunangan Selly bergegas naik ke atas panggung lalu membungkuk untuk minta maaf. "Paman, saya minta maaf karena tunangan saya juga ikut membuat keributan."Selly balik badan dan menatap tidak percaya tunangannya. "Apa yang kamu bicarakan?""Sena adalah nyonya muda keluarga ini, apapun yang terjadi merupakan tanggung jawab keluarga utama, kami yang berasal dari keluarga cabang tidak akan ikut campur."Selly tertawa muram.Ayah Ducan menatap tunangan Selly lalu mengalihkan tatapannya ke Selly dan bertanya. "Kamu siapanya Sena?"Selly menjawab dengan tegas. "Saya sepupu Sena, bisa dibilang sepupu jauh, nenek kami kakak adik. Sena adalah cucu dari kakak nenek saya."Ayah Ducan mengangguk paham. "Lalu kamu tahu penyebab alergi Sena sejak kapan? Sepertinya di sini ada seseorang yang lebih mementingkan diri sendiri daripada kehidupan orang lain."Sella merasa tersindir."Sena dari kecil memang boleh makan sate, tapi dibakar tanpa menggunakan bumbu kacang karena saat makan satu daging, muncul
"Tutup pestanya, aku tidak berniat meneruskan lagi. Ducan, usir juga wanita yang sudah mengacaukan pesta ayah kamu ini," kata ayah Ducan.Natasha menggelengkan kepala sambil menangis. "Aku minta maaf, sayang. Tolong jangan usir aku, aku tidak berniat menghancurkan pesta ayah."Ayah Ducan memberikan tanda supaya kepala pelayan mendorong kursi rodanya pergi dari tempat ini.Natasha berlutut sambil memeluk erat kaki Ducan. "Jangan usir aku, aku sedang hamil anak kita. Tolong."Ducan menarik kakinya dan mundur satu langkah, dua orang bodyguard melindunginya untuk menjauh dari Natasha. "Jangan pernah menyentuhku, kamu sendiri yang melakukan kesalahan, kenapa harus aku pedulikan?"Sella menatap cemas Ducan. "Kakak ipar, kakak ipar percaya aku tidak salah 'kan? Ini hanya salah paham dan aku tidak berniat melukai kakak sepupu."Ducan melirik sekilas Sella lalu berjalan mengikuti ayahnya.Natasha menatap marah Sella dan menuduhnya. "Kamu! Gara-gara kamu, aku mendapat perlakuan seperti ini! Kam
Natasha tersentak dengan ancaman Ducan. "Ke... kenapa? Kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Aku mengandung anak kamu!""Lalu?""Apa?""Lalu kenapa jika kamu mengandung anakku? Apakah terlalu istimewa bagi kamu?" Tanya Ducan tidak mengerti. "Ah, bagi seorang wanita- bisa memiliki anak adalah sebuah kebanggaan.""Sayang, wanita memang diwajibkan memiliki anak demi pasangannya. Memang itu hak istimewa.""Hak istimewa?" Ducan tertawa mengejek.Sella tertawa dengan kebodohan Natasha. "Bukankah dulu kamu sekretaris? Harusnya paham dong ya dengan keinginan atasan sendiri."Natasha bertanya di dalam hati. Keinginan atasan?Natasha lalu teringat dengan masa lalunya sebagai sekretaris. Menyembunyikan semua informasi wanita Ducan dari publik dan ayahnya Ducan lalu juga keinginan nafsu Ducan yang membesar.Natasha lama-lama menjadi buta karena iri setelah melihat hadiah-hadiah para kekasih Ducan lalu ketika Ducan merayunya saat mabuk, dia sengaja membuka diri.Tidak ada cinta di hati Ducan, bahkan
Sena POVAku teringat dengan kehidupan ke empat, sebelum bunuh diri.Aku berusaha keras bekerja untuk membuktikan bahwa aku bisa berdiri sejajar dengan Ducan, namun yang terjadi malah sebaliknya, semua harapan dan perjuanganku menjadi sia-sia."Sena, apakah kamu tidak bisa menjaga suami dengan baik?""Ya?"Aku terkejut tiba-tiba diberikan pertanyaan seperti ini oleh senior di tempat kerja dan menjawabnya dengan hati-hati. "Maksudnya bagaimana? Suami saya baik-baik saja di rumah.""Kamu istrinya Ducan Emrick 'kan?"Aku bingung karena selama ini tidak pernah mengatakan kepada siapa pun, bahwa aku adalah istri dari pria itu."Seharusnya kamu bisa menjaga suami dengan baik, bagaimana kamu bisa menjaga jika tidak bisa menjaga penampilan dan selalu sibuk di kantor? Makanya dia suka selingkuh dengan banyak wanita.""Kamu tidak takut dengan penyakit yang disebarkan dia?""Jangan-jangan berita mengenai kamu yang dibeli ayah Ducan itu benar? Astaga, ck ck ck."Aku diam dan tidak ingin membalas
Adrian masuk ke dalam kamar Sena di rumah sakit, setelah mendengar kabar dari perawat bahwa nyonya muda sudah sadar.Adrian terkejut ketika melihat Sena duduk di kursi dengan jendela balkon yang terbuka. "Nyonya, anda bisa masuk angin jika duduk di situ."Sena tidak peduli. "Jauh lebih baik daripada aku duduk di pinggir balkon."Adrian menghentikan langkahnya. "Nyonya?""Apa yang kamu inginkan?" Tanya Sena."Ya?""Setelah kamu menyelamatkan aku, apa yang kamu inginkan? Di dunia ini tidak ada yang gratis, begitu juga dengan tenaga kamu.""Saya menyelamatkan anda karena tuan besar di depan para tamu, anda tidak perlu khawatir."Sena tertawa. "Kamu pikir, aku akan percaya dan tetap berpikiran naif? Di rumah itu, tidak ada namanya keluarga."Ducan menghela napas. "Nyonya, sebaiknya anda istirahat dan tidak perlu memikirkan hal lain.""Aku diracun di sana, sementara suamiku hanya berdiri diam mendengarkan. Meskipun banyak yang berusaha menjatuhkan aku, dia tidak berusaha menolong aku.""Ad
Suara cincin pernikahan yang jatuh, terdengar di telinganya seperti genderang peringatan.Napas Sena memburu ketika mengetahui rencana busuk Adrian. "Kamu ingin menghancurkan keluarga Emrick? Apakah kamu ingin memanfaatkan aku?"Adrian mengakuinya. "Benar."Bukan ini yang ingin Sena inginkan. Dia hanya ingin hidup normal dengan menjauh dari suaminya atau kalau bisa, bercerai. Mengajak Adrian mungkin pilihan tepat karena pria ini selalu membuat kesal Ducan.Tapi tidak disangka malah diajak kerja sama untuk menghancurkan keluarga Emrick? Memangnya Sena siapa sampai bisa menghancurkan pengusaha besar ini?"Aku-""Tidak berani melakukannya?" Tebak Adrian.Tentu saja, dia tidak mungkin sebodoh itu melawan orang kaya yang sudah menyelamatkan keluarganya meskipun melalui penukaran. Tiba-tiba Sena teringat dengan bisnis Adrian. "Apakah kamu sedang bersaing dengan bisnis ayah mertua?"Adrian yang masih berlutut di depan Sena, tertawa. "Apakah terlihat seperti itu?""Memangnya ada yang lain?"