Share

Bab 3. KEDAI

Hari demi hari Aira jalani dengan ikhlas dan sabar, bantuan dari Galang pun lama lama kian menipis. Aira berencana nekad untung berjualan di depan rumah saja , wanita itu percaya tuhan akan memberikan rezeki selagi manusia itu berusaha.

Aira memulai rutinitas seperti awal saat berjualan kue donat, kebetulan masih ada banyak stok bahan kue di rumahnya sebelum kecelakaan itu terjadi.

Kaki Aira sudah mulai membaik, tongkat pun sudah tidak di perlukan lagi tetapi untuk berjalan jauh Aira masih belum bisa. Aira menggeser meja kecil yang ada di dapur nya ke luar rumah, tentu saja untuk tempatnya menjajakan kue buatannya.

Hari pertama Aira berjualan di depan rumah hanya ada 10 pembeli, itupun hanya orang yang tidak sengaja lewat depan rumahnya. Sedangkan warga desa sudah tidak percaya pada apa yang Aira jual. Karena gosip yang beredar sebelumnya.

Hari hari selanjutnya tidak ada perkembangan, pembeli hanya berjumlah sedikit setiap harinya. Aira mulai ingin menyerah saja rasanya.

Seorang pria memarkirkan sepeda motornya di depan rumah, siapa lagi kalau bukan Galang. Sudah lama pria itu tidak mengunjungi Aira.

"Kamu jualan Aira ? Kaki kamu bagaimana ? " Tanya Galang sambil melepas helmnya.

"Silahkan duduk mas," Aira mempersilahkan Galang duduk di bangku terasnya, dan menyajikan beberapa kue di piring kecil.

"Gak usah Ra, ini kan barang jualan kamu." Tolak Galang.

"Kue ku memang sering tidak habis, kadang aku bagikan kepada tukang angkut barang yang kebetulan lewat sini."

"Semangat ya Aira , kelak kamu pasti akan bahagia. Badai pasti akan berlalu."

Aira tersenyum mendengar perkataan Galang. "Terimakasih mas Galang semangatnya. Oh ya mas ini tongkatnya di bawa pulang lagi aja, kaki saya sudah membaik .

"Syukurlah kalau kakinya sudah membaik. Saya tenang jadinya. Aira kamu mau beli ponsel tidak ? Saya yang beliin."

"Hah ? Engga usah mas , aku belum butuh ponsel.

Galang menawarkan itu karena dia ingin terus terhubung dengan Aira, pria itu khawatir dengan Aira yang hidup seorang diri. Rasa ingin melindungi Aira semakin hari semakin besar. Tapi Galang tidak bisa memaksa jika Aira menolak tawarannya itu.

"Yasudah kalau begitu, itu catatan alamat sama nomor ponsel saya jangan sampai hilang , kamu simpan baik-baik ya Ra.

"Iya siap mas."

"Saya pamit kalau begitu ," ucap Galang sambil merogoh kantongnya mengambil sebuah amplop.

"Ini untuk kamu , di terima ya."

"Ini maksudnya apa mas ? Mas Galang sudah lebih dari bertanggung jawab . Maaf saya gak bisa terima.kalau soal uang saya masih bisa cari untuk diri sendiri, karena saya berjualan."

'Harus gimana lagi saya mastiin kamu buat baik baik aja sama keadaan yang lagi kamu jalanin Aira ,semua niat baik saya kamu tolak.' Batin Galang.

"Mas ?" Aira melambaikan tangan di depan wajah Galang yang sedang melamun.

"Eh iya Ra, yaudah kalau kamu gak mau terima gak apa apa, saya pamit," ucap Galang.

"Hati hati mas Galang."

Aira masuk ke dalam rumahnya dia cek stok bahan untuk membuat kue esok hari, ternyata 80% sudah habis terpakai. Aira sedikit pesimis mengembangkan usaha di desanya , karena dilihat dari pasar nya tidak memungkinkan.

Aira membuka lemari, dan mengambil kotak plastik bergambar kucing dengan gembok kecil disana. Ya ... Itu celengan Aira.

Dia menghitung lembar demi lembar uang yang selama ini dia kumpulkan. Untuk keseluruhan totalnya bisa untuk ongkos ke kota dan biaya hidup disana beberapa Minggu ke depan. Aira harus optimis akan mendapatkan pekerjaan di sana, apapun itu asalkan halal akan Aira jalani.

3 hari kemudian Aira pagi pagi sekali sudah bersiap dengan koper dan tas ranselnya. Aira sudah memastikan rumahnya bisa di tinggal dalam waktu yang lama.

Aira mengundang perhatian warga di sekitar rumahnya karena berjalan sambil menyeret koper dan membawa ransel. Ada salah satu wanita paruh baya yang penasaran dan menanyakan pada Aira,

"Mau kemana kamu Ra bawa tas besar besar?"

"Saya mau mencari peruntungan di kota bu, siapa tau saya bisa mendapat pekerjaan yang lumayan disana dan bisa mewujudkan cita cita saya."

"Cita cita apa ? Jadi penjual donat keliling ? Kayak gitu aja di bilang cita cita." Ucapan ibu itu sejujurnya sedikit menyayat hati Aira.

"Penjual donat keliling adalah usaha yang halal bu, pastinya akan membawa kebaikan."

"Trus kamu mau kerja apa disana? Di kota itu kebanyakan mempunyai gelar S1, S2 ... sedangkan kamu cuman lulusan SMA, paling kamu jadi sales yang pakaiannya sexy, apa bedanya dengan menjual tubuh? Gak kasian sama orang tua kamu yang sudah meninggal ?"

Aira menghela nafas panjang, perjalan baru akan di mulai tapi rintangan sudah ada di depan mata.

"Saya permisi bu," Ucap Aira mengabaikan semua perkataan tetangganya tersebut.

~

Aira Sampai di terminal bis , dia membeli tiket dan beberapa camilan untuk dia bawa dalam perjalanan.

Dia harus transit beberapa kali untuk sampai di kota tersebut.

Aira merentangkan tangannya saat sampai di kota tujuan.

Akhirnya aku bisa sampai di kota ini juga, ayah ibu doakan Aira dari sana ya, semoga Aira bisa sukses. Ucapnya dalam hati.

Aira masuk kesebuah warnet yang ada di pinggir jalan, wanita itu menggunakan internet untuk mencari alamat yang bisa menyewakan kost untuknya di sekitar sini. setelah mendapatkan apa yang dia cari, Aira langsung mencatat di secarik kertas yang dia ambil dari buku catatannya. Lalu pergi sambil menyeret kopernya keluar warnet, saat selesai membayar.

Sampai di tempat yang dia tuju, Aira langsung bertemu dengan pemilik kost. Dan beruntungnya masih ada kamar yang tersisa untuknya.

Setelah Aira membayar uang kost, pemilik langsung mengantar dan memberi kunci kamar yang akan Aira tempati.

*Brukkkk

Aira merebahkan badannya yang cukup lelah di tempat tidur berukuran single.

Malam harinya ...

Aira mempersiapkan berkas untuknya melamar pekerjaan esok hari, sehingga pagi nanti Aira sudah langsung bersiap berangkat.

Pagi pagi sekali Aira menyusuri jalanan yang cukup ramai. Cukup satu kali naik angkutan umum Aira sudah sampai di pusat kota.

Dia mendatangi beberapa cafe dan mini resto untuk melamar pekerjaan

Aira sadar diri tidak melamar pekerjaan di dalam gedung tinggi yang banyak berjejer disana, Karena pendidikan Aira terbilang pas pas an.

Satu sampai lima cafe dan juga resto mini menolak lamaran pekerjaan Aira, dengan alasan banyak pengurangan pegawai. Aira tidak putus semangat, sampai dia bertemu 1 kedai cofee di pinggir jalan dengan model food truck. Dia melihat satu orang yang kewalahan melayani beberapa pelanggan di sana. Bergegas Aira mendekati wanita tersebut , "Mba kalau berkenan bolehkah saya melamar pekerjaan disini ? Saya tidak mematok gaji yang terpenting ada pemasukan, saya lihat mbak nya kewalahan karna ramai orang."

Wanita pegawai kedai itu ternyata pemiliknya langsung , dia baru membuka kedainya hari ini . Sehingga banyak orang yang datang kesana memburu promonya.

"Boleh banget mba , kebetulan aku lagi repot." Ucap wanita itu.

"Ini mba berkas nya," Aira menyerahkan amplop coklat yang di ambil dari dalam tasnya.

"Duh mba saya ga sempet liat kayak gitu, udah yang penting kamu mau kerja aja. Soal berkas bisa menyusul." Jawab wanita itu sambil tergesa menyiapkan pesanan. "Nih sekarang kamu antar kopi sama croissant ini sama pasangan di sebelah sana, yang menggunakan baju coklat." Ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah pelanggannya yang menunggu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status