Share

12. BELAJAR SETRIKA DAN BERBELANJA

“Apa, sih? Sewot amat tanyanya? Tiga wanita itu, Ibu, kamu, dan Bunda,” jawabnya diiringi dengan menarik pipiku.

“Hayo … katanya janji gak akan mikir macam-macam?” sambungnya.

“Kirain. Kan, aku gak tahu.”

“Makanya ….” Mas Yusuf pun duduk dan menggenggam kedua tanganku. Dia mendongak, menatap diriku yang masih berdiri. “Doain aku, ya! Dan dampingi aku dalam kondisi apapun. Kamu tahu, usahaku ini gak besar. Hanya sekedar coffe shop. Saingan di mana-mana pun banyak. Aku mau, kamu menemani langkahku. Aku mau, kamu selalu mendukungku melakukan apapun, termasuk mengembangkan bisnis ini. Jika aku salah melangkah, tolong tegur dan tarik aku!”

Aku menggigit bibir bawah. Apa tidak salah Mas Yusuf mengatakan hal ini? Seharusnya aku yang butuh arahan darinya karena selama ini aku sudah salah kaprah dalam melangkah.

“Tolong diperjelas, Mas! Aku gak paham.”

Mas Yusuf tampak tertawa kecil. “Intinya kita jalan sama-sama. Kita berdampingan. Jik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status