Share

RESTU

"Restu Allah, tergantung restu orangtua."

Oma mendatangi kamar Amaliya yang belum juga keluar kamar dan ikut sarapan bersama, seperti kebiasaannya. Saat pintu terbuka, Oma Siska pun kaget mendapati sang cucu sudah tidak ada di kamarnya.

"Kok tumben, Amaliya tidak pamitan dan cium aku dulu?" gumam Oma.

Oma pun mengingat perkataan sang anak semalam saat menolak lamaran Mihran. Ia takut, jika sang cucu nekat pergi bersama Mihran. Dan benar saja, saat melihat lemari Amaliya kosong tanpa satu pun pakaiannya tertinggal, membuat Ibu Siska murka.

Ibu Siska pun berteriak dengan keras, memanggil nama putra tunggalnya itu agar segera menghampirinya di dalam kamar Amaliya.

"Ada apa sih, Bu?" ujar Taher kebingungan melihat netra Bu Siska yang sudah menangis.

"Ini semua gara-gara kamu! Amaliya pergi meninggalkan rumah. Dia pasti nekat kawin lari! Gara-gara kamu cucu kesayanganku pergi meninggalkanku!" hardik Bu Siska.

"Kawin lari?" lirih Mama Amaliya.

"Ini semua gara-gara Mihran. Kurang ajar! Beran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status