Share

CABAI PEDAS MENDARAT DI MUKA

"Balikan sama Inara?" Muka Aina menegang.

Organ yang berukuran sekepalan tangan orang dewasa, yang berada di bawah rusuk kanan seketika memanas. Berdentam-dentum menyambut kenyataan yang adik iparnya katakan.

"Betul itu, Mas?" Ritme bicaranya naik.

Angga menengok sekilas pada Ruby yang tampaknya tak merasa bersalah sedikitpun. Sesungguhnya, cepat maupun lambat Aina pasti akan tahu.

Tak mendapat jawaban, Aina berlari dengan hati yang dipenuhi kemarahan, melintasi jalan setapak menuju rumah Inara. Wajahnya merah padam, dan dalam genggamannya enam buah cabai merah menyala yang sebelumnya diambil dari dapur. Aina tidak lagi dapat menahan diri. Perasaan marah dan frustrasi telah menumpuk selama berbulan-bulan dan saat inilah semuanya meledak. Di kala ia tahu, apa yang dulu direbutnya dari Inara, kini perlahan-lahan kembali lagi pada janda satu itu.

Dalam hitungan detik, dia telah mencapai pintu depan rumah Inara. Tanpa ragu, Aina membukanya sendiri tanpa izin dan melangkah masuk dengan lan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status