William pun langsung memutuskan untuk membatalkan perjalanan bisnisnya. Dia pun langsung pergi meninggalkan bandara, memilih membuang bisnis berpotensi yang keuntungannya kisaran dalam jumlah milyaran.Sementara itu, pada saat ini Nyonya Gu sedang terlelap di salah satu kapal Yacht yang tengah membawanya pergi jauh dari William. Seorang pria tengah duduk di sisi ranjang, dia menundukan kepalanya dan mencium kening Mayleen. “Aku adalah Ksatria Darahmu, aku akan selalu setia melindungimu!”Pada saat ini William telah sampai di Grup Gu, Dia berjalan ke ruang pertemuan dan mengumpulkan beberapa orangnya. “Hasil penyelidikan CCTV!” pinta William kepada mereka. “Kebetulan Untuk CCTV jalan ada yang mengalami kerusakan di hari dan jam, ketika Nyonya menghilang, jadi tidak bisa ditelusuri secara lengkap!” jelas salah satu orangnya.Pada saat ini asisten He masuk dengan tergopoh, “Ketua Bamboo ada di kota ini!”Mendengarnya William langsung saja berdiri, “Jika begitu tunggu apalagi, kita p
Li jancent memeluk erat Mayleen yang sedang terisak. Tiga tahun terpisah, dan Sekarang dia bisa benar-benar bisa memeluk kakaknya tanpa rasa takut. “Ini benar-benar kau… kakak-ku!” imbuh isak tangis Mayleen lagi.Li Jancent tidak bisa berkata-kata, hatinya juga terasa sama harunya seperti apa yang sedang dirasakan adiknya sat ini. Tiba-tiba saja Mayleen melepaskan pelukannya. “William… William!”“Tenang saja, tidak ada dia di sini. Kau aman!” imbuh Li Jancent lagi.“Apa dia tidak akan mengejar kita? Dan, bagaimana kau bisa melarikan diri dari penjara!” imbuh Mayleen lagi.Li Jancent mengusap puncak kepala Mayleen seraya menariknya duduk di sofa. “Tidak penting bagaimana aku bisa bebas, anggap saja semesta sedang berbaik hati kepada kita. Sekarang kita hidup bersama baik-baik, lupakan masa lalu!”“Li Jancent sudah mati, dan sekarang aku adalah Han Li. Kau harus mengingat nama baruku ini, ok!” imbuhnya lagi.“Han Li…!” gumam pelan Mayleen yang belum terbiasa dengan nama baru kakaknya i
“William Gu… kau tidak bisa melakukan ini kepadaku!” imbuh Reina berteriak kencang karena sambil ditarik oleh dua orang pelayan.Diminta baik-baik tidak mau, maka langsung saja si kepala pelayan mengusir Reina dengan kasar. Dalam hati dia tersenyum puas karena berhasil membalaskan dendam nyonya Gu mereka. Selama ini diam bukan berarti mereka menyukai kehadiran Reina. Hanya saja selama ini mencoba bersikap professional, tidak mencampur adukan masalah pribadi ke dalam pekerjaan mereka.Mendapat momen langka seperti saat ini, tentu saja langsung dipergunakan dengan seksama meski dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, misi mengusir Reina haruslah terlaksana.Pada saat ini, Mayleen dan Li Jancent sudah berada di Pulau Pribadi yang baru saja dibeli. “Apa kau suka!” tanya Li Jancent kepada adiknya itu.“Apa kau ini sedang bercanda… bagaimana mungkin aku tidak menyukainya. Ini indah sekali!” imbuh Mayleen sembari berlari-lari dengan sedikit menari seraya menganggkat kedua tangannya.Hati Li J
Pada saat ini Mayleen tengah bersiap untuk tidur. Mendegar ada yang mengetuk pintu dia pun segera membukanya. “Apa sudah mau tidur!” “Kenapa?” tanya Mayleen kepada kakaknya itu.Li jancent mengambil tangan Mayleen dan berkata, “Kita akan pergi sebentar!” “Ke mana?” tanya Mayleen dengan memasang wajah Aneh.“Apa kau ingat! Aku ini adalah seorang dokter, jadi kita akan pergi mengunjungi pasienku!” jawab Li jancent. “Pasien!” gumam pelan Mayleen. “Dia memiliki penyakit yang langka!” imbuh Li jancent lagi lalu berkata lagi, “karena itu, aku harus segera memeriksanya!” “Oh, aku akan bersiap!” imbuh Mayleen. “Kita pergi sekarang saja, soal barang bawaanmu tidak perlu khawatir, ok!” imbuh Li Jancent sembari menarik Mayleen lalu memakaikan jaket panjangnya ke tubuh Mayleen. Untuk menghilangkan keraguan adiknya itu, Li jancent pun berkata lagi, “Kondisi pasien sudah memprihatinkan, jadi aku harus memeriksanya dengan segera!” Mayleen pun mengangguk, dari dulu kakaknya itu memang selalu
Fang-fang yang sedang asyik melukis langsung menoleh, gadis itu terlihat sangat pucat namun jejak kecantikannya masih bisa terlihat dengan jelas. “Haiya, kenapa masih saja melukis. Bukankan seharusnya banyak beristirahat!” imbuh Kakek Fang sembari menarik cucu kesayangannya itu untuk duduk di sofa. “Kakek… aku belum akan mati. Jadi jangan memasang wajah sedih seperti itu!” imbuh Fang-fang. “Kita tahu kau tidak boleh kelelahan!” Imbuh Kakek Fang mengingatkan cucunya itu lagi. “Kakek, tidak perlu khawatir lagi, bukankah sudah ada dokter jenius!” imbuh Fang-fang lagi. “Ya, ya… ada dokter jenius di sini. Jadi kau pasti akan berumur panjang!” imbuh Kakek Fang dengan nada penuh harap. Fang-fang melilhat Mayleen yang berdiri di sisi Li Jancent. Dia pun mendekat dan menyapa, “Halo apa kau pacarnya?” tanya Fang-Fang karena melihat Tangan Mayleen sedang digandeng oleh kakaknya. “Oh bukan… Nona kau salah paham!” imbuh Mayleen seraya melepaskan genggaman tangan kakaknya itu. “Hai, aku Li M
Reina tersenyum manis, “ Apa Kau lupa denganku!”“Apa kau ingat namamu?” tanya Reina lagi.Wiliam mencoba mengingat namanya sendiri. Tapi dia kesulitan untuk mengingatnya. Pada saat ini perawat masuk untuk memeriksa keadaan William. Begitu melihat jika pasien telah sadar, dia pun langsung pergi memanggil dokter.Reina pun tersenyum manis, “Kau pasti akan sembuh, tenang saja ada aku di sini!” imbuh Reina.William tertegun, lalu memegangi kepalanya ketika ada siluet sosok wanita yang hadir di pikirannya, Mencoba mengingatnya namun tidak dapat mengingatnya. Pada saat ini dokter datang untuk memeriksa keadaan William.Dokter pun langsung mengetes kesadaran dan ingatan William, memulai dengan pertanyaan, “Ini angka berapa?” tanya kepala dokter sambil menekuk jari kelingking dan jempolnya.William sedikit mendengus lalu menjawab, “Tiga!”Dokter mengulangi pertanyaan dengan metode yang sama beberapa kali hanya saja dengan angka yang berbeda. Lalu dokter bertanya lagi, “Dia ini siapa?” imbuhn
“Kamar Ini baru saja aku renovasi ulang!” imbuh Reina sembari memapah William untuk kembali duduk di kursi roda. Karena masih belum mampu berdiri lama. “Bagaimana apa kau suka?” tanya Reina lagi. William memperhatikan sekitarnya, menilai jika semua orang yang dia lihat di rumah ini sepertinya sudah terbiasa dengan kehadiran Reina. Jadi dia merasa jika Reina adalah wanita yang sedang dekat dengannya saat ini. Reina bersimpuh di depan Willian dan berkata sembari memegang kedua tangan William. “Tenang saja, aku akan merawatmu dan memastikan kau akan pulih!” Pada saat ini Reina seperti dapat undian utama hadiah lotre. Wiliam kehilangan ingatan, Paman Gu membantunya untuk mengganti semua pelayan di sini, bahkan memindahkan asisten nomor satu William dan menggantikannya dengan Robert. Selesai dengan William Reina kembali ke kamarnya, ponselnya berdering. Melihat nama Paman Gu dia pun langsung menjawb. “Semua berjalan dengan baik!” “Jika begitu aku bisa mendapatkan jatah tubuhmu mala
Li Jancent mengecup puncak kepala Mayleen, “Jangan sedih, ingat apa yang kau makan dan apa yang kau rasakan, bayimu juga bisa merasakan. Jadi jangan menyiksanya dengan penderitaan yang seharusnya tidak dia rasakan!” Mayleen mendongak kepada kakaknya itu dan tersenyum, pada saat ini dia merasa beruntung karena memiliki kakak sebaiik Li Jancent. “Ada kau bersamaku, bayiku pasti akan selalu bahagia!” “Kita akan tetap periksa ke dokte ya!” imbuh Li Jancent. “Sudah ada kau, kenapa harus ke dokter lain!” imbuh Mayleen dengan nada sedikit bercanda. “Aku bukan dokter kandungan!” imbuh Li Jancent sembari mencubit hidung adiknya itu. Untuk beberapa saat Li Jancent mengharuskan Mayleen untuk lebih banyak beristirahat. Bahkan dia tidak diijinkan untuk menemani dirinya ketika merawat Fang-Fang. Dan ketika akan dilakukan pemeriksaan Kesehatan secara keseluruhan. “Apakah nanti Mayleen akan ikut?” tanya Fang-Fang yang dalam beberapa hari ini tidak melihat Mayleen datang ke kamarnya. “Iya, dia