Hari ini adalah hari ke dua sejak Timothy dinyatakan meninggal dan selama itu pula yang kulakukan adalah berdiam di dalam kamar, sendiri dan terasa kosong.Hingga malam itu kuputuskan untuk keluar dari Mansion Johnson dan ingin kembali ke villa. Ted sedang tak ada di mansion karena sejak Tim meninggal ia disibukkan dengan banyak pekerjaan di perusahaan yang sekarang menjadi tanggung jawabnya dan kini ia pun sibuk menyelidiki kecelakaan yang menimpa Timothy.Sejak tahu kecelakaan Tim bukanlah kecelakaan biasa, melainkan sebuah konspirasi pembunuhan, pikiranku tak berhenti pada James Cameron. Mungkinkah James ada hubungannya dengan kematian Tim? Karena hanya dia lah yang patut kucurigai, bukankah psikopat itu memang menginginkan kematian Tim? Apa aku harus mengatakan pada Ted tentang semua kejahatannya selama ini?Namun aku belum memiliki sebuah bukti yang kuat dan lagi pria mesum itu masih memiliki videoku dengannya. Ya, Tuhan apa yang harus kulakukan? Kini aku merasa sendiri lagi di d
( POV 3 )Di sebuah rumah besar di tempat terpencil kota Dallas yang tak terjangkau oleh orang-orang pada umumnya, tampak sebuah mobil van berwarna hitam dengan empat orang pria berbadan kekar berhenti di rumah berhalaman luas itu. Dua dari mereka mengendong tubuh dua wanita yang tak sadarkan diri dan membawanya masuk ke dalam rumah bergaya kolonial itu."Bawa mereka ke dalam! Aku yakin Mr. Robinson akan menyukai tangkapan kita kali ini," ucap seorang pria berambut hitam ikal dengan seringainya."Kita dapat jackpot kali ini, Walace! Kau lihat wanita yang tak sengaja kita temukan justru luar biasa!" seru salah satu dari ke empat pria berbadan kekar itu.Kini di sebuah ruangan yang luas dengan dua ranjang berukuran cukup besar, dua wanita yang tak sadarkan itu kini terbaring di ranjang bersebelahan. Ke empat pria bertubuh kekar itu menatap lapar kedua wanita molek yang mereka bawa. Hingga kedatangan seorang pria dengan jambang lebat datang dengan tato elang di salah satu lengannya yang
Entah ini sudah yang ke berapa kalinya aku pingsan dan tak sadarkan diri setelah disiksa oleh ke empat pria asing itu dengan brutal.Yang jelas aku sudah tak merasakan apa pun di tubuhku, karena aku merasa mati rasa sekarang. Bagaimana mereka memperlakukan tubuhku sewena-wena dengan tanpa perasaan. Nasibku pun kini tak berbeda jauh dengan wanita malang yang di culik bersama denganku. Lemah dan tak berdaya, setelah disiksa habis-habisan tubuh dan juga jiwa."Tubuh wanita ini nikmat sekali, aku yakin dia punya nilai yang bagus jika kita membawanya ke pelabuhan, Dorian!" ucap seseorang dari mereka, kemudian suara kekehan terdengar setelah itu.Aku saat itu hanya bisa terbaring lemah dan tak berdaya namun masih dapat mendengar dengan jelas suara-suara di sekitarku."Aku ingin memasukinya sekali lagi, sebelum mereka berdua di bawa ke pelabuhan.""Terserah! Yang penting seperti yang sering Mr. Robinson ingatkan pada kita, jangan sampai membuatnya lecet dan terluka jelas di tubuh mulusnya,
( POV 3 )Sementara itu di lain tempat Teddy Johnson dengan dibantu sang sahabat Martin Cruse, yang merupakan seorang polisi berpangkat Letnan, berusaha keras mencari keberadaan Michelle Scullys.Sejak Michelle dinyatakan hilang, Ted tak kenal lelah mencari setiap petunjuk agar Michelle bisa ditemukan.Dan usahanya kali ini berbuah hasil, ia dan Martin berhasil mendapatkan rekaman CCTV yang mereka dapatkan di sekitar jalan tempat ponsel milik Michelle di temukan.Rekaman itu menunjukkan sebuah mobil van yang dicurigai membawa Michelle, karena hanya mobil itu yang lewat dan terlihat disaat jam yang sama terakhir Michelle menghilang.Namun karena plat yang digunakan van itu adalah plat palsu, pihak kepolisian harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan petunjuk lain."Apakah tidak ada CCTV yang ada disekitar tempat aku menemukan ponsel Michelle, Martin? Jika saja ada CCTV di tempat itu, aku yakin penjahat itu dapat segera ditemukan!" desis Ted merasa frustasi karena ia harus kehilangan
Saat aku sadar kini aku sudah berada di suatu tempat yang terasa asing dengan tangan dan kaki masih terikat. Aku bisa melihat diriku sendiri kalau kini aku telah berganti pakaian dengan memakai dress mini warna merah dengan bahu yang terbuka. Entah sejak kapan para bajingan itu memakaikannya di tubuhku ketika aku jatuh pingsan saat kedua pria bajingan itu menyentuhku di dalam kamar mandi untuk ke sekian kalinya.Kini aku seorang diri di sebuah ruangan yang berbeda dengan yang sebelumnya, terbaring lemah dengan kaki dan tangan terikat. Masih dapat kuingat dengan jelas semua kejadian yang terjadi padaku hingga sampai di tempat terkutuk ini. Semua memori itu terekam jelas dan berkelebat cepat dalam ingatanku.Aku tersenyum pahit mengingat semuanya. Merutuki nasibku yang memang sudah sangat hina. Terjamah oleh banyak pria dan disiksa hingga membuatku terasa mati rasa.Tuhan, jika memang ini adalah jalan hidupku, aku akan menerimanya namun aku tetaplah manusia, jika aku masih bernyawa suat
Aku merasa pusing dan tak sadar selama beberapa saat, hingga kemudian aku tersadar dan baru menyadari kini aku sudah terbaring di sebuah kamar mewah yang entah ada di mana, dengan kondisi yang sudah tak terikat lagi.Tubuhku terasa panas dan bagian intiku terasa berkedut ingin sekali di sentuh. Namun, aku berusaha mengalihkan pikiranku agar aku tetap berpikiran waras.Di saat yang sama itupula kudengar suara air mengalir di sebuah kamar mandi yang tak jauh di berada di mana aku terbaring. Mungkinkah itu orang yang telah membeliku? Pikiranku berkecamuk ingin segera pergi dan lari namun rasanya tubuh ini terasa lemas dan sulit untuk digerakkan. Hingga kemudian tampak seorang pria bertubuh gempal tinggi setengah baya dengan hanya memakai handuk yang melilit di bagian bawah tubuhnya, keluar dari kamar mandi, menatapku dan menyeringai saat melihatku terbaring lemah dengan ke dua mata sayu."Kau sudah sadar, Lady? Bagus sekali, permainan kita akan semakin menyenangkan jika kau sadar," ucapn
( POV 3 )Mansion Johnson.Malam itu saat Ted baru saja selesai mandi setelah melepas penat sepulangnya dari perusahaan Johnson, ia dikejutkan oleh bunyi ponsel yang sejak tadi berdering di meja nakas sebelah ranjang miliknya. Melihat nama sang penelepon yang tertera di layar ponsel, sontak membuat kedua matanya membulat sempurna."Ya, hallo Martin. Apa ada petunjuk yang kau temukan?""Ted! Kabar baik, Michelle ditemukan!!""Apa?!! Benarkah itu? Segera kirim lokasinya padaku, aku akan segera ke sana!" Ted menyahut penuh semangat, kemudian ia pun langsung bergegas berpakaian dan menuju lokasi yang diberikan oleh Martin Cruse.....Selama hampir empat jam perjalanan Ted menuju lokasi yang ditunjukkan oleh sahabatnya, Martin Cruse. Sebuah rumah sakit di Texas.Hatinya tak karuan memikirkan bagaimana keadaan Michelle sekarang hingga sampai berakhir di rumah sakit di Texas."Bagaimana keadaan, Michelle?!" Ted bertanya dengan nafas setengah-setengah kepada sang sahabat, Martin Cruse setela
Waktu berlalu begitu cepat sejak Michelle Scullys terbaring koma di salah satu rumah sakit besar dan terbaik di Texas. Selama hampir dua minggu Teddy Johnson menjaga Michelle dan selalu mengawasi perkembangan sang pujaan hati.Seperti hari itu saat Ted tengah rapat dengan para direksi perusahaan Johnson, ia mendapatkan telepon dari rumah sakit tempat Michelle di rawat."Mr. Johnson. Sebaiknya Anda segera menuju rumah sakit karena ada sesuatu yang penting yang akan dokter Gary Louis akan sampaikan, mengenai keadaan Miss. Scullys," ucap seorang asisten dokter memberikan laporan pada Teddy Johnson siang itu."Apakah terjadi sesuatu pada Michelle?!" Ted bertanya cemas."Maaf, saya tidak punya wewenang untuk menjelaskannya di telepon Mr. Johnson. Tapi bisa saya pastikan keadaan Miss. Scullys stabil dan tidak ada masalah yang buruk sejauh ini.""Baik, saya akan segera ke sana. Terima kasih untuk informasinya," sahut Ted mengakhiri sambungan teleponnya.Ia menghela nafas dalam-dalam. Pikiran