Share

di rumahnya

"Hari sudah sore, ayo pulang," ujarku setelah beberapa menit berdiri dalam diam dengannya.

"Tidak ada tujuan pulang bagiku," ujarnya lesu.

"Kalau begitu aku pulang dulu," jawabku yang tak mau membuang lebih banyak waktu. Aku paham dia ingin mencurahkan kegamangan sementara dia mengharapku memberinya hiburan. Aku tak punya waktu untuk itu, aku masih peduli pada ego dan martabatku.

"Oh ya, Mas, agar tidak lagi jadi polemik di kemudian hari, aku ingin membalik nama semua aset yang ada di tanganku. Maaf, bukanya egois atau serakah. Hak-hak anak anak harus dilindungi dari sekarang."

"Tapi, kau juga ikut menikmatinya," ujar pria itu dengan tatapan mata menerawang ke cakrawala.

"Aku mengelolanya dan memakan sedikit hasilnya, kurasa masuk akal selama aku tidak bermegah-megahan," jawabku.

"Tegaskan padaku, kau akan memberi atau merampas?"

"Terserah kau saja ...."

"Memang ya, tak semudah itu merelakan tanah perkebunan yang luas, ditambah rumah dan mobil, tapi jika kau berpikir dari mana dan ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status