Share

usai

Usai mencuci piring dan mengelap dapur sampai bersih kembali, wanita itu menghampiriku, lalu berdiri di pintu yang tak jauh dari tempat dudukku.

"Mbak, saya minta maaf," ucapnya lirih.

Dia menunduk sambil menggenggam jemari dan meremasnya dengan pelan.

Aku tidak mengerti mengapa tiba-tiba dia minta maaf, apakah mungkin disuruh Mas Hamdan atau tidak yang jelas ketika menatap rambutnya yang timbul didalam hatiku hanya pikiran negatif dan kebencian.

"Siapa yang menyuruhmu untuk minta maaf?"

"Aku sendiri, aku sudah bersikap keterlaluan dan melampaui batas, aku sungguh minta maaf," ujarnya sambil menyibak anak rambutnya. Dari lehernya kusaksikan tanda merah yang begitu jelas, bekas cumbuan Mas Hamdan.

Cemburu itu datang tiba-tiba, tapi aku menepis rasa iri meski sudah begitu lama tidak disentuh dan sayangi. Jujur aku juga rindu, tapi aku tak bisa memaksa keadaan diri dan hatiku menerima Mas Hamdan dan sentuhannya.

"Apa yang kau harap dengan permintaan maaf itu?"

"Ridho dan restu, juga j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status