Share

20. Dewa Penolong Vidia

“Ada sesuatu yang perlu dibicarakan?” tanya Yuni setelah berdiri di sisi Vidia.

Aku mengalihkan pandangan sejenak, kemudian tersenyum sinis melihat akting Yuni. Dia terlihat serius berpihak pada pelakor genit itu. “Kenapa ikut campur, Yun?”

“Masalah Vidia adalah masalahku.”

“Memang kamu siapa?” tanyaku dengan meninggikan suara.

“Dia lebih memilih bersahabat denganku ketimbang kamu, Din. Sayang sekali ketika temanmu satu-satunya harus berpaling.” Kali ini Vidia yang menjawab.

Mereka berdua tertawa, aku menjadi kesal melihatnya. Gegas kaki menuntun masuk rumah daripada harus sakit hati padahal tahu itu sandiwara Yuni.

Kepala seketika panas mendengar gelak tawa Vidia. Aku berjanji suatu hari nanti dia tidak akan bisa tertawa lagi bahkan walau hanya mengukir senyum tipis.

***

Lepas magrib, Yuni masih di rumah. Dia tengah asik mengobrol bersama Vidia seperti yang dilakukann

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status