Share

Malam Terburuk

Daniel tidak dapat memercayai apa yang baru saja dia dengar. Ditatapnya Jason dengan penuh tanda tanya. Jason terlihat tidak bercanda sama sekali. Wajahnya menyiratkan keseriusan mengenai perkataannya.

Brother!” seru Daniel yang penuh keterkejutan. “Bagaimana bisa aku menikahi putrimu?”

“Kita bahkan tidak sedarah, Daniel,” sahut Jason. “Selain itu, aku tidak bisa membiarkan putriku bersama orang lain yang tidak kupercaya.”

“Aku dan Leona tidak pernah bertemu,” kata Daniel, berusaha membuat Jason mengubah pikirannya. “Aku bahkan tidak pernah melihat rupanya seperti apa.”

“Maka cepat susul dia ke Scorpion!

Kini, Daniel yang berpikir keras. Mengapa Jason tiba-tiba memintanya untuk menikahi putrinya? Apa yang membuat Jason mengambil keputusan seperti ini? Daniel yakin, ada sesuatu yang disembunyikan oleh sang pemimpin. Keputusan Jason ini terkesan terburu-buru, tidak cocok dengan kepribadian Jason yang selalu berpikir matang sebelum melakukan sesuatu.

“Kau tahu bahwa aku tidak suka jika perintahku dibantah,” kata Jason dengan tegas. "Aku juga ingin kau mengurus Scorpion. Putraku yang akan mengurus The Eagle nantinya."

Daniel terdiam membisu. Dia tahu bahwa dirinya tidak dapat membantah lagi. Selama ini, Daniel selalu menjalankan perintah apa pun yang Jason berikan kepadanya. Hanya kali ini Daniel merasa berat untuk melakukannya. Dia tidak pernah bertemu dengan Leona Salvatrucha. Dia tidak pernah melihat wajah gadis itu. Jason sangat menutupi identitas sang putri, sehingga tidak ada yang mengetahui tentang Leona kecuali Jason dan kakaknya, Axel.

Tanpa berbasa-basi lagi, Jason keluar dari ruangannya. Daniel dilanda dilema. Dia tidak ingin meninggalkan pemimpinnya di sini. Akan tetapi di sisi lain, Jasonlah yang memerintahkan agar dia segera pergi. Lelaki itu pada akhirnya menghela napas, kemudian mengambil sembarang senapan.

Amarah yang menggebu-gebu memacu adrenalin Daniel untuk menembaki para Malores dengan brutal. Daniel melayangkan tembakan tanpa banyak berpikir lagi. Sementara Malores semakin banyak tiba di markas. Jason tanpa takut ikut menembaki para Malores. Ketika para Malores semakin banyak, dan Salvatrucha semakin tersudut, Daniel segera menarik Jason untuk menyelamatkan bosnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" bentak Jason. "Sudah kuperintahkan kau untuk menemui putriku!"

"Lalu membiarkan kau mati di sini?" balas Daniel. "Aku tidak akan melakukannya."

Jason mendorong Daniel untuk melepaskan dirinya. Sang pemimpin kembali berlari sambil melayangkan tembakan kepada para Malores yang mencoba menyerangnya. Daniel segera menyusul Jason untuk melindungi pemimpinnya.

Peluru hampir saja menembus pelipis Daniel jika dia tidak segera berguling di lantai semen. Luka di dahinya semakin mengeluarkan banyak darah. Hal tersebut tidak lagi dia pedulikan.

Begitu melihat seseorang dari Malores mengeluarkan granat dari balik saku jaketnya. Tanpa berpikir panjang, Daniel segera menarik Jason untuk menghindari. Granat tersebut meledak dalam jarak lima belas meter dari Jason dan Daniel. Kedua lelaki tersebut terlempar akibat efek ledakan yang terjadi.

Serpihan-serpihan kecil yang tajam dari granat yang meledak berhasil mengenai punggung mereka berdua. Jason dan Daniel jatuh tersungkur di semen. Jason segera membantu Daniel untuk bangkit. Berusaha mengabaikan rasa sakit yang mendera, mereka berdua berlari untuk berlindung di balik truk milik Salvatrucha.

“Kita tidak punya banyak waktu,” ucap Daniel, “kau harus ikut denganku sekarang.”

“Biar aku yang mengurus mereka di sini,” tolak Jason. “Kau pergilah ke Scorpion, cepat!”

“Tapi--”

Sebelum Daniel dapat melanjutkan perkataannya, Jason memundurkan langkahnya dan menodongkan senapan ke arah Daniel. Lelaki yang lebih muda itu segera menghentikan gerakannya. Jika tatapan dapat menusuk, maka Daniel pasti mati sekarang. Jason menatapnya sangat tajam. Tidak pernah dia lihat Jason seperti ini.

“Lakukan apa yang kuperintahkan,” ucap Jason dengan nada rendah. “Tugasmu yang terpenting sekarang adalah menjaga putriku.”

Brother,” lirih Daniel.

Kejadian setelah berlangsung begitu cepat sehingga Daniel tidak dapat memproses apa yang terjadi. Jason menarik tubuhnya dengan kekuatan yang tidak pernah Daniel bayangkan, kemudian mendorong lelaki itu hingga tersungkur. Suara tembakan terdengar nyaring, membuat Daniel membeku di tempatnya.

Tubuh Jason terjatuh begitu saja di depannya. Daniel pada akhirnya melihat Mark Malores berdiri di kejauhan dengan senapan yang mengarah kepada mereka. Samar-samar, Daniel dapat melihat Mark menyeringai. Segera saja Daniel mengarahkan senapannya kepada Mark dan para pengawalnya, tetapi mereka berhasil kabur dari sana.

Daniel ingin mengejar sang pemimpin Malores itu, akan tetapi Jason menahan kakinya. Daniel terpaksa menahan dirinya yang telah dipenuhi oleh amarah. Dia berlutut di samping Jason dengan tatapan nanar.

“Seharusnya kau membiarkanku tertembak,” ucap Daniel dengan pelan.

“Aku tidak bisa … membiarkan adikku mati …” ucap Jason dengan susah payah. "Cepat … lakukan apa yang kuperintahkan.”

 Jason terbatuk dan memuntahkan darah dari mulutnya. Daniel segera memanggil para pekerja Salvatrucha yang masih ada di sana untuk menolong Jason. Kedua mata Daniel berkaca-kaca. Lewat air mata yang menggenang di pelupuk mata, Daniel menunjukkan kemurkaan dan kesedihannya.

“Jaga putriku,” bisik Jason.

Tenggorokan Daniel tercekat mendengar perintah terakhir dari Jason. Akhirnya, Daniel menganggukkan kepalanya. Dia menatap Jason dengan mata penuh keyakinan.

“Akan kujaga putrimu dengan baik.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status