1 Tahun kemudian
Drret
Rio terbangun dari tidurnya saat mendengar suara ponselnya yang bergetar.
"Em..." Rio merenggangkan badan. Dan langsung mengangkat ponselnya. "Ha apa. Aku udah punya pacar, ngak usah kecentilan." Rio langsung mematikan ponselnya malas dan kembali tidur.
Selama Rio berkuliah memang banyak sekali gadis yang mendekatinya. Dia sangat muak, ntah dari mana mereka dapat nomor Rio. "Dasar Psikopat." Ucap Rio.
Drett
Ken mengusap wajah nya jengah.
Dia mengangkat ponselnya dengan kesal. "Apa sih! Kau budeg ya!"
"Rio." Kata orang yang ada di seberang sana.
Mata Rio melotot mengenali suara ini. "Sayang?" Rio langsung melihat nama kontak yang menelpon nya.
'Sayang ✨❤️'
Buru buru Rio langsung duduk dan kembali menempelkan ponselny
20 Tahun Kemudian"Mama. Cepetan. Fian ngak bisa terlambat ma."Valen cepat cepat memasang sepatu vansusnya dan segera berjalan ke arah anak lelaki nya yang cerewet. "Sabar dong sayang. Ini masih juga jam 7." Valen mengacak rambut anaknya.Sedangkan Jessen terkekeh kecil melihat anak dan istrinya. Bukan tanpa sebab, kenapa anak anak lebih taat waktu di bandingkan ibunya? Ckck, ada saja.Kemudian Fian masuk ke dalam mobil susuk di kursi belakang begitu pun Valen masuk ke dalam mobil tapi duduk di kursi d pan bersebelahan dengan Jessen yang mengemudikan mobilnya.Fian mengomel ngomel tanpa suara karena kesal dengan keterlambatan mamanya yang tak taat aturan. Di lain sisi Valen terkekeh melihat anaknya yang kopas banget dengan papanya.Brum...Mobil pun melajudengan kecepatan sedang.Fian: A
Aku Valentresia yang hidup di keluarga sederhana, ya sederhana... Hanya ada beberapa rumah yang di fasilitasi kolam berenang, 10 mobil Lamborghini (belum termasuk milik pribadiku) , 5 perusahaan elektronik (belum perusahaan kecil lainnya) dan apa ya? Ntahlah terlalu banyak jika di sebutkan. Hehehe, aku bercanda aku hidup dalam gemilang kekayaan keluargaku. Kalau di bandingkan dengan teman-temanku aku masih sangat standar di sekolah. Aku hidup bersama papa dan mama. Hidupku sangat bahagia.Tapi itu dulu...Sekarang telah berbeda tahun lalu papa dan mama meninggal, beberapa perusahaan bangkrut dan rumah banyak yang di jual untuk menutupi kerugian yang terjadi. Aku sangat bersyukur masih memiliki kakek dan nenek yang membantuku untuk tetap bersekolah. Mereka menolong dalam mengurus perusahaan yang di tangani papa.Aku bersikeras untuk tetap bersekolah dan akan menjadi penggerak perusahaan papa kelak serta bahkan membuat perusahaan sendiri.Di sekolah aku sangat per
Kemarin adalah hari yang membuatku sangat jengkel. Kenapa bisa aku di tolak sama Jessen sedangkan aku sendiri bahkan belum mengungkapkan cinta padanya?!Gila... Ini sangat gila!Aku bahkan tak habis pikir tentang dia, dia lebih buruk dari pada perkataan orang.Mungkin aku bukanlah tipe orang yang suka sama bad boy. Ya kau tau sendiri... Kenalan aja udah jahat gimana lagi kalau udah nikah, kelar hidupku!Seumur hidupku Jassen adalah orang yang paling kubenci!"Valen kau ngak apa? Wajahmu merah." Tessa menyadarkanku dari pemikiranku yang kesal sama Jessen.Aku mengubah mimik wajahku menjadi tersenyum. "Ngak apa Tes, aku gereget aja sama kak Jessen. Dasar kurang ajar."Tessa tertawa dan merangkulku. "Orang galak sepertinya ngak usah di ladenin... Nanti kau jadi cepat tua, hahaha.""Udah deh, hari ini aku terakhir makan di kantin. Terserah kau mau makan apa. Pokoknya sepuasnya tanpa batas." Sambung Tessa.Tessa tau aja kebahagiaanku. Ka
Jessen Luders adalah cowok idaman bagi setiap gadis yang menatapnya dalam pandangan pertama. Badan yang atletis di dukung dengan wajah yang rupawan sangat memikat hati. Tak jarang banyak wanita yang mendekatinya, namun pada awalnya saja.Kau tau, Jessen sangatlah dingin. Setiap kalimat yang terucap dari bibirnya sangat kejam dan menusuk hati. Tak jarang banyak pula wanita yang atrek mundur. Iya mundur.Setiap wanita yang mencoba mendekatinya selalu di ancam dengan tulisan dalam sebuah buku. Selalu!-UntukmuKau tau aku sangat membenci orang yang sok dekat denganku. Kalau kau mendekat lagi, kau akan rasakan akibatnya!-JessenMembacanya saja sudah membuat merinding wanita yang mencoba mendekatinya. Kejam? Ya memang.Jessen hidup dalam keluarga broken home, Ayahnya seorang yang kaya raya dan ibunya seorang pembisnis yang sukses. Kedua orang tuanya sangat membuatnya terusik. Mereka selalu bertengkar dan akhirnya bercerai... Dan Jessen memilih untuk t
Valen yang gelagapan karena takut pun memukul perut Jessen yang membuat Jessen meringis kesakitan memegangi perutnya.Valen lari dari kelas menuju koridor berlari ke luar pagar sekolah untuk menyelamatkan dirinya. Sesekali dia melirik ke belakang, Jessen tidak mengejarnya.Betapa kencang degupan jantung Valen selama berlari tadi sampai di luar sekolah seperti sekarang. "Apa dia gila ya?! Aku ngak pernah tau ternyata Jessen itu mesum!"Masih dengan napas yang terengah-engah Valen mencoba mengontrol dirinya. "Ngak habis pikir aku tentang Jessen! Bisa-bisanya aku suka sama cowok seperti dia. Kalau tau gini, ngapain coba aku deketin dia! Sial!"Tak berniat untuk kembali ke dalam sekolah Valen menunggu kedatangan Tessa teman karibnya itu. Karena masuk ke dalam sangat beresiko..."Dor!" Terdengar suara kejutan dari belakang yang sontak membuat Valen terlompat."Tessa!! Kau gil
"A.. apa kau gila ya?" Valen mencoba menyadarkan Jessen dari kalimat gilanya.Jessen hanya mengangkat satu alisnya. "Emang kenapa? Ada yang salah?"Valen masih bingung akan hal yang terjadi menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Maksudnya gini... Kan kau sendiri yang bilang ngak mau bertemu denganku lagi dan sekarang kau mau kita pacaran. Gimana sih." Kata Valen bingung.Valen melihat Jessen yang terlihat datar membuat jantung Valen berdetak kencang semakin takut. "Enggak! Aku ngak mau. Aku ngak mau pacaran sama cowok sepertimu. Bye." Valen buru-buru kabur dari hadapan Jessen yang masih menatapnya hingga pergi.Valen tidak mengerti apa mau cowok itu. Bisa-bisanya bertindak tidak waras seperti tadi. Bukankah Jessen yang kemarin menolaknya mentah mentah?! Kenapa sekarang dia ngajak pacaran? Dasar aneh.***Jadwal pembelajaran di sekolah telah usai semua mata pelajaran dapat di pahami Valen. Ia tidak sabar untuk pulang ke rumah dan menceritakan segala
Valen yang sangat syok berada di tempat tidur yang ada Jessennya memukuli Jessen dengan bantal. "Kau gila!!! Memang gila!!! Aku kau apain?!! Kenapa aku ada di sini?!! Kau.."Jessen menyumpal mulut Valen dengan bantal dan mendorong tubuh Valen hingga terlentang. "Kau jangan berisik... Nanti kau ketauan sama orang yang di rumah ini" Bisik Jessen.Bener dugaan Valen, pasti dia yang mencuri membawa Valen ke kamarnya.Valen masih merontah-rontah melepaskan dirinya dari tangan Jessen. "Mm..lepasin..mm m..aakuu..mm""Kalau kau masih ngak bisa diam. Nanti aku cium."Kalimat itu membungkamkan Valen dari rontahannya.Jessen mengacak rambutnya bingung. "Sejak kapan kau di sini?"Valen melepaskan bantal yang menimpuk wajahnya tadi. "Dasar cowok mesum. Kau mencuriku dan tidur denganku! Kau... Kau... !!! Argh kau merenggut kesucianku!!!"Lagi lagi bantal kembali menyumpal mulut Valen. "Aku bahkan baru tau kau ada di sini!" Jessen dengan wajah kebing
"Huh..." Aku menghembusakan nafas berat sambil menyandarkan wajah dalam lipatan tanganku di meja."Kau kenapa Val?" Tessa bingung melihat perilakuku yang seperti orang yang tak semangat hidup.Aku mengacak rambutku prustasi. "Aku mau ke UKS dulu."Aku meninggalkan Tessa yang masih bingung dengan perilakuku."Kenapa sih? Apa yang sebenarnya terjadi? Nenek itu sebenarnya siapa sih? Dan kenapa aku harus mengikuti perkataan nya?" Aku terus mengumpat sepanjang perjalananku ke UKS.Langkah kakiku di jegat. "Mana ponsel dan kunciku?"Aku memandangi Jessen dengan penuh amanah. "Sabar! Aku ambil dulu di kelas! Tunggu di sini!" Langkah kakiku menghentak setiap kali melangkah.Kuambil kunci dan ponsel Jessen dan kembali ke hadapannya. "Nih!"Tanpa menunggu jawaban darinya aku langsung pergi berjalan ke UKS.***"Huhh..." Lagi-lagi aku menghembuskan napas tak kalah berat dari hembusan yang sebelumnya.Aku tak membawa b