Share

Mahar 6

'Diam dikira pengangguran, bergerak jadi tuan muda ... Kita tunggu tanggal mainnya 🤫🤫'

Itu adalah status story Revan di IGe miliknya dengan background sebuah mobil Lamborghini berwarna silver.

Tak hanya itu, Revan pun membuat sebuah postingan berupa poto pernikahannya dengan Keysa dengan caption, 'Aku tak masalah, jika kalian mencaci maki ku, tapi jika kalian mencaci wanitaku, maka aku tak akan tinggal diam. Sabar Sayang, tunggu sampai waktunya tiba, maka mereka akan meminta maaf kepadamu dan akan ku pastikan itu'.

Tak ada yang tau apa maksud dari status milik Revan itu, namun yang pasti, mungkin ini saatnya Revan mengungkap identitas dirinya yang sebenernya.

***

Lamunan Revan terhenti karena tepukan di pundaknya.

"Astagfirullah. Ish, Mamang mah kenapa ngagetin aku aja sih," gerutu Revan yang terlonjak kaget dari lamunannya.

"Lah, Aden lagian, Mamang telponin kaga di angkat-angkat. Giliran disamperin, di panggilin bukannya nyaut malah senyum-senyum sendiri. Lagi mikirin apa sih, Den? Jadi penasaran Mamang, cerita napa," ucap Mang Ucup kepada Revan.

"Hee maap, Mang. Eh Mang, kalau misalnya mamang dihina sama orang, kira-kira Mamang akan bales perbuatan mereka gak?"tanya Revan tiba-tiba.

"Maksud Aden, orang yang menghina Aden selama ini?" tanya Mang Ucup balik dan mendapat anggukan dari Revan.

"Lamun Mamang jadi Aden mah, Mamang bakal tetep diem, Den, tapi kalau nu dihina Neng Keysa, Mamang baru bakal bertindak. Tapi teu langsung nyerang kitu, bales ku cara elegan kitu, Den," ucap Mang Ucup memberi saran.

"Elegan gimana, Mang?" tanya Revan penasaran.

Mang Ucup pun lalu membisikkan sesuatu dan Revan pun manggut-manggut tanda paham.

"Siap, Mang, nuhun nya sarannya," ucap Revan dan mendapat anggukan dari Mang Ucup.

Setelah itu, Revan pun segera berlalu, karena barang yang dibutuhkannya sudah rapih semua di motornya.

"Cuma di angkringan timur doang kan, Mang? Atas ngga?" tanya Revan kembali memastikan.

"Ngga, Den. Atas mah nanti si Juri aja yang ngaterin," ucap Mang Ucup dan mendapat anggukan Revan.

Revan pun lalu melajukan motornya menuju angkringan di sisi timur restorannya.

Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 15 menit, ia pun sudah sampai di tempat yang di tuju.

"Kok udah beberes Mang?" tanya Revan penasaran, karena harusnya angkringan buka jam 15.00, dan sekarang baru jam 13.00.

"Iya, Den, biasanya jam 2an juga udah ada yang beli. Lumayan kan, Den dapet 100 200 mah," ucap Mang Irvan, orang kepercayaan Revan yang menjaga angkringan sebelah timur.

"Hoalah, ngobrol atuh Mang, kalau berubah jamnya mah. Kan biar aku bisa lebihin dikit gajiannya," ucap Revan kembali.

"Gak usah, Den, segini juga alhamdulillah, udah lumayan gede gajinya. Udah gitu kan dapet jatah makan juga dua kali, jadi udah lah gak usah ditambahin," ucap Mang Ivan sungkan.

"Jangan gitu lah, Mang. Nanti biar Revan tambahin dikit ya gajinya, doain aja moga usaha Revan lancar terus," ucap Revan kembali dan mendapat anggukan dari Mang Ivan.

Setelah berbincang sebentar, Revan pun memutuskan untuk pulang, dan mampir sebentar disebuah toko makanan ringan untuk membawakan sedikit cemilan untuk istrinya itu.

Selanh 30 menit berlalu, Revan pun tiba dirumah istrinya. Seluruh halaman sudah nampak rapih dan juga perabotan yang tadi pagi berjejer pun sudah tak ada lagi. Mungkin sudah di balikkan kembali kepada para pemiliknya.

Revan pun lalu segera melangkah menuju kamar Keysa.

"Assalamu'alaikum," salam Revan sambil membuka pintunya.

Tak ada sahutan dari sang istri, dan saat dilihat ternyata sang istri tengah tertidur disana.

Revan pun segera menaruh barang belanjaanya di atas nakas lalu menghampiri istrinya dan berniat membangunkan. Namun, melihat wajah lemas Keysa, ia urungkan. Revan hanya membelai lembut dan mengecup pucuk kepalanya saja, setelah itu ia pun ikut merebahkan diri disamping sang istri dan mulai memejamkan matanya.

Kumandang adzan Ashar membangunkan Keysa dari tidur siangnya. Dan saat ia terjaga, Revan telah berada disampingnya sambil memeluk guling yang tadi ia gunakan.

Keysa pun membelai lembut kepala sang suami dan bermaksud untuk membangunkannya. Dan tak lama, Revan pun terbangun dari tidurnya.

"Jam berapa, Yang?" tanya Revan sambil mengucek matanya dan berusaha untuk bangkit dari tidurnya.

"Jam setengah empat, Mas. Mas udah pulang dari tadi? Maafin Key ya, Key gak tau, dari tadi perut Key sakit banget," ucap Keysa sambil memegangi perutnya.

"Terus sekarang masih sakit?" tanya Revan penasaran dan mendapat anggukan dari Keysa.

Revan pun segera bangkit dan mengambil jamu pesenan Keysa tadi.

"Nih," ucap Revan seraya menyerahkan tentengan kepada istrinya.

"Masya Allah, Mas. Gak gini juga kali, banyak amat kamu bawanya," ucap Keysa kaget saat melihat ada banyak botol jamu.

"Gak tau, orang dibawainnya segitu jadi ya udah aku bawa aja, terus itu tadi ada cemilan dikit buat kamu, siapa tau bisa ngeredain sakit perut kamu juga," ucap Revan tak merasa bersalah.

Keysa pun hanya bisa menghela napasnya melihat kelakuan sang suami.

"Tadi Bunda kesini, Mas," ucap Keysa setelah hening sesaat melanda mereka.

"Ngapain, Yang?" tanya Revan penasaran.

Keysa pun lalu menceritakan apa yang tadi terjadi, dan Revan pun hanya mengangguk senang.

"Pinternya istri Mas ini, jadi tambah sayang deh," ucap Revan sambil mencubit pipi gemoy istrinya.

"Maaasss sakit ...," keluh Keysa menahan sakit karena cubitan Revan.

Revan pun segera beranjak kembali dari duduknya dan mengambil tas selempangnya tadi lalu mengeluarkan sebuah kresek hitam.

"Ini, Yang," ucap Revan sambil menyerahkan kresek itu.

"Apa ini, Mas?" tanya Keysa penasaran.

"Buka aja," ucap Revan sambil tangannya mengambil cemilan yang tadi dia bawa.

Keysa pun lalu membuka kresek itu dan saat melihat.

"Masya Allah, Mas, i -- ini ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status