"Mantan maduku? Wulan, Tyas?""Ya, mbak perilakunya mbak Wulan. Aku siap jadi saksi jika di butuhkan. Coba tanya Aisha apakah –""Tyas, kamu tidak apa-apa?"Ajeng dan Tyas saling menoleh kearah pintu di mana pria yang terlihat masih tampan itu berlari tergesa-gesa masuk ke dalam ruang perawatan Tyas. "A – Ajeng?""Mas Dimas,"Dimas terpaku melihat Ajeng di dalam ruang perawatan adiknya. Dimas yang di beri kabar tentang kondisi Tyas dari suaminya tanpa pikir panjang ia datang ke kota untuk memastikan kabar tersebut dan benar saja adiknya terbaring lemah di brankar. Ruang perawatan yang mewah semua ia yakini karena Ajeng. Entah apa hubungan dengannya kejadian yang di alami adiknya dan mantan istrinya di waktu bersamaan."Apa kabar?""Alhamdulillah, baik. Kamu gimana mas?""Alhamdulillah, baik juga. Tyas, sebenarnya kamu ini kenapa? Kenapa bisa kecelakaan seperti ini?" "Mas, sebenarnya –""Sebenarnya Tyas, kecelakaan karena menolong putriku. Maafkan aku, mas. Aku janji akan menanggung
Ajeng yang tidak bisa lagi membendung kemarahan dan emosinya terhadap Wulan sehingga saat sampai di kantor polisi meski berusaha untuk menahannya namun semua sia-sia menatap wanita yang pernah menjadi madunya itu terlihat tanpa bersalah. Perkataannya tidak mendapatkan jawaban dari Wulan hal itu semakin memancing kembali emosinya."Kenapa. Kamu sakit? Atau kamu hancur Ajeng?"Wulan tersenyum penuh kemenangan melihat Ajeng yang begitu frustasi mengetahui bahwa dirinya yang tidak merasa bersalah meski sudah melukai Aisha."Jika kamu marah padaku lakukanlah padaku bukan pada putriku dia tidak tahu apa-apa Wulan.""Itulah tujuanku yaitu menyakitimu melalui putrimu. Dengan begitu kamu akan terluka di situlah kepuasan tersendiri untukku.' "Kamu ternyata adalah perempuan jahat yang pernah aku kenal. Dulu kamu merusak rumah tanggaku dan sekarang kamu hadir hanya untuk merusak putriku. Jangan-jangan kamu hadirkan Esti itu sebuah kesengajaan? Jawab aku Wulan!" "Tepat sekali, kamu pinter Ajeng
Satu pekan setelah kejadian Wulan tertangkap dan kondisi Aisha yang membaik sehingga Rayyan memutuskan untuk membuat syukuran dengan mengundang anak yatim di rumah Aisha. Tidak lupa Rayyan mengundang keluarga Dimas."Masya Allah, bund ini benaran?" Takjub Aisha melihat wajah polos anak-anak yang duduk rapih di rumahnya. Tak terasa buliran bening terjun bebas dari pelupuk matanya. Ingatannya tertuju pada anaknya yang harus pergi sebelum di lahirkan."Ya, sayang. Kamu suka?""Suka bund. Terima kasih Ayah, Bund,""Ya, sayang. Nak, di depan ada Khandra dan keluarga pak Dimas,"Ajang yang sudah menceritakan semua permasalahan yang terjadi siapa Dimas bagi Ibunya dan dan siapa Wulan. Dugaannya tentang Esti pun terbukti jika hadirnya orang ketiga karena ada unsur balas dendam.Sambutan tak kalah hangat keluarga orang tuanya dengan keluarga mantan suami Ajeng. Bahkan Bu Sekar turut hadir untuk menyambut matan besannya. Tidak ada dendam atau sakit hati mereka menghangat bersama di ruang kelua
"Esti, jaga mulut kamu. Lancang kamu sebut anakku, sundal. Ternyata kamu tidak bercermin dari kesalahan ibumu. Kamu hadir dalam rumah tangga putriku dan kamu menyalahkan anakku begitu? Sangat menyedihkan. Kamu perempuan yang baik cantik dan masih muda seharusnya kamu menata hidupmu lebih baik lagi tidak perlu mendengarkan apa yang dikatakan ibumu yang tentu mengarahkan kamu ke dalam curang kehancuran, kamu tidak tahu kisah yang sebenarnya terjadi di masa dulu dan kamu hanya mendengarkan apa yang dikatakan Ibumu tanpa bertanya pada kami permasalahan yang sebenarnya. Lihatlah di sini ada orang-orang yang berhubungan langsung dengan masa lalu ibu kamu bisa dengarkan mereka,""Aku tidak peduli dengan mereka yang aku butuhkan sekarang adalah anakmu dan kamu yang harus bertanggung jawab atas kehancuran rumah tanggaku dan ibuku. Terutama putrimu yang sok cantik itu dia harus membebaskan ibuku. Ibuku tidak bersalah semua ini rekayasa putrimu tidak mungkin Ibuku menyakiti orang,"Dari dalam su
Esti tercengang mendengar penuturan dari pria di depan yang tak lain tak bukan adalah Ayah tirinya yang pernah menjadi suami dari ibunya. Benarkah yang dikatakan olehnya? Siapa ibu dan siapa dirinya yang sebenarnya? Jika yang dikatakannya benar lalu apa yang ia dapatkan cerita dari ibunya adalah salah semua. Esti terdiam mencerna setiap kata yang tak coba ia dapatkan jawabannya. "Tidak perlu memikirkan apa yang aku katakan ini. Pergilah jaga keluargamu baik-baik apa yang pernah kamu dapatkan dengan cara merebut sesuatu dari orang lain. Maka kamu akan merasakannya juga entah kapan kamu mengalaminya lebih baik bertobat dan tidak perlu mengusik orang yang sudah kamu sakiti dulu agar hidupmu jauh lebih tenang lagi."Tanpa menjawab Esti pergi dari rumah mewah Aisha. Ya, semua begitu suram tak ada yang bisa menjelaskan padanya termasuk tujuan ibunya waktu itu."Kamu dari mana saja Esti? Ibu kewalahan ngurusin Ahmad."Bu Winarti kesal tiga jam yang lalu menantunya pergi tanpa memberikan ka
Seperti yang diucapkan semalam pagi ini mereka pergi ke rumah Aisha. Bersama dengan Bu Wiranti dan tentu Ahmad anak mereka. Taksi yang di pesan Ferdi telah sampai mereka gegas naik. Dalam perjalanan tak ada yang membuka suara mereka memilih diam tanpa ingin mengatakan sesuatu, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.Bukan hanya Esti tapi juga Bu Winarti yang juga merasa bersalah pada keluarga Rayyan. Sejak Ferdi berpisah dengan Aisha hidupnya benar-benar berada di titik terendah, bahkan dulu saat Ferdi masih kerja serabutan hidupnya tidak sesulit sekarang.Menyadari hidupnya hancur karena ulahnya yang berambisi untuk memiliki cucu dan harta ternyata menantunya yang di anggap miskin dan tidak berguna itu adalah seorang wanita kaya raya. Sungguh ironis harta yang dia inginkan ternyata ada di depannya, setelah semua terungkap kehadiran cucu menjadi masalah yang terjadi dalam rumah tangga Ferdi dan lagi semua karena keegoisannya kini semua yang ia inginkan menjadi boomerang untuknya."
Hari berlalu begitu cepat minggu berganti bulan dan kini setahun sudah setelah kejadian di mana keluarga mantan suaminya datang ke rumah bersama ibu dan istrinya. Aisha sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan tanpa ada rasa dendam dalam hati.Kabar hukuman tiga puluh tahun sampai di telinganya, namun Aisha yang diam-diam meminta pihak berwajib untuk mengurangi hukuman jika terbukti Wulan telah sadar dan bertaubat. Semua ia lakukan mengingat wanita yang berusaha untuk menyingkirkan dirinya seusia Ibunya, mana mungkin Aisha tega melakukan hal itu. Menghabiskan waktu lama di dalam penjara hal yang sangat ia takutkan."Kamu yakin nak?""Ya, bund, kasihan. Bund tahu kan Tante Wulan itu sudah cukup umur. Melihat Tante Wulan, aku ingat Bunda,"Ajeng tersenyum begitu beruntung memiliki anak seperti Aisha dan Arga yang selalu memikirkan perasaan orang lain meski hatinya terluka. "Apa Bunda tidak setuju, dengan keputusan yang aku ambil ini?""Tentu tidak sayang. Justru sebaliknya Bunda sang
Kesibukan terlihat di salah satu hotel ternama di ibukota bukan hanya pengantinnya saja tetapi pihak keluarga dari pembelai pria pun sangat sibuk bukan karena tidak percaya dengan orang lain, tetapi mereka ingin memberikan kesan tersendiri untuk salah satu keluarga mereka yang tidak lain adalah Arga yang akan menikah dengan Wina. Pernikahan berlangsung dengan hikmah pagi tadi dan malam nanti dimulainya pesta yang tentu dengan meriah dan mewah. Mengingat Wina hidup sebatang kara sebab sang Bibi yang dulu mengurusnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu sehingga semua disiapkan oleh keluarga Ajeng. Aisha orang yang menyatukan hubungan mereka justru kini ia disibukkan dengan segala kerempongan yang dilakukan adik iparnya yang begitu cemas mengingat mereka akan menghabiskan malam untuk pertama kalinya dengan seorang pria. Berulang kali Aisha menjelaskan bahwa hal itu lumrah terjadi karena ia pun pernah merasakan hal yang sama yang kini dirasakan oleh Wina sebab saat itu Aisha begit