"Mas, aku mau cerita sesuatu," ucap Kinan saat makan malam dengan Jaka tadi."Ada apa emangnya sayang kok pakai ijin segala, boleh banget donk kalau mai cerita," jawab Jaka."Mas kemarin waktu aku main di panti, aku bertemu Nenek Arini. Dia adalah mama dari almarhum papaku," terang Kinan pelan sambul melihat respon Jaka."Tunggu, maksudnya bagaimana ini? Kamu masih ada keluarga lain gitu? Kenapa baru muncul sekarang setelah belasan tahun Kinan?" tanya Jaka kembali."Ceritanya panjang, intinya Nenek baru pulanh berobat keluar negeri, sewaktu balik keaini beliau mencari jejakku belum ketemu dan baru ketemu waktu kemarin di panti asuhan itu," jawab Kinan menjelaskan kepada Jaka."Mas jujur masih nggak percaya, kamu nggak curiga gitu Kinan. Kenapa dia tiba-tiba muncul? Mas hanya khawatir kalau kamu dimanfaatkan," terang Jaka. Dia takut kalau Kinan masih mempunyai saudara lalu Kinan akan mempunyai sandaran hidup lain. Jaka tidak mau Kinan bersandar dengan orang lain selain kepada dirinya.
Keesokan harinya saat sedang menyiapkan baju kerja suaminya, Kinan mendapati ponsel suaminya berdering. Kinan menatap nama yang muncul di layat, Miss S, tertulis dengan jelasnya.Kinan berpikir sambil mngerutkan alisnya. Siapa yang menelepon ini kenapa namanya pakai inisial begini. Akhirnya Kinan memutuskan untuk menunggu Jaka keluar dari kamar mandi agar busa menanyainya langsung, sedangkan dering suara telepon pun berhenti.Tidak berapa lama Jaka pun keluar dari kamar mandi, Kinan langaung memberondongnya dengan pertanyaan mengenai idetintas penelepon yang menelepon suaminya barusan."Mas tadi ada telepon dari Miss S tulisan di layar, siapa itu Mas?" tanya Kinan dengan hati-hati.Jaka terlihat kaget mendengar pertanyaan Kinan dan langsung melihat ponselnya guna memastikan siapa yang menelepon."Emm.. Anu sayang itu klien di kantpr. Iya klien," jawab Jaka sambil tergagap yang tentu saja menimbulkan kecurigaan Kinan. Dia oenasaran ada apa dengan suaminya."Oh kenapa disimpannya pakai
"Sorry beb, pas aku telepon tadi aku lagi mandi. Untung aja Kinan nggak curiga," ucap Jaka di telepon. Dia sedang menelepon seseorang di tengah perjalanannya menuju kantor."Iya sayang, tadi aku cuma pengen memastikan kita jado sarapan bareng kan pagi ini, aku kangen loh," balas seseorang di seberang telepon."Jadi donk, ini aku otw ke tempat kita ketemuan ya," jawab Jaka sembari tersenyun bahagia. Dia merasakan seperti puber kedua. Dia baru kemarin berhubungan dengannya lagi tapi itu sudah bisa membuatnya begitu berbunga. Dan perasaan yang dipunyainya membuatnya bahagia hingga senyum sendiri.Jaka lupa bahwa dia sudah mempunyai seseorang yang selalu setia menemaninya selama ini. Perasaannya seperti baru mengenal cinta. Jauh bau wangi dekat bau busuk, itu yang dirasakan Jaka saat ini. Dia merasa hubungannya dengan Kinan akhir-akhir ini sedikit hambar. Tiba-tiba dia merasa bosan kepada istrinya itu. Padahal Kinan sendiri sudah berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya, begitulah
Entah kenapa di rumah Kinan merasa perasaannya tidak enak kepada suaminya, dia takut terjadi apa-apa dengan suaminya itu. Akhirnya dia pun menelepon suaminya untuk memastikan suaminya baik-baik saja.Dia menelepon suaminya beberapa kali tetapi tidak diangkat oleh suaminya itu, Kinan masih berpikir positif suaminya mungkin sedang rapat. Akhirnya dia melakukan shalat dhuha untuk menenangkan perasaannya. Selesai shalat dia menengadahkan tangannya untuk berdoa."Ya Allah, hamba pasrahkan suami hamba kepada Engkau. Jagalah dia selagi dia tidak ada dalam penjagaan hamba. Hamba pasrahkan keaelamatan dia pada Engkau Ya Allah," ucap Kinan dalam doanya.Kinan tidak tahu jika di luar sana suaminya sedang memadu kasih dengan seseorang di masa lalunya. Kinan berusaha berpikiran positif dan tetap mempercayai suaminya.***Sementara itu di cafe, Jaka dan Saskia masih menikmati momen kencan mereka. Terlihat sekali mereka seperti dimabuk asmara. Mereka bahkan tidak malu untuk saling bersuapan seolah d
Tanpa mereka sadari Ferdi sedari tadi mengikuti mereka dan mengambil beberapa foto sebagai barang bukti, termasuk pada saat mereka masuk ke dalam hotel pun tidak luput dari jepretan Ferdi.Sementara itu Nenek Arini memikirkan langkah selanjutnya yang akan dia perbuat untuk menolong cucunya. Dia merasa kasihan pada nasib cucunya yang dikhianati itu. Dia pun segera menelepon Kinan dan meminta untuk bertemu."Hallo assalamualaikum, Nek? Apa kabar?" jawab suara di seberang telpon tidak lama setelah dering berbunyi."Waalaikumsalam Kinan, Nenek kabarnya baik-baik saja. Nenek ingin bertemu kami hari ini bisa? Kebetulan Nenek sedang ada di Surabaya untuk memantau cafe. Kamu datang langsung saja ke tempat Nenek ya? Atau Nenek saja yang datang ke rumahmu?" tanya Nenek Arini to the point."Maaf Nek, tapi Kinan belum ijin Mas Jaka. Kinan takut kalau Kinan pergi tanpa ijin Mas Jaka, nanti dia marah seperti kemarin," jawab Kinan pelan. Dia takut Jaka akan memarahinya lagi seperti kemarin jika dia
"Bagus ya Kinan. Sudah berani kamu memasukkan orang asing ke rumah!" maki ibu mertuanya ketika mendapati Kinan sudah menutup pintu.Kinan terperanjat mendengar makian ibu mertuanya. Dia hanya diam tidak berani menjawab, karena Kinan tahu semakin dia menjawab, ibu mertuanya akan semakin marah kepadanya. Untungnya dia sudah menjelaskan kepada suaminya tentang neneknya. Meskipun dia tahu suaminya tampak acuh saat mendengar ceritanya. "Jangan diam saja, jawab Kinan! Akan aku laporkan nanti kepada Jaka. Agar dia tahu kelakian istrinya yang suka memasukkan orang sembarangan ke dalam rumah. Bagaimana kalau ada barang yang hilang Kinan. Kamu bisa ganti?" ibu mertuanya terus menerus mengomel membuat Kinan semakin ingin menangis"Maaf Bu, tapi itu memang nenek Kinan yang baru bertemu kemarin waktu di panti asuhan," ucap Kinan sembari sesenggukan. Dia sedih ibu mertuanya tidak henti-hentinya memfitnah sang nenek. Padahal baru kali ini Kinan membawa tamunya masuk ke rumah karena sebelumnya meman
Kinan memutuskan untuk menelepon sang nenek karena tidak mau membuat nenenknya merasa khawatir. Setelah beberapa deringan akhirnya teleponnya diangkat."Hallo assalamualaikum nenek," sapa Kinan dengan nada suara seriang mungkin."Waalaikumsalam Nak, kamu baik-baik saja? Tadi ibu mertua kamu marah ya?" tanya sang nenek dengan nada khawatir."Ah tidak kok Nek, maafin ibu mertua Kinan ya. Beliau memang suka ceplas-ceplos seperti itu," ucap Kinan pada sang Nenek."Tidak apa, nenek sudah bisa membaca kalau ibu mertua kamu itu selalu menilai segalanya dengan uang kan?" tandas sang nenek to the point."Ah bukan begitu Nek. Intinya Kinan minta maaf sekali karena sikap ibu mertua Kinan yang kurang ramah," sahut Kinan.Kinan mengobrol panjang lebar dengan sang nenek. Dia senang akhirnya mempunyai seseorang yang bisa diajak mengobrol selain suaminya yang dari tadi tidak bisa dia hubungi."Kinan maaf Nenek harus berkata jujur, kamu sebaiknya harus lebih mengawasi suami kamu. Bukannya apa-apa tapi
Sementara itu di hotel melati yang disewa oleh Jaka dan Saskia, terjadi sedikit kerusuhan. Mereka bergantian memasuki kamar mandi tidak henti. Perut mereka sakit sekali tapi mereka tidak bisa menebak apa yang menyebabkan mereka menjadi sakit perut seperti itu. Mereka sama sekali tidak mencurigai makan di cafe tersebut karena mereka sakit perut jeda 2 jam setelah mereka makan makanan tersebut."Mas, perutku sakit banget nih. Capek aku ke kamar mandi terus seperti ini" protes Saskia pada Jaka."Kita ke rumah sakit aja deh yuk. Takutnya kita dehidrasi kalau seperti ini. Apa kita ada alergi ya, kok bisa barengan gini sakit perutnya?" ujar Jaka yang sama sekali tidak mencurigai makanan di cafe yang mereka makan itu."Yah batal deh aku ena-ena ma kamu, Mas. Yaudah deh kita ke rumah sakit aja," balas Saskia sambil memegangi perutnya yang terasa melilit.Dua orang pasangan di mabuk asmara yang sedang sial tersebut segera peegi meningvalkan hotel tempat mereka akan menginap dan gegas menuju ke