Share

Bab 79

"Hati-hati dalam berbicara ya, Yuk. Pakai nyangkutin ini sama hal mistis seperti itu!" ucapku meradang.

"Loh, aku cuma kasih saran aja, kok."

Terdengar bunyi langkah menuju tempatku dan Yuk Mei bertengkar. Ternyata Ibu.

"Ada apa, toh? Kalian berdua ini, sudah tua tapi masih saja kaya bocah. Berantem terus kerjaannya."

"Lob, Lek Rus, aku cuma ngasih saran aja, kok. Ghani kaya gitu tuh karena ketempelan. Lagian, bayi baru enam bulan saja sudah dibawa pergi-pergi terus. Susah sih, jadi orang panasan," sewot Yuk Mei.

"Apa kamu bilang? Siapa yang panasan? Menantuku? Jangankan ke alun-alun, rumah sama motor bututmu itu bisa kubeli!" ucap Bu Mega, beliau memang selalu savage kata Desi, dalam menanggapi omongan orang.

Semenjak hidup di kota, aku jadi lebih memperbarui bahasa-bahasa aneh. Kata Desi, lebih baik tahu dari pada tidak, masalah mau dipake apa nggak, itu urusan nanti hihi.

"Saya tahu, kalian dari kota, masa iya sanggup beli rumahku. Dan lagi ya, Bu, itu bukan motor butut. Kel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status