Beberapa menit sebelumnya...
"Duh ... ganggu banget, deh!" Almira menggerutu, sambil melangkah tergesa-gesa menuju toilet yang letaknya cukup jauh dari Pendopo—tempatnya makan.
Setibanya di toilet, Almira bergegas masuk dan membuang hajat yang sedari tadi mendesak di bawah sana. Almira meringis, saat rasa perih kembali terasa di bagian intinya. Pagi tadi Sandi rupanya hanya modus, dibalik bantuan yang diberikan pada Almira. Suaminya itu meminta jatahnya lagi dengan beralasan tidak tahan melihat tubuh polos Almira.
Mau tak mau, Almira pun hanya pasrah, dan menikmati aktivitas intim dengan Sandi di kolam Jacuzi.
"Aduuh ... perih." Almira sampai menggigit bibirnya, seraya membasuh inti tubuhnya dengan air.
Begitu selesai, Almira lantas keluar dan mencuci tangannya terlebih dahulu di wastafel, sembari mengecek riasan di wajahnya.
"Ma
Selepas sarapan, Almira mengajak Sandi jalan-jalan, karena dia ingin menghabiskan banyak waktu bersama suaminya itu. Tentu, Sandi pun tidak menolak ajakan tersebut, lantaran dia sendiri ingin menyenangkan hati sang istri yang selama ini dia abaikan. Walaupun, ada Sandra dan Danu yang ikut serta dalam rencana bulan madunya ini.Tak masalah dan sama sekali tak mempengaruhi niatnya tersebut, Sandi justru akan memanfaatkan momen ini untuk menegaskan, jika dia sudah mulai move on. Agar Sandra sadar dan tidak lagi berharap kepadanya.Dengan mobil sewaan yang memang sudah disediakan oleh pihak Villa berserta sopirnya, Almira dan yang lainya diajak ke suatu tempat yang mungkin tidak akan ditemui di ibukota. Destinasi wisata yang paling terkenal dan populer di Seminyak Bali, berjarak sekitar 20 menit dari Villa. Kendra Galeri—tempat yang memamerkan berbagai macam karya seni lukisan artistik dan unik.Saat tiba di sana, Almira yang memang menyukai hal-hal berbau seni, langsung bersemangat, meny
Seharian berputar-putar mengelilingi Seminyak Bali ternyata cukup melelahkan, tetapi sangat menyenangkan. Almira begitu menikmati kebersamaannya dengan Sandi, tak pernah sekalipun mereka menghabiskan waktu berdua saja semenjak menikah. Ini merupakan pengalaman yang tidak akan pernah Almira lupa. Ide bulan madu dari Khanza rupanya sangat membantu, berkat fashion stylist-nya itu, hubungan Almira dan Sandi semakin ada kemajuan. Perlahan tapi pasti, Almira berharap jika sang suami akan menuliskan namanya di hati, menggantikan nama sang mantan yang telah bertahun-tahun betah menguasai. Almira tidak pernah tahu seperti apa sosok perempuan yang sangat dipuja suaminya itu, Sandi juga tidak pernah bercerita secara gamblang, menyibak masa lalunya yang katanya penuh kenangan manis.Ah, andai saja Almira tahu, tentu dia tidak akan merasa penasaran selama tiga tahun terakhir. "Mas, lagi apa?" tanya Almira pada sang suami yang terlihat menatap serius layar ponselnya. Almira yang baru saja selesa
"Perasaan baru kemaren, deh. Tau-tau udah pulang aja." Entah sudah ke berapa kalinya, Almira mengeluh, dirinya seakan enggan pulang ke Jakarta dan mengakhiri masa-masa bulan madunya bersama sang suami tercinta. Almira masih belum puas menghabiskan waktu berduaan di Pulau Bali ini.Keluhan Almira disambut kekehan oleh Sandi yang sibuk membereskan beberapa barang yang hendak dibawa pulang ke Jakarta. Istrinya itu membeli banyak sekali oleh-oleh untuk orang rumah juga teman-temannya. Almira juga membelikan orang tua dan mertuanya. "Kalo aku senggang, besok-besok kita bisa ke sini lagi, Sayang. Jakarta Bali itu 'kan deket, kita bisa kapan aja ke sini," ucap Sandi, meletakkan koper merah tua yang berisi perlengkapan pribadinya bersama Almira di dekat pintu. Supaya memudahkan petugas Villa tempatnya menginap. Bibir Almira mengerucut, lalu beranjak dari tempat duduk dan mendekati Sandi. "Tapi bulan-bulan besok jadwal pemotretan aku banyak, Mas. Mana udah tanda tangan kontrak semuanya." Di
Sepanjang perjalanan kembali ke Surabaya, raut Sandra tampak begitu masam. Kemesraan Sandi dan istrinya benar-benar membuatnya makin merasa iri. Padahal, selama berada di Bali, dia terus saja berupaya menarik kembali perhatian sang mantan kekasih. Namun sepertinya, Sandi tidak terpengaruh sedikit pun, bahkan terkesan tak acuh. Sandra merasa tidak terima bila namanya telah tersingkir oleh nama Almira di hati Sandi. Sandra pikir jika lelaki yang dulu memujanya ini tidak akan pernah bisa move on. Sandra yang terlalu percaya diri atau Sandi yang memang telah melupakannya. Tiga tahun tentu bukan waktu yang singkat, mengingat jika dulu dia dan Sandi begitu saling mencintai. Sampai pada suatu ketika Sandra meminta berpisah lantaran dirinya yang tidak bisa bersabar menjalani hubungan jarak jauh bersama Sandi.Ah, dia memang sangat bodoh sebab telah menyia-nyiakan lelaki sebaik dan setampan Sandi. Kalau boleh jujur, Sandra berharap bisa kembali menjalin hubungan dengan Sandi, tak peduli pada
Semua keluarga besar sedang berkumpul di rumah milik Sandi dan Almira. Mereka nampak begitu bahagia dengan kembalinya pasangan yang baru saja selesai menghabiskan masa bulan madu. Orangtua Sandi tak henti memuji sang menantu yang selama ini terkenal mandiri dan baik hati, kendati Almira tak kunjung memberi mereka seorang cucu. Namun, kasih sayang yang mereka punya tak sedikit pun berkurang, bahkan sebagai mertua yang memiliki anak tunggal, orangtua Sandi tak sekali pun mendesak Almira ini itu. Profesi yang disandang bertahun-tahun oleh Almira juga tidak pernah dipermasalahkan. Sepenuhnya, mereka mendukung istri Sandi itu.Diantara semua orang yang begitu terlihat bahagia, hanya ada satu orang yang nampak merasa kesal sekaligus muak. Telinganya terasa panas mendengar kalimat-kalimat pujian yang terlontar dari para manusia membosankan ini. 'Apa hebatnya si Almira, ck! Kenapa semua orang terlalu membesar-besarkannya? Perasaan biasa aja?' Sandra terus menggerutu penuh kedengkian dalam ha
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Almira sudah terlihat sibuk berkutat di dapur dengan dibantu oleh asisten rumah tangga. Menyiapkan beberapa hidangan khusus disantap di pagi hari bersama keluarga besarnya yang kebetulan tengah menginap. Meskipun Almira sibuk dengan segudang jadwal pemotretan, perempuan itu tak pernah sekalipun melupakan kodratnya sebagai seorang isteri yang memiliki tanggung jawab. Di luar sana dia memang terkenal sebagai model, yang wajahnya seringkali berseliweran di majalah maupun di sosia media, produk iklan dan sejenisnya. Tetapi ketika berada di rumah, Almira menjelma sebagai ibu rumah tangga sejati yang selalu siaga melayani kebutuhan suaminya. Tak hanya kebutuhan luar saja yang mendapat pelayanan ekstra dari Almira. Bahkan untuk masalah perut pun, Sandi tak pernah kekurangan. Masakan dari tangan Almira telah Sandi cicipi sejak di awal mereka menikah. Almira begitu sabar dalam menghadapi Sandi ketika awal-awal pernikahan. Tak ada yang bisa menandingi kesabaran
"Mas, mau ke mana? Kok, udah rapi?" tanya Almira saat baru saja masuk ke kamar dan melihat Sandi sudah terlihat sangat rapi. Kemeja warna putih dan jas abu nampak sempurna di tubuh atletisnya.Sandi menoleh, lalu mengulurkan tangannya ke Almira. "Aku mau ke kantor, Al. Ada urusan sebentar." Dia merengkuh pinggang Almira ke pelukan. "Kantor? Bukannya Mas semalem bilang mau nemenin aku?" protes Almira, merengut manja seperti biasa. Kini dia bisa bebas melakukan apa pun pada suaminya ini, termasuk mengusap janggut Sandi yang sedikit kasar karena habis dicukur.Semalam, Sandi memang sempat mengatakan jika dia ingin cuti satu hari lagi dan menemani Almira ke pemotretan. Namun, mendadak asistennya menelepon dan memberi kabar jika ada hal urgent yang harus segera ditangani. Mau tidak mau Sandi terpaksa pergi ke kantor dan membatalkan rencana awalnya."Maafin aku, Al. Mungkin lain kali, ya? Gak pa-pa 'kan?" Sebenarnya, Sandi juga ingin sekali menemani istrinya ini, tetapi dia tidak memiliki
Acara pengajian yang dilaksanakan di kediaman Danu berlangsung dengan khidmat. Semua para tamu serta keluarga nampak khusyuk mengaji. Berdoa demi ketenangan jiwa almarhum sang pemilik rumah yang telah berpulang secara mendadak.Beberapa jam kemudian, acara tersebut pun berakhir. Satu persatu para tamu pamit sambil menenteng bingkisan yang disediakan tuan rumah selaku pemilik hajat. Tujuh hari sudah Danu pergi, meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi keluarga besarnya terutama sang istri.Masih muda, baru menikah, belum punya keturunan. Namun rupanya, Tuhan lebih sayang pada Danu serta calon anak yang dikandung Sandra.Selesai acara pengajian, para keluarga besar berkumpul. Kedua orangtua Danu, Orangtua Sandra, Orangtua Almira serta orangtua Sandi. Saat ini mereka tengah terlibat obrolan serius mengenai nasib Sandra selanjutnya.Dengan tiadanya Danu secara otomatis Sandra telah menjadi janda yang ditinggal mati. Akan tetapi, perempuan itu harus menunggu masa Iddah-nya selesai terleb