Share

Bab 178. Andai Bisa Diputar

"Zam, doakan ya. Mbak hari Sabtu besok mau lamaran." Sarah tak bisa menahan untuk menyebarkan berita bahagia ini pada sang adik.

Nizam mengerutkan keningnya sembari kembali membungkus sisa makannya yang hanya tinggal lauk saja. Sedangkan nasinya sudah habis tak bersisa.

"Eh mau nikah ni ya? Sama siapa?" Nizam nampak tersenyum juga. "Kenapa nggak dikenalin sama aku Mbak?" Perut kenyang membuat hati Nizam menjadi lebih bahagia. "Apa kamu malu punya adik seorang napi?" tebak Nizam sambil tersenyum.

Memang berada di lembaga pemasyarakatan seperti ini dia juga tentu mendapatkan jatah makanan, tetapi rasanya tentu sanga jauh lebih enak. Apa lagi jika itu hasil buatan tangan orang orang yang tersayang.

Sebuah kebahagiaan tersendiri ketika seorang nara pidana yang dikunjungi keluarganya. Bukan hanya karena bisa melepaskan rindu, tetapi buah tangan dari dunia luar juga begitu mereka harapkan.

"Dia hanya teman satu kantor ku saja kok, Zam. Nggak ada yang spesial dari dia. Nanti setelah lamara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status